Home Bandung Jurnalis Energy World Indonesia Diteror Penelepon Gelap

Jurnalis Energy World Indonesia Diteror Penelepon Gelap

1350
0
ilustrasi

JABARSATU.COM – Teror telepon terhadap jurnalis terjadi lagi. kali ini Media Energy World Indonesia jurnalisnya tersambar teror murahan, adalah Reyza Keroro jurnalis yang kena teror, terjadi pada Senin (11/7) sekitar pukul 20.00 WIB. Ancaman teror telepon gelap ini datang tanpa nomor dimana dibuat private Number. Sebuah bentuk intimidasi “Kamu Reza ya…tolong jangan bikin gaduh, pemberitaan kok begitu,”ujar Reyza menjelaskan bentuk terornya.

Karena ditanya tak jawab siapa Anda dan tak jelas nomornya, bahkan maksudnya atas pemberitaan mana pun tak jelas berita yang mana yang bikin gaduh. Namun diduga diancamnya dengan teror itu karena Energy World menulis sebuah pemberitaan soal perusahaan minyak plat merah.

Dengan teror ini Reyza yang kini redaktur Media Energy World Indonesia mengaku tak nyaman dengan adanya teror telepon gelap itu karena pihak penelepon tidak bertanggung jawab. Sedangkan nomer gelap itu tidak bisa diketahui. “Kalau ada nmrnya saya akan kejar dan saya telepon balik,” ungkap Reyza.
Salah satu ancaman dalam telepon gelap itu, bahwa reyza menjadi target peneror yang persisnya atas mengatakan  pembritaan yang bikin gaduh.
Reyza mengaku akan menyelidiki siapa yang telah melakukan teror dengan telepon gelap itu, dan jika diketahui maka akan melakukan upaya hukum. Indonesiakan negera hukum. “Karena telah menciptakan ketidaknyamanan dan telah berencana melakukan tindakan kriminal dan paling penting menghalangi tugas jurnalistik saya,” jelas Reyza kepada media, Selasa (12/7)

Belakangan memang diketahui rupanya ada pemanik jurnalis EnergyWorld Indonesia (EWINDO) dengan sebuah perusahaan plt merah yang melarang masuk meliputan dalam acara sebuah buka puasa tidak membolehkan masuk di acara itu di duga kuat akibat Laporan Majalah EWINDO edisi Mei 2016, yang mengangkat PERTAMINA DALAM PUSARAN PENYAMUN, padahal jurnalis EWINDO sudah konfirmasi. Baca lengkapnya http://energyworld.co.id/2016/07/02/hai-pertamina-kenapa-jurnalis-kami-anda-tolak-meliput/

Dilarang masuk dalam acara buka puasa PT PERTAMINA setelah di telisik kami mendapatkan dari sumber kami bahwa Majalah EWINDO edisi Mei 2016 tercatat media yang “diawasi”. Dan berujung jurnalis kami tidak boleh masuk meliput. Ini juga mungkin karena kami juga akan mewawancarai Dirut PERTAMINA dimana soal tender pltgu muara tawar baca: http://energyworld.co.id/2016/05/03/dirut-pertamina-diduga-berbohong-soal-proses-tender-isc/ dan baca: http://energyworld.co.id/2016/06/25/pertamina-terjepit-diantara-gajah-dibelakang-tender-pltgu-java-muara-tawar/

Namun pemantik ini akhirnya melebar dan kami ingin sampaikan ke pembaca bahwa Laporan Utama  majalah edisi Media silakan juga kalau akan membaca majalah edisi Mei 2016 bisa Anda dapat majalahnya di toko buku terkemuka di Indonesia dan agen media, jelas Reyza.

IMG_20160514_214458_editDan perlu kami sampaikan juga bahwa kami bukan media abal-abal. Media kami bukan sekadar online tapi ada media cetaknya.

“Kami sampaikan secara tegas karena ada teror ke jurnalis kami lewat saluran telepon Senin (11/07/2016) malam agar jangan bikin panas dan harus meredam pemberitaan Bagi kami ini sebuah teror. Dan kami tidak terima teror ini. Inilah bentuk intimidasi yang akan mengancam nilai jurnalisme kami,”ujar GROUP EDITOR IN CHIEF Aendra M Kartadipura.

Masih kata Aendra Jika mau klasrifikasi pemberitaan silakan kirim bantahan jagan teror ginilah, ini kan kampungan kalau perusahaan besar apalagi milik negara kan malu masa melakukan teror. “Catat kami tidak akan diam,”tutup Aendra. -wed/res