CATATAN KURATORIAL AENDRA MEDITA KARTADIPURA*)
Koleksi pribadi dan kearsipan sebuah data yang masuk dalam ruang kekuatan jiwa. Selama lebih dari 40 tahun perupa Andi Sopiandi menyimpan dan mengumpulkan koleksinya ada yang diberi oleh seniman ada yang di barter karyanya dengan karya perupa atau karya seni lainnya.
Saya memahami betul siapa Andi Sopiandi, saya kenal ia sejak 1990-an. Waktu yang cukup lama. Pantaun saya kepada Andi bukan waktu yang singkat. Saya tahu banget dimana Andi tinggal baik di lokasi saat ia masih bujangan dan saat kemandiriannya sampai saat ini yang memiliki tempat sangat indah di Bandung. Sekadar mengingat saja, rumah Andi mulai saat di Sukajadi bawah, Cihampelas, kemudian ke Sukajadi lagi (atas) (tepatnya belakang Mall PVJ) saya paham dan kini ia berada di Cipaheut Cigadung, tepatnya
yang studio ini dijadikan pameran saat ini. Studio yang tumbuh dalam perjalanannya, view lapangan Golf dan mentari yang menyinari setia setiap pagi adalah anugerah yang tiadatara dari Yang Maha Kuasa.
Ya Andi’s Studio yang kini menggelar karya-karya koleksi seni rupanya. Dengan penuh rasa tanggung jawab yang apik ia mengumpulkan karya, lebih dari 1991 sampai 2022, ia juga suka berkolaborasi dengan sejumlah seniman di Indoensia. Selain guru bagi murid-murid yang telah tersebar di sleuruh dunia, Andi adlaah guru yang sangat konsisten.
Dalam catatan ini saat Andi bilang ke saya tolong di kuratorial dong koleksi saya. Saya bilang saya menulis saja kalau kurator nanti banyak yang heran karena saya hanya penulis dan pemimpin media seni. Saya memang banyak menulis soal seni, jadi tidak hanya seni rupa. Tapi semua adalah laporan dan satu pandangan apresiasi seni sebagai yang melihat dari kacamata jurnalism.
Memang ada banyak asam garam saya melihat karya-karya dalam seni rupa, pertunjukan atau seni tadisi dunia. Melihat karya-karya para seniman dunia di sejumlah negera yang saya sempat kunjungi di dunia, mulai Smithsonian Museum USA, Indian-African, Malaysia, Singapore, Saudi dan lainnya dimana sejumlah koleksi-koleksi tetata apik dan penuh sejarah.
Andi sempat menyampaikan pameran ini bukan untuk show koleksi saya tapi merupakan upaya memperkenalkan yang saya koleksi, karean yang saya koleksi adalah karya teman dan masetro seni rupa yang dikumpulkan, misalnya karya MAestro Jeihan saya karean dekat dengan beliau dan saya mengajar cucunya melukis dasar.
“Saya juga mengkoleksi karya teman baik lukisan maupun fotografi sejak 1992 dan ini ingin sampaikan rasa nilai apresiasi saya yang tinggi terhadap semua dan saya ingin berbagi kepada masyarakat umum bahwa ini bagian dari karya sejarah yang bisa dilhat,” jelas Andi.
Tentu karya-karya koleksi seni rupa ditunjang data dan arsip yang keren misalnya dimana karya lukis atau foto saat dia terima pengkolkseiannya adalah ada buku acara pameran ada juga poster dan karya tulisan yang mengulas.
Andi telah menyimpan karya Jeihan “Wajah” misalnya tahun 1991 wajah perempuan, dan juga “Wajahku” 2019 nampak potret diri Jeihan sendiri. Dan pada tahun 2014 Wajah “Andi” yang dilukis Jeihan.
Ada juga karya pelukis Redha Sorana “Menong” 1995, Lukisan Deden Sambas “Wanita” 1998, lukisan Rosid “ujang” 1997 cat air di atas kertas, lukisan AR Tanjung “Surabi Bandung 2022 dan “Sketsa#16” karya Adi Azasi Jeihan sketsa diatas kertas, Lukisan Supriatna “Tubuh-tubuh liminal” 2022, Lukisan Wahyu Srikaryadi yang kini banyak mengeksplor Patung juga Andi pynya lukisan yang dikoleksi Andi berjudul “Kasih Ibu Sepanjang Masa” 1999. Ada karya perpua yang sering pameran di Eropa Tondi Hasibuan “But Love 2000, fotografi karya Agung Widjarano “Jendela Hati” 2016 dan karya Foto “Noah” 2018 karya Dede Priana.
Koleksi Andi tidak sebatas dimiliki kini akan dipajang pada Pembukaan 25 Desember 2022 dan akan dipamerankan untuk memperkenalkan dan mensosialisasi karya kolkesinya dari mulai 26-28 Desemebr 2022 untuk umum.
Karya-karya koleksi Andi paling tidak dipamerkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar dan inilah seniman yang peduli atas karya koleksi kawan seniman yang yang terus mengangkat silaturahmi budaya melalui jiwa-jiwa dan karya nyatanya.
Saya melihat bahwa publik akan dapat edukasi baru dari sosok seorang Andi yang pelukis peduli pada karya rekannyanya yang memang memiliki kolkesi yang tertata. Lebih daripada itu karya yang ditata dalam pameran ini menjaid nilai hakiki.
Selamat pameran dan inilah edukatif yang luar biasa. Sehingga jika ada diskusi luas maka ini merupakan bagian meneruskan semangat atau sampel baru dalam dunia seni mengkoleksi dan juga memberikan arti bahwa sebuah karya yang tersimpan memang harus juga disajikan untuk apresiasi bagi publik. Tabik…!!!
*) penulis pemimpin redaksi majalah SENI pencinta kopi