JABARSATU.COM – Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi gelar Pasanggiri Kreasi Upacara Adat Mapag Panganten Sunda ke 4 tingkat Jawa Barat, tanggal 15 Juli 2023 pukul 08.00-23.00 wib. di Gedung Cimahi Technopark, Jl. Baros No. 78 Cimahi Selatan Kota Cimahi.
Kepala Disbudparpora Kota Cimahi, Achmad Nuryana mengatakan kegiatan ini digelar dalam upaya menggali kembali dan mengembangkan adat istiadat prosesi penjemputan calon atau pengantin pada pernikahan masyarakat Sunda yang berkembang di masa lalu hingga saat ini.
“Pasanggiri Kreasi Upacara Mapag Panganten Sunda mendorong budaya lokal seperti adat istiadat, ritus, seni, pakaian, makanan dan budaya lainnya yang ada dalam prosesi pernikahan Sunda menjadi bagian dari budaya global yang memiliki nilai etik, estetik, edukasi dan nilai ekonomi dari masa ke masa,” ujar Achmad Nuryana dalam siaran pernya, Kamis (13/7/23).
Tandasnya, sebagai perwujudan pemajuan kebudayaan dalam mendukung pengembangan daya tarik wisata serta memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat ekonomi dari berkembangnya kegiatan kebudayaan dan pariwisata di Kota Cimahi.
“Kegiatan ini memberi ruang pada pelaku budaya di Jawa Barat untuk mengembangkan kreatifitasnya dengan menggali kearifan budaya lokal yang berhubungan dengan prosesi pernikahan sehingga dapat meningkatkan nilai keekonomiannya,”jelasnya.
Menurutnya, kegiatan ini sempat terhenti selama tiga tahun akibat pandemi covid-19. Tahun 2013 baru bisa kembali dilaksanakan dengan melibatkan 18 peserta dari komunitas seni perwakilan Kota/Kabupaten di Jawa Barat.
“Rangkaian kegiatan terdiri dari Festival Kuliner Sunda, Pameran Wedding Tradisional, Pameran Industri Kreatif dan Pagelaran Seni Budaya,”ungkapnya.
Publikasi dan promosi budaya lokal yang berhubungan dengan prosesi pernikahan lebih khusus dalam upacara penyambutan calon atau pengantin ini bukan sekadar perhelatan budaya yang sifatnya menawarkan tontonan semata, tapi lebih dalam memberi tuntunan pada masyarakat luas tentang nilai-nilai yang terkandung dalam mengarungi kehidupan bersama, berkeluarga dan bernegara.
”Besar harapan kegiatan ini berkelanjutan hingga mewujud menjadi Festival Upacara Adat Pengantin Nusantara, yang ujungnya berdampak pada peningkatan kreatifitas, produktifitas, kualitas dan perekonomian pelaku budaya, masyarakat, dan pendapatan asli daerah,”pungkasnya. (JBS)
Darurat Judol vs Kesejahteraan Rakyat
(Budi Arie Terlibat?!)
GEBLEG! Kata yang pantas disematkan terhadap kasus judi online (judol). Pihak yang seharusnya menjadi "benteng terakhir", justru bobol --...