JABARSATU.COM — Telkom University (Tel-U) mengembangkan e-GCMS (e-Growth Chart Monitoring System) sebuah sistemterintegrasi yang dapat mengukur tinggi badan, berat badan, serta mengklasifikasikan secara otomatis status kondisikesehatan anak meliputi kondisi stunting, obesitas, dan status kecukupan gizi. Sistem ini menjadi monitoring kesehatan danpertumbuhan anak agar terhindar dari stunting dan gizi buruk.
Dalam pengembangan alat ini, tim dari Telkom University danUniversitas Padjadjaran bekerjasama dengan mitra industri yaitu PT Dycodex Teknologi Nusantara, sebuah perusahaan teknologiyang telah berpengalaman di bidang internet oh things (IoT) danpengembangan hardware.
Ketua Tim Peneliti Tel-U Dien Rahmawati mengatakan, alat e-GCMS yang dihasilkan sekarang merupakan versi keempat (4.0) sejak dikembangkan pada 2020 lalu. Alat ini dikembangkan danakan didistribusikan ke 42 posyandu di Kabupaten Bandung.
“Alhamdulillah tim kami salah satu yang terpilih dan mendapatbantuan dari Program Matching Fund Kedaireka dariKemendikbudristek di tahun 2022 ini,” kata Dien di selaDesiminasi Hasil Penelitian dan Uji Coba Tahap Akhir di Bandung, Jumat (9/12/2022).
Alat e-GCMS ini akan didistribusikan ke 42 posyandu di wilayah Kecamatan Dayeuhkolot , yaitu ke Desa CangkuangKulon, Desa Cangkuang Wetan, dan Keluarahan Dayeuhkolot. Para kader posyandu setempat kemudian diberikan pelatihancara penggunaan e-GCMS ini.
Pada prosesnya, lanjut Dien, e-GCMS akan memunculkan grafikberat badan dan tinggi badan sesuai usia, sehingga output-nyabisa menjadi tolak ukur orangtua untuk mengintervensianaknya, termasuk jika nanti ditemukan tanda-tanda stunting.
“Berat badan dan tingginya berapa tabelnya nanti langsungterpisah termasuk nanti ada klasifikasi apakah terkategoristunting atau tidak” kata dia.
Tidak hanya itu, sistem ini berbasis teknologi IoT dan memilikiweb dashboard yang menjadi pusat monitor semua posyandu. Monitoring ini akan berguna dan menjadi data pihak-pihak yang berkepentingan, seperti orang tua, kader posyandu, danpemegang kebijakan demi mempercepat berjalannya program pencegahan dan penanggulangan stunting.
“Bagi orang tua bisa mengidentifikasi dan melihatperkembangan anaknya. Jika perlu ada intervensi penanganananak,” kata Dien.
Pihaknya berharap tidak hanya untuk orangtua, tetapi menjadimonitoring kondisi anak, terlebih monitoring berkala. Pilihanpemanfaatan hasil implementasi alat e-GCMS di KabupatenBandung, kata Dien, karena termasuk 3 besar daerah terbesarstatus stunting di Jawa Barat. Terlebih lagi kampus Tel-U beradadi kawasan Kabupaten Bandung. Sistem diharapkan dapatditerapkan dengan mudah untuk membantu percepatan strateginasional pencegahan stunting dan kurang gizi.(TO)