Home Bandung Permintaan Cukup Besar, Baso Aci Bapper Sulit Tembus Pasar Taiwan

Permintaan Cukup Besar, Baso Aci Bapper Sulit Tembus Pasar Taiwan

360
0

BANDUNG – Panganan berbahan baku aci yang lagi nge-hit, Bakso Aci “Bapper” asli Bandung, kesulitan menembus pasar Taiwan dan Jepang meski permintaan dari sejumlah negara di kawasan Asia lainya sudah bisa dipenuhi dalam tiga tahun terakhir ini. “Permintaan dari Taiwan misalnya, bisa dikatakan cukup tinggi, namun kami belum bisa memenuhi permintaan tersebut karena faktor birokrasi perijinan dari negara tersebut,” ungkap Erwin Febrian selaku pemilik usaha Bapper Food didampingi Direktur Official, Rully Sofyan.

Semua persyaratan mengenai kelayakan produk sudah dipenuhi, mulai dari ijin edar atau setifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sertifikat halal dan setifikasi lainnya, namun masih tetap kesulitan untuk menembus pasar yang lebih luas lagi. “Kami mohon bantuan dari pemerintah untuk mengatasi persoalan ini,” lanjut Erwin, anak muda Bandung yang banting setir dari usaha jualan handphone ke bidang kuliner.
“Saya kira, persoalan yang kami hadapi juga dihadapi para pelaku UMKM lainnya, yang usahanya sejenis kami. Jika panganan dalam kemasan yang berasal dari negara lain bisa dengan mudah masuk ke negara kita….mengapa produk kita tidak bisa,“ timpal Rully.
Dimulai tahun 2019, usaha panganan dalam kemasan berbahan baku tepung tapioka (aci), Bakso Aci “Bapper” Tulang Rangu, ternyata mendapat tanggapan positif dari pasar domestik dan sebagian negara-negara tetangga. “Kini, dalam tiga tahun terakhir ini, kami sudah memiliki sekitar 40 agen yang tersebar di berbagai provinsi di tanah air,” ungkap Rully.
“Kami memang tidak menjual secara langsung ke konsumen tetapi melalui sistem keagenan yang memang mau bermitra dengan kami. Kami bukan usaha skala besar, kami UMKM, jadi penjualannya pun on demand…ya berdasarkan pesanan dari agen-agen. Kami memang tidak melakukan stockist (penyimpanan) produk, kami buat setelah ada pemesanan supaya produknya tetap fresh sampai ke tangan konsumen,” tegas Erwin.
Begitupula dengan bahan baku tepung tapioka atau tepung aci. Menurut Erwin, pihaknya tidak melakukan penyimpanan (stock) bahan baku dalam jumlah tertentu, mengingat bahan baku tepung tapioka mudah basi dibandingkan tepung terigu yang tahan lama. “Jika ada pemesanan besar baru kami order bahan baku ke agen penjual tepung aci, tidak perlu ke pabriknya,” tegasnya.
Menyinggung soal kapasitas produksi, menurut Erwin, tempat produksi yang terletak di kawasan Punclut mampu memproduksi sampai 5.000 pcs per hari, sedangkan rata-rata produksi per hari sekitar 3.000 pcs dengan kebutuhan tepung aci sebanyak 400 kg perhari.
Setelah sukses meluncurkan produk Bakso Aci “Bapper” Tulang Lunak, Erwin pun meluncurkan 4 varian produk lainnya, yang juga bahan baku utamanya dari tepung aci, seperti Seblak Bapper, Cilok Bapper (Cilokba), dll. Semua informasi mengenai ini ada di website www. bapperfood-id.com yang diperuntukan sebagai media informasi bagi konsumen.
Mulai dari usaha rumahan bersama sang istri di tahun 2019, pria berusia 35 tahun ini kini sudah memiliki tempat produksi sendiri, dengan jumlah karyawan sebanyak 30 orang plus 5 orang chef yang membuat master produk.(ha)***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.