LAUNCHING BUKU AENDRA MEDITA, “Jus Soema di Pradja, Sang Jurnalis Pembakar Semangat” Mengejutkan
Menghadiri Launching Buku Karya Aendra Medita, “Jus Soema di Pradja, Sang Jurnalis Pembakar Semangat”, yang di launching di Citos cukup menarik minat puluhan undangan dari pelbagai kalangan Intelektual, profesional, politisi, aktivis hingga para tokoh jurnalis senior hadir.
Acara yang di kemas secara apik oleh Meprindo Communications dan pada peluncuran bukunya “Jus Soema di Pradja, Sang Jurnalis Pembakar Semangat” itu, tepat pada hari ulang tahunnya ke-78, 14 Februari 2025. Buku itu ditulis oleh seorang wartawan muda penuh semangat, Aendra Medita.
“Ini tanda penghormatan buat wartawan senior tiga zaman ini”. Banyak yang hadir tokoh mantan pimpinan mahasiswa “era Malari” dr Gurmilang Kartasasmita dan Yudil Herry Justam; mantan wartawan Kompas, Albert Kuhon ada mantan Direktur BAIS Jend (Purn) Zacky Makarim ada juga pianis dunia Ananda Sukarlan dan kalangan aktivis nasional acara berlangsung dan berjalan sukses.
Acara akan pada, Jumat, 14 Februari 2025 Pukul 15.30 – 18.30 WIB bertempat di MULA by Galeria Jakarta, Cilandak Town Square (CITOS), Jl. TB Simatupang No.17 Jakarta Selatan
Acara ini akan diisi dengan diskusi inspiratif bersama penulis dan hadir tokoh-tokoh pers, serta kerabat, sahabat rekan-rekan yang mengenal Jus Soema di Pradja secara langsung.
Buku ini menjadi bagian dari perayaan Ultah dan penghormatan terhadap perjalanan Wartawan senior 3 Zaman yang penuh dedikasi ini.
Mochtar Lubis selalu jadi role-modelnya. Jus sangat menentang adanya “budaya amplop” yang bagi sebagian teman-teman wartawan dianggap rejeki.
Tapi selepas dari Indonesia Raya yang mati karena dibredel, Jus kemudian bekerja di Kompas. Kami sudah berjauhan, tapi tetap menjaga komunikasi. Selamat ulang tahun Bang JUs dan selamat Aendra bukunya menjadi saksi dari perjalanan wartawan tiga zaman yang sangat idealis.
Potret Seorang Jurnalis Idealis
Setelah penutupan Indonesia Raya pasca peristiwa Malari 1974, Jus bergabung dengan Kompas pada tahun 1976. Namun, masa baktinya di sana tidak berlangsung lama. Pada 13 Februari 1978, Jus mengajukan pengunduran diri sebagai bentuk protes terhadap keputusan pimpinan Kompas yang menandatangani pernyataan dengan pemerintah pasca pembredelan surat kabar tersebut. Dalam suratnya kepada Pemimpin Redaksi Kompas, Jacob Oetama, Jus menulis:
“Setiap penutupan surat kabar oleh pemerintah tentu menimbulkan rasa prihatin dalam diri setiap wartawan yang mencintai profesinya… Akan tetapi keprihatinan yang lebih mendalam dengan ditutupnya surat kabar Kompas baru-baru ini.”
Keputusan Jus untuk mundur didorong oleh keyakinannya bahwa penandatanganan pernyataan tersebut mengancam kebebasan pers dan integritas jurnalistik. Ia merasa bahwa kompromi semacam itu mengikis landasan pers yang bebas dan bertanggung jawab. Setelah keluar dari Kompas, Jus memilih jalur independen sebagai jurnalis lepas, terus mengamati dan mengkritisi perkembangan pers dan politik di Indonesia.
Buku ini memberikan gambaran tentang seorang wartawan yang tidak hanya bekerja untuk berita, tetapi juga memiliki prinsip dan keberanian dalam menyuarakan kebenaran, bahkan ketika harus berhadapan dengan kekuasaan.
Buku “Jus Soema di Pradja, Sang Jurnalis Pembakar Semangat” jelas, buku ini sebuah dokumentasi Sejarah Pers Indonesia. Lewat kisah Jus Soema di Praja, pembaca mendapatkan pemahaman lebih luas tentang dinamika pers di Indonesia, terutama bagaimana pers berhadapan dengan tekanan politik di berbagai era.
Dalam buku tersebut, Aendra Medita tidak hanya mengisahkan perjalanan karier Jus, tetapi juga menyoroti idealisme dan prinsip yang dipegang teguh olehnya. Jus dikenal sebagai sosok yang keras kepala dalam mempertahankan integritas jurnalistik.
Jus Soema di Praja bukan sekadar biografi seorang jurnalis, tetapi juga sebuah refleksi tentang pers, politik, dan perjalanan demokrasi di Indonesia.
Buku ini layak dibaca oleh para jurnalis, sejarawan, dan siapa pun yang tertarik dengan dunia media serta perjuangan seorang wartawan dalam menghadapi zaman.
Dan Jus memberikan spirit kuat. selamat. (TOM)