by M Rizal Fadillah
Viral video Dandim 0623/Cilegon Kodam III Siliwangi beserta jajaran marah besar atas sikap arogan anggota Komisi I DPR-RI dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon yang mempermasalahkan antara lain ketidakhadiran KSAD Letjen Dudung Abdurrahman dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan menyinggung ketidakharmonisan KSAD dengan Panglima TNI. Effendi menyindir buruknya TNI lebih dari Ormas serta memberi predikat gerombolan pada TNI.
Prajurit Kostrad Yon Infanteri 305 yang berada di Papua pun ikut tersinggung dan marah atas ucapan Effendi Simbolon.
Sikap sok benar dan sok kuasa Effendi Simbolon wajar menimbulkan kemarahan prajurit TNI. Berbicara di luar substansi rapat Effendi seperti atasan menasehati bawahan.
Mulut anggota DPR ini payah. Vokalis PDIP yang sering membuat masalah. Sewaktu Presiden ke Ukraina dan Rusia dulu ia memuji Presiden setinggi langit dan mendukung habis untuk jabatan tiga periode. Ternyata diplomasi Jokowi berkonten bohong alias hoax. Semprotan pun ditujukan padanya.
Kini Effendi Simbolon kena semprot lagi dan ini lebih parah. TNI yang diserang oleh omong songong. Bahwa dalam rapat itu tidak hadir Kasad adalah hak dan urusan internal, toh Panglima TNI hadir. Berasumsi adanya tidak harmonis tanpa menunggu penjelasan Panglima adalah berlebihan. Tapi apapun itu memang Letjen Dudung Abdurrahman sejak awal tidak layak menjadi KSAD.
Dudung Abdurrahman merusak citra TNI dengan memerankan diri sebagai Satpol PP saat menjadi Pangdam Jaya menurunkan Baliho HRS. Tampil dalam kebohongan bersama Kapolda Metro Jaya Fadil Imran dalam kasus pembantaian 6 anggota Laskar. Dudung pula yang membuat patung Soekarno di Akmil Magelang. Lalu saat menjadi Pangkostrad ia menghancurkan atau menghilangkan patung diorama penumpasan G 30 S PKI.
Diduga lingkungan Effendi Simbolon khususnya PDIP tentu mendesak agar yang bersangkutan minta maaf karena telah menyebut bahwa TNI itu gerombolan dan mengejek TNI sama dengan Ormas. Ormas pun semestinya merasa tersinggung. Tidak semua Ormas buruk seperti yang digambarkan oleh Simbolon. Generalisasi berdasar arogansi. Sangat vulgar dan brutal ucapannya. PDIP tidak boleh berdiam diri apalagi sampai melindungi.
Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo juga ikut marah pada pernyataan yang melecehkan TNI tersebut. Menilai keji yang menganggap TNI porak poranda sebagaimana ungkapan Effendi Simbolon bahwa terjadi disharmoni dan insubordinasi di kalangan TNI. Ia meminta TNI waspada dan siaga.
Sebagaimana Dandim 0623/Cilegon yang telah menggebrak meja untuk menunjukkan kemarahannya, maka sebaiknya PDIP menggebrak kursi Effendi Simbolon, agar ia diganti oleh anggota lain yang lebih kapabel untuk menduduki kursi anggota DPR. Tak pantas Effendi Simbolon tetap duduk di kursi DPR.
PDIP harus segera memberi sanksi.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 15 September 2022