Home Bandung Gede Moenanto Raih Gelar Doktor Ilmu Komunikasi UNPAD

Gede Moenanto Raih Gelar Doktor Ilmu Komunikasi UNPAD

359
0

JABARSATU.COM — Selamat untuk sahabat jurnalisku, Gede Moenanto Soekawati meraih gelar Doktor (S-3) bidang Ilmu Komunikasi, program Pascasarjana Fak. Ilmu Komunikasi Unpad pada 13 Februari 2023.

Moenanto, demikian ia disapa. Meraih Prestasi S-3 diraih disaat kesibukan sebagai jurnalis wartakota di Kompas Group dan juga dosen di Universitas Pancasila (UP) Jakarta. Salam takjim Bro…

Kita kawan lama sejak 1996an bersama dia di Majalah Tiras saya di Majalah D&R, menjadi jurnalis bersama mencari berita dan berburu informasi, meski kita beda media dan tentu beda perusahaan pemilik media. Saya memilih jalan diterus dia media kamu memilih ikut jadi pendidik dan mengabdi sampai kini. Saat akan mengenyam studi sampai Strata-2 kamu minta aku antar ke Kampus Baru di Jatinangor karena ada sejumlah hal yang perlu ditemani dan lulus lancar S2. Kemudian kamu sudah jadi pengajar di kampus UP dan tetap jurnalis. Lalu kamu lanjutkan program S3 kemudian setelah akhirnya kamu jadi dosen tetap kini di (UP).

Lulus dengan predikat “sangat memuaskan”, disampaikan secara terbuka pada sidang Doktor di Universitas Padjajaran. Moenanto untuk meraih gelar Doktor menyampaikan desetasinya:  “Konstruksi Realitas Media dalam Menjalankan Peranan sebagai Watchdog terhadap Penggusuran Lahan Pertanian dan Tempat Tinggal untuk Pembangunan Yogyakarta International Airport”

Ia mengkaji pemberitaan di enam media arus utama baik cetak maupun online sebagai objek penelitiannya. Keenam media Kedaulatan Rakyat, Kompas.com, detikcom, Tempo, Antara, dan Tirto. Alasanya penelitian dan kajian ini karena “Masyarakat di sana kurang merasakan kehadiran media di tengah mereka. Pers hadir hanya di saat warga sudah terdesak oleh intimidasi dan kekerasan,” kata Gede Moenanto Soekowati saat mempertahankan disertasi doktoralnya di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (UNPAD), Jatinanggor Bandung, (13/02/2023).

Penelitian itu dilakukan Moenanto pada 2017 – 2022. Dia antara lain mengutip pendapat Ustadz Sofyan (tokoh panutan) maupun Ponerah, Wagirah, dan beberapa petani lainnya di wilayah tersebut. Mereka menyampaikan pendapat senada bahwa warga putus asa karena banyak mengalami intimidasi baik oleh aparat keamanan maupun dari pihak Pemda. “Tapi media nyaris tak ada yang menyuarakan hal itu,” kata Gede Moenanto.

Dia memaparkan  semua di hadapan Ketua Promotor DR Aceng Abdullah co Promotor Prof Oekan Soekotjo Abdoellah Phd dan DR Evie Ariadne Shinta Dewi, tim penguji Oponen Ahli DR Dadang Rahmat Hidayat, DR Herlina Agustin Oponen Ahli DR Dian Wardiana Sjuchro.

May be an image of 7 people and people standingMay be an image of 2 people, people standing and suitMinimnya perhatian media terhadap kasus itu, lanjut Gede Moenanto, akhirnya warga hanya bisa bertahan di masjid Al Hidayah sebagai perlawanan terakhir. “Mereka akhirnya kalah, harus melepas rumah dan tanah digusur demi proyek Bandara,” ujarnya.

Minimnya keberpihakan media, Gede Moenanto, menduga karena ada kepentingan eksternal yang mempengaruhi. Dalam sejumlah kasus, keberlangsungan dan independensi media rentan oleh intervensi para pemilik modal dalam hal ini pengiklan.

“Tidak mudah mendapatkan media yang bisa bertahan sebagai watchdog bahkan media yang dianggap sangat kritis, dalam penelitian kasus penggusuran ini malah mendukung penggusuran yang terjadi,” kata Gede Moenanto.

Moenanto seorang yang gigih rajin dan tekun ia melesat menjadi cepat saat jadi pendidik dan satu yang jadi kebanggaan saat ia mempertahankan desertasinya dihadiri istri dan 4 anaknya dan keluarga  juga handaitaulannya. Kenangan yang akan jadi sejarah tersemat gelar Doktor diraihnya inilah peristiwa yang sangat kuat di “kampus” kawasan perguruan tinggi Jatinangor, Kab. Sumedang. Sekitar 20 km dari kota Bandung yang berbatasan dengan Kota Bandung ujung timur.

Saat ini betapa Gede Moennato yang sangat peduli akan media yang masih menyalak bagai anjing penjaga (wathc dog) agar informasi itu tak bisa dibeli dan harus membela yang dirugikan, sementara saat ini sudah banyak pihak dan media tak pernah mau mengungkap secara terbuka dan cenderung berpihak pada yang berkuasa.

Sekali lagi selamat bro…

AENDRA MEDITA KARTADIPURA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.