Home Bandung Alfiyanto dan Anak Ciganitri Respon Persoalan Lingkungan Melalui Tari

Alfiyanto dan Anak Ciganitri Respon Persoalan Lingkungan Melalui Tari

697
0

JABARSATU.COM – Kampung Ciganitri awalnya merupakan daerah agraris dan sekarang sudan berubah menjadi kampung urban, desa menjadi kota karna diserbu para perusahaan pengembang properti, sehingga pembangunan kawasan perumahan elit, tempat bisnis, dan kawasan kota mini mengorbankan sawah, ladang dan kolam ikan para penduduk asli. Mereka kehilangan mata pencarian, dan tergeser dari tanahnya sendiri.

Penari sekaligus koreografer tari kontemporer Indonesia, Alfiyanto bersama Rumah Kreatif Wajiwa menangkap permasalahan itu menjadi bagian yang tidak terpisakan dalam melahirkan karya seninya. Alfiyanto mengajak masyarakat Ciganitri berproses bersama merespon kenyataan hidup mereka dalam bentuk tari kontemporer berbasil budaya lokal.

Sebagai perwujudan interaksi sosial yang intens bersama anak-anak Ciganitri, ini kali Alfiyanto gelar perhelatan budaya bertajuk Ciganitri Kiwari – Literasi Tubuh dan Proses Kreatif Tari Kontemporer sebagai Media Edukasi, Minggu 19 Maret 2023 pukul 09.00 wib. di Rumah Kreatif Wajiwa Kampung Ciganitri, Lengkong, Kabupaten Bandung.

Alfiyanto mengatakan, proses penciptaan karya seni ini merupakan pembinaan melalui kerja kreatif dengan pemberdayaan masyarakat di Kampung Ciganitri. Sebagai media edukasi untuk anak-anak dalam membaca alam dan fenomena disekitarnya melalui pengolahan tubuh, jiwa dan pikiran dalam bentuk tari kontemporer.

“Ciganitri Kiwari mengangkat persoalan perubahan Kampung Ciganitri dari rural (kawasan pedesaan) ke urban. Banyak persoalan yang berdampak pada kehidupan masyarakat dari perubahan tersebut, diantaranya persoalan ekonomi yang mempengaruhi berbagai sisi kehidupan, seperti anak-anak dengan tingkat pendidikan rendah, kekurangan gizi, perubahan karakter, dan kehidupan sosial,” ujarnya, Sabtu (18/3/23).

Menurutnya, proses kreatif penciptaan ini menggunakan metode Literasi Tubuh sebagai instrumen untuk menggiring anak-anak masuk ke dalam proses kreatif tari kontemporer. Metode Literasi Tubuh yang meliputi literasi raga, rasa, pikir, dan imajinasi menjadi metode pelatihan dan media edukasi melalui pendekatan kreativitas seni.

“Metode Literasi Tubuh dan proses kreatif tari kontemporer yang dilakukan memiliki keterhubungan yang kuat, saling melengkapi dan saling memiliki tujuan yang sama yaitu tujuan artistik, terciptanya karya seni kontemporer dan tujuan edukasi yang memiliki nilai manfaat bagi kehidupan anak-anak,” tadasnya.

Ungkap Alfiyanto, perubahan Kampung Ciganitri dari rural ke urban memicu empati dan sensibilitas sehingga muncul dorongan yang kuat untuk mengangkat persoalan yang terjadi. Perubahan ini memberi dampak terhadap masyarakat kampung tersebut, sehingga pergeseran nilai sosial, ekonomi, dan budaya merupakan hal yang tidak dapat dihindari.

“Proses panjang yang melibatkan anak-anak Kampung Ciganitri selain untuk kebutuhan proses penciptaan karya seni dan edukasi, juga merupakan salah satu upaya dalam membangun kesadaran akan pentingnya pengetahuan serta memantik solidaritas organik dalam menghidupkan kembali ekosistem aktivitas dan kreativitas seni di Kampung Ciganitri,”jelasnya.

Besar harapan agar yang dilakukannya menjadi rekomendasi dan sesuatu yang bermanfaat bagi lembaga atau civitas akademika Institut Seni Indonesia Surakarta tempat dirinya menimba ilmu dan Institut Seni Budaya Indonesia Bandung sebagai tempat pengabdiannya, juga  komunitas seni pertunjukan, khususnya seni tari.

“Berharap agar metode pelatihan Literasi Tubuh dapat menjadi model pelatihan untuk anak-anak yang dapat di aplikasikan di beragai tempat,” pungkasnya. (JBS)

 

Previous articlePesona Pulau Belitung dalam Kontemplasi Haiku Erry Anwar
Next articleSDN Awigombong Cicadas 8 Bandung Bersilaturahmi bersama Guru Legend

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.