TAJUK: Gedung Sate, Oligarki, dan Karpet Merah: Rakyat Hanya Penonton?

Jabarsatu.com — Kepemimpinan Jawa Barat (Jabar) harusnya Bebas dari Kepentingan Konglomerat dan Agenda Tersembunyi sebuah video viral yang beredar luas menampilkan ada “karpet merah” untuk seorang tokoh pengusaha besar di Gedung Sate. Banyak warganet langsung mengenali sosok itu sebagai bagian dari lingkaran elite bisnis nasional yang kerap dijuluki sebagai representasi dari oligarki ekonomi Indonesia.

Pertanyaannya: untuk siapa karpet merah itu digelar? Dan atas nama siapa penyambutan istimewa itu dilakukan di jantung pemerintahan Jawa Barat?

Gedung Sate bukanlah ruang pribadi kekuasaan, melainkan simbol pemerintahan yang semestinya berdiri di atas kehendak dan kepentingan rakyat. Maka, jika pengusaha besar bisa melenggang masuk disambut secara khusus — sementara rakyat sulit mengakses ruang pengaduan — patut kita pertanyakan ke mana arah kepemimpinan Jawa Barat hari ini?

Ia ingin dekat disebut dengan rakyat, saat Persib juara ia tampil power sekali bak Freddy Mercuri, dan bahkan di sosmed dijadikan KDM Mercuri.

Nah kembali soal kehadiran pengusaha besar di ruang kekuasaan bukan persoalan baru, meski ada satu Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maruarar Sirait atawa Ara.

Namun dalam konteks lain sepertinya inginkan menyiapkan menjelang kontestasi politik, kedekatan semacam ini bisa menjadi isyarat awal dari potensi tarik-menarik kepentingan antara bisnis dan birokrasi.

KDM atawa Kang dedi Mulyadi singkatan yang mulai ramai diperbincangkan, kini disorot tajam. Publik berharap, pemimpin baru Jawa Barat tidak menjadi alat dari kekuatan modal.

Jangan ulangi sejarah di mana pemimpin daerah hanya menjadi pelayan kepentingan elite ekonomi yang berlindung di balik program pembangunan.

Jawa Barat memiliki warisan perjuangan yang besar. Maka setiap gerak kekuasaan harus transparan, berpihak pada rakyat, dan bebas dari bayang-bayang kepentingan terselubung.

Gedung Sate tidak boleh menjadi panggung sandiwara di mana rakyat hanya jadi penonton. Karpet merah untuk siapa? Rakyat menanti jawabannya.  Tabik…!!