Home Bandung Lina di Balik Senam “Salsation” yang Kian Marak di Bandung

Lina di Balik Senam “Salsation” yang Kian Marak di Bandung

1190
0

Lina di Balik Senam “Salsation” yang Kian Marak di Bandung

LINA, namanya. Hanya satu kata, pendek saja. Toh, tak sependek kisah cerita. Langkah-langkah kecil yang terbilang membahana.

Lina, nama khas wanita tatar Sunda. Tampak mungil dengan dengan performa atletis. Cantik pula. Terkesan muda usia. Tak mudah menduga 41 warsa. Oh, jadi penasaran akan cerita tentang dia.

Wanita yang mengingatkan inspirasi bionic woman ini dikenal dengan nama Lina Salsation. Kata salsation disandingkan namanya adalah jenis tarian kebugaran _dance fitness_ yang tengah melanda. Ya, Lina dikenal sebagai instruktur model senam yang berasal dari Venezuela, Amerika Latin itu. Di komunitasnya, dia pun akrab dengan sapaan coach alias pelatih.

Gerak senam salsation tengah marak di jagat Kota Bandung dan sekitarnya. Menempatkan nama Lina meloncat sohor. Rutinitasnya sebagai instruktur dapat diteropong di teras BBWS, Jl. Siliwangi, Bandung. Sejajar kali Cikapundung, setiap akhir pekan.

Model senam satu ini lebih pada melatih kelenturan tubuh. Utamanya bagian dada dan badan bawah meliputi pinggul ke bawah. Berbasis dansa latin yang tengah mendunia hingga merambah Indonesia. Sebutan salsation, kependekan dari salsa dan sensation (sensasi). Salsa dalam bahasa Spanyol berarti saus pedas. Diartikan sebagai “bumbu campuran” di antara ritme musik, budaya dan gerakan.
***
Lina yang kelahiran Bandung, 07 Agustus 1982 tak menduga langkahnya. Tak berbekal obsesi apa pun — kelak bakal instruktur senam salsation. Malah boleh dikata serupa “keterpaksaan”. Namun langkah kecilnya dan bertahap, tak nyana menginspirasi. Menuai aroma wangi bunga. Kini menjulur jadi profesi.

Lina mengaku nikah muda pada usia 19 tahun. Tampilan semasa gadis terbilang tomboy. Berlanjut menikah hingga dikaruniai dua anak, tak dinyana — badan pun membengkak. Bobotnya mencapai 80 kg. Wow! Sang suami pun uring-uringan, hingga berujung time to say goodbye.

Lina tak tinggal diam, apalagi terjebak mager (males gerak). Berat tubuh berlebih dan terpaan penyakit degeneratif. Berupa perubahan fungsi atau struktur yang mengakibatkan perubahan jaringan dan organ tubuh. Pendek kata, akibat gaya hidup tak sehat. Lina disergap darah tinggi dan kolesterol (pengentalan darah).

Kondisi over weight memaksanya berkonsultasi ke ahli gizi. Bertahap selama dua tahun harus mengurangi asupan karbo dan perbanyak protein. Demi memulihkan masa otot untuk perbaikan sel-sel yang kadung rusak. Bersamaan itu harus diimbangi gerakan senam. Tak jarang hingga tiga kali dalam sehari. Alhamdulillah, dalam dua tahun susut bobot bisa mencapai 38 kg. Tentu saja bertahap. Kali ini tampak langsing dengan berat badan 42 kg.

Kegiatan senam di antara konsultasi gizi itu yang menuntun minatnya melanjutkannya. Itu dikatakan sebagai “keterpaksaan”. Lina mengawali dengan senam aerobik sejak 2007. Memandu kegiatan pelatihan di sejumlah instansi. Masih dijadikan “sampingan” di antara kerja di Astra dan pernah berprofesi guru di sekolah. Sejalan latar pendidikan Ekonomi Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan (Unpas), lulus 2007.

Dalam enam tahun terakhir merambah senam salsation. Menuntun Lina menjadi instruktur sebagai profesi kini. Tipikal easy going. Nyaris tak buang waktu untuk menghias wajah lebih dulu. Tak perlu sapuan alis dan sulam bulu mata palsu. Apa adanya. Sigap bergerak nan lincah. Berselancar saban hari. Kunjungan reguler ke empat sanggar dan satu outdoor di teras BBWS setiap Minggu pagi. “Saya masih ingin berlanjut freelance ,” kata Lina sumringah.

Berlabuh dan menggeluti senam beroleh kepuasan tersendiri. “Justru ingin ngajarin orang menurunkan berat badan tanpa harus keluar duit gede,” imbuhnya. Setidaknya tergerak, saat Lina berhasil menurunkan bobotnya pada 2006 tadi. Pun dapat merangkul peminat kalangan menengah ke bawah. Murmer alias “murah meriah”.

Dalam pengamatan Lina, senam salsation sudah menjadi kebutuhan hidup. Tak semata aspek berolahraga, tapi juga makna pergaulan sosial. Tak heran, cukup banyak hadir komunitas senam. Meliputi 80 prosen kaum wanita.

Tanpa obsesi akan profesi satu ini. Bagi Lina, biarlah mengalir bagai air menuju muaranya. Senam salsation kadung menyatu dalam denyut nadinya. Meliputi semua genre musik bisa menjadi pengiring. Ringan mengayuh. Seringan langkah si cantik.***

– Yudi/jbs

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.