Lanang Raih Master di UCL London, Angan Sejak Bocah
TAPAK cerita menuai peristiwa. Nizar Lanang, namanya yang berjumpa kisah nyata. Tiga pekan lalu, diwisuda program master di University College London (UCL) Inggris.
Kisah menyertai 15 tahun silam. Usianya baru 10 tahun, masih kelas 3 di SD As-Salam Bandung. Serupa biasa saja, ketika sang bocah gandrung klub Chelsea. Kala itu juara back to back Liga Inggris 2005 dan 2006. Tak kecuali pesona sang bintang, Frank Lampard. Karuan lengkap dengan koleksi atribut Chelsea.
Tak cuma itu, Lanang pun kepincut dan nge-fans grup Changcuters lewat hit bertajuk Hijrah ke London. Bait lagu (bagai) menginspirasi. Kau berkelana ke negara sepakbola, ingin aku menyusulnya. Berlanjut dia jauh, dia jauh — aku rindu, aku rindu. Bait akhir berbunyi: London, London, ingin ku ke sana.
Sepenggal kisah yang melintas angan seorang bocah. Tersirat obsesi tak bunyi. Tak nyana bakal berjumpa. Kisah lama tak terduga menjadi cerita nyata. Suatu peristiwa yang sudah berlalu, bahkan mungkin dianggap tak mungkin terjadi — tiba-tiba muncul kembali dan menjadi kenyataan. Menggerakkan hati sanubari.
Sungguh, skenario Illahi dan manusia tak mampu menduga. Kelak, dalam rentang 15 tahun — Lanang beroleh takdir menjejakkan kaki di London. Kota dunia dengan pesona pendidikan tinggi dan budaya melegenda.
Dari ITB ke UCL London
Nun jauh di negeri orang. Di seberang samudera, melewati batas antarnegara dan benua. Lanang lolos seleksi program beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dari Kementerian Keuangan RI tahun 2023. Universitas Sydney di Australia, sudah siap menampung. Lanang memilih program studi Strata 2 atau master di UCL. Pertimbangan utamanya, efektif dan efisien waktu. Kuliah full time selama hanya setahun. Berbeda format di Australia yang harus ditempuh dua tahun.
Nizar Lanang, kini 26 tahun. Adalah alumni Fakultas Ilmu dan Teknik Kebumian (FITB) jurusan Teknik Geologi ITB. Rampung dalam tempo 3,5 tahun dan lulus dengan predikat cum laude pada Juli 2020. Bersamaan masa pandemi Covid-19, yang mengharuskan ujian akhir dilakukan secara virtual (nonfisik). Karuan memupus tradisi wisuda yang dinanti berlangsung semarak dan kenangan.
Anak bungsu dari pasangan Imam Wahyudi dan Nining Juaningsih, sejatinya lulus program S-2 di UCL pada September 2024. Dengan prestasi distinction atau kelulusan tertinggi yang setara “dengan pujian” atau cum laude dalam sistem pendidikan Indonesia. Lanang berhak atas gelar Master of Science (M.Sc.) bidang Project and Enterprise Management. Gelar di belakang namanya, menjadi S.T., M.Sc. Wisuda lulusan S-2 di UCL diberlakukan sistem kloter (bergilir) dan terjadual 14 Mei 2025 lalu. “Seru dan mengharukan,” kesan Lanang yang tak sempat diwisuda saat lulus S-1 ITB.
Keluarga rela berpisah jauh, demi semangat dan motivasi studi si bungsu. Semasih muda usia yang harus menempa diri untuk hidup mandiri. Akhirnya, bersyukur atas kelulusan di UCL. “Alhamdulillah, membahagiakan dan membanggakan keluarga,” kata sang kakak, Dini Indah Rahmawati, SE yang alumni Universitas Widyatama Bandung.
Bayang “Hijrah ke London
Lanang menempuh pendidikan tinggi lanjutan di universitas papan atas. UCL menempati ranking 4 di Inggris dan peringkat ke-9 dunia versi QS World University 2024. Selepas S-1 di Institut Teknologi Bandung (ITB), langsung direkrut magang di perusahaan konsultan PT Bemako Rekaprima, Bandung. Kiat gercep (gerak cepat), tanpa lebih dulu “nganggur”. Sempat tugas selama enam bulan untuk penelitian sumber air di Timor Leste. Sejak awal 2021, lulus seleksi kerja permanen di kontraktor tambang batubara PT Thiess (Selandia Baru) di Balikpapan, Kaltim.
Format kerja lapangan, berlaku sebulan kerja dan dua pekan rehat atau libur. Lanang pun mengintip peluang program beasiswa untuk studi S-2. Pihak perusahaan, justru beri support. Praktis hanya 1,5 tahun, akhirnya memilih terbang ke London. Berbekal beasiswa LPDP, menempuh program master bidang project manager.
Lanang yang lahir di Bandung, 14 Februari 1998 termasuk dalam 9.974 orang penerima beasiswa LPDP tahun anggaran 2023. Sejumlah penerima itu hasil seleksi dari 33.396 orang pendaftar atau peminat. Dari jumlah “mahasiswa berprestasi” versi LPDP itu, tercatat 4.050 (40,6%) peserta memilih program studi di luar negeri. Selebihnya 5.914 orang (59,4%) di dalam negeri. Lanang termasuk 209 orang Indonesia yang mengikuti program S-2 di UCL tahun 2023.
Perjalanan hidup, begitu tak terduga. Bersyukurlah untuk setiap momen. “Perjalanan studi yang mengesankan,” katanya. Masih terngiang cerita nge-fans klub Chelsea dan lagu Hijrah ke London npada 15 tahun silam, semasa usia SD. Tentu saja, kunjungan ke Stadion Stamford Bridge sebagai home baseChelsea — dilakukan pada kesempatan pertama — di antara waktu luang jadual kuliah di UCL.
Bahkan, benar Hijrah ke London seirama musik grup Changcuter. Berbarengan minat sepakbola, Lanang pun melenggang ke stadion ternama lainnya di London. Antara lain stadion nasional Wembley, Emirates (kandang klub Arsenal), Old Trafford (Manchester United), Anfield (Liverpool) dan terakhir kunjungan ke stadion Tottenham Hotspurs.
Rampung studi di UCL pada September 2024, Lanang menunda pulang ke tanah air. Serentang itu melamar pekerjaan di Inggris dan spasi vakansi sepekan ke sejumlah kota negara ternama Eropa. Liburan paket hemat ke Barcelona, Spanyol — stadion Camp Nou — kandang klub Barca. Beraroma sepakbola, lanjut menembus Italia. Tak cuma ibukota Roma dengan ikon Colleseum, pun melongok Stadion San Siro di Milan. Mencakup kota air Venesia hingga negara terkecil, Vatikan. Berikutnya ke Paris dengan pesona menara Eiffel dan stadion klub Paris Saint Germain (PSG).
Sejumlah tempat ternama dunia di Inggris, menarik untuk dikunjungi. Antara lain rumah aktor Mr. Bean, Harry Potter, Abbey Road yang populer sebagai studio rekaman The Beatles dan klub hiburan pertama manggung pada 15 Agustus 1960. Juga sejumlah tempat yang namanya menjadi titel film layar lebar. Tak kecuali agenda British Broadcasting Corporation (BBC) dengan pergelaran orkestra di Royal Albert Hall.
Kisah perjalanan studi Lanang, bak dongeng yang sarat inspirasi. Tak menduga bakal terjadi. Lagi, semata takdir Yang Kuasa. Seiring bait lagu Hijrah ke London, Lanang menuai ekspektasi.
Mengingatkan saat meninggalkan kota kelahiran dan dibesarkan, pada 17 September 2023. Perjalanan udara menempuh jarak sekira 12.000 km selama 18 jam plus transit empat jam di Doha, Qatar. Perjalanan panjang yang tak sia-sia. Bahkan tampak betah, selepas rampung studi.
Sementara ini lanjut berkiprah di kawasan Inggris Raya sana. Sebait tagar KaburAjaDulu.***