JABARSATU.COM, JAYAPURA – Berawal dari kegelisahan masyarakat Sunda di Papua, yang rindu akan hadirnya budaya Sunda di Papua, Paguyuban Pasundan 1913 Papua menggandeng Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung untuk mengembangkan budaya Sunda di Papua, yang dituangkan dalam MoU yang ditandatangani Ketua Paguyuban Pasundan 1913 Papua Dr. Entis Sutisna dan Rektor ISBI Bandung Dr.Retno Dwimarwati, Kamis (12/01) di Horison Ulitima Entrop Jayapura.
Ketua Paguyuban Pasundan 1913 Papua Dr. Entis Sutisna mengatakan, saat ini kesenian Sunda yang ada di Paguyuban Pasundan 1913 Papua sangat terbatas, salah satu kendalanya tidak punya pelatih dan tidak punya orang orang yang bisa memberikan transfer knowledge dalam hal budaya Sunda, juga sarana pendukungnya pun sangat minim sementara keinginan menampilkan budaya sunda cukup tinggi.
“Terimakasih kepada ISBI Bandung yang akan mensupport keinginan warga Sunda di Papua mengembangkan seni Sunda di Tanah Papua, untuk bisa dihadirkan bersama sama dengan budaya lokal,” katanya.
Dan ini akan menjadi motivasi, bagi warga Jawa Barat untuk lebih semangat menampilkan seni Sunda.
“Kami akan terus kembangkan menjadi sebuah momentun bagi kami bahwa budaya Sunda ini betul betul diterima di semua golongan dan mampu hidup berdampingan dengan budaya lokal,” katanya.
Dikatakannya, ini sejalan dengan instruksi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, saat kunjungan ke Papua beberapa waktu yang lalu, yang menitipkan kepada warga Jawa Barat untuk mengembangkan budaya Sunda, agar lebih familiar, lebih diterima warga Papua, sehingga mereka mengenal banyak tentang seni Sunda.
“Kami bisa menampilkan seni Sunda hanya saat ini masih sangat terbatas belum maksimal, dan hanya itu-itu saja, harapannya dengan adanya kerjasama ini bisa melahirkan anak-anak muda Jawa Barat yang kreatif dan bisa menampilkan budaya Sunda yang lebih baik lagi,” katanya.
Sementara itu Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati menyambut baik niat dari Paguyuban Pasundan 1913 Papua untuk bersama-sama berkolaborasi mengambangkan budaya Sunda di Papua.
“Orang Sunda termasuk orang yang sangat adaptif sehingga dimanapun dia berada dia bisa memberikan seluruh kehidupannya kepada tempat atau daerah yang ditinggalinya,”katanya.
Ia berharap dengan kehadiran ISBI Bandung bisa memberikan kontribusi bagi budaya Sunda di Tanah Papua. “Kedepan budaya Sunda tetap maju, tetapi budaya Papua juga ikut dikembangkan oleh orang-orang Sunda yang ada di Papua,” jelasnya.
Diakuinya dari ISBI Bandung akan mengirimkan mahasiswa dengan pembimbingnya.
“Menjawab dari permintaan dari Paguyuban Pasundan kami akan menggali kembali, memetakan apa yang dibutuhkan disini. Yang pasti kami akan memberikan pelatihan kepada generasi muda tentang bentuk-bentuk kebudayaan dan kesenian Sunda,” pungkasnya. (NOENK/JBS)
DALANG..MANA DALANG..
by M Rizal Fadillah
Ceritra gerombolan penyerang FTA di Grand Kemang masih berlanjut. Bagi gerombolan preman itu mungkin tugas membubarkan dianggap enteng, orderan cepat...