Home Bandung Belum Waktunya : Terlalu Berharap Kepada Prabowo

Belum Waktunya : Terlalu Berharap Kepada Prabowo

53
0
Sutoyo Abadi/ist

—— Sutoyo Abadi : 12.04.2025

Marak dalam persepsi, kesan dan keimage masyarakat bahwa situasi saat ini ibarat _”lepas dari mulut Buaya, masuk ke mulut Harimau yang sudah ompong.

Terkesan Prabowo yang dulu bukanlah Prabowo yang sekarang. Prabowo yang dulu, di dukung banyak tokoh masyarakat, kalangan  cendekiawan, mahasiswa, Kyai, ulama garis lurus, santri, dll.

Prabowo yang sekarang sudah sangat berbeda, lebih tepatnya setelah masuk lingkaran kekuasaan, menduduki jabatan menteri pertahanan dan atas rekayasa hasil Pilpres skenario Jokowi dan oligarki, Prabowo berubah sifat , karakter dan kepribadiannya. Bahkan terkesan tunduk pada oligarki dan mengakui Jokowi sebagai guru politiknya.

Jangan terlalu banyak berharap kepada Prabowo, karena, Prabowo itu tak lebih dari kekuasaan Jokowi Jilid 3. Apalagi ada Gibran anak haram konstitusi sebagai wakilnya adalah anaknya Jokowi.

Yang memenangkan Prabowo menjadi Presiden itu adalah, para mafia dan cukong yang sama ketika memenangkan Jokowi menjadi Presiden Boneka hingga 2 ( dua  ) periode.

Selama 2 ( dua ) periode 1O ( sepuluh  ) tahun itu  para mafia dan cukong hitam Oligarki komunis China RRC, menjaga dan mengawal Jokowi dengan ekstra ketat agar bisa menjalankan missi-nya dengan lancar dan mulus.

Berharap kepada Prabowo adalah suatu yang sia-sia. Sudah bisa di tebak, Prabowo akan melakukan perintah apapun dari sang cukong yang telah berjasa memenangkan dalam Pilpres 2024.

Prabowo punya hutang budi yang sifatnya mengikat dengan jaminan dirinya dan juga keluarganya akan mendapatkan perlindungan ekstra ketat dan berlapis dari para mafia dan cukong hitam oligarki komunis China RRC, yang telah memenangkannya menjadi Presiden boneka penerus Jokowi pendahulunya.

Seperti halnya Jokowi, Prabowo,  tidak mungkin berani menentang perintahnya para cukong hitam oligarki komunis China RRC. Karena, di sekitar Prabowo di kelilingi oleh banyak mata-mata (China RRC) yang selalu mengawasi Prabowo selama 24 jam penuh.

Perlakuan itu, sama persis yang di lakukan terhadap Jokowi selama 2 ( dua ) periode atau 1O ( sepuluh  ) tahun dalam masa jabatannya sebagai Presiden Boneka.

Jika kita melihat, dari para menteri yang di tunjuknya. Hampir sebagian besar di comot dan di ambil dari orang-orang yang sebelumnya membantu Jokowi. Selebihnya, power sharing dari partai-partai dan orang-orang sekitar Prabowo dan Jokowi yang penuh tanda tanya dan bermasalah.

Itu menandakan, bahwa Prabowo tidak mempunyai independensi memilih dan memutuskan siapa saja tokoh dan figur yang layak di pilih untuk membantunya dalam menjalankan tugasnya sebagai presiden.

Hal seperti inilah, yang tidak di mengerti dan di pahami oleh sebagian besar rakyat Indonesia.

Sehingga masih berharap pada pepesan kosong Prabowo yang benar-benar kosong dan tidak bisa di harapkan untuk memperbaiki Negeri ini, selama belum kembali pada jati dirinya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.