ADA Sang Fajar Baru yang bakal memimpin Indonesia ke depan pasca pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Fajar baru itu bukan lagi berasal dari Tanah Jawa sebagaimana mitos yang berkembang selama ini bahwa Presiden RI harus dari Tanah Jawa.
“Bukan lagi dari Jawa, melainkan dari Tataran Tanah Sunda,” kata Uten Sutendy, budayawan yang banyak menulis buku tentang Suku Baduy.
Menurutnya, membaca realitas dan kecenderungan suksesi politik tingkat nasional di tanah air tidak cukup dengan hanya kemampuan logika dan kecermatan analisa politik, tetapi harus juga memiliki kemampuan membaca secara bathin dan spritualisme sejarah kebangsaan.
Penomena politik Indonesia ini menurut Uten paling unik. Dalam banyak perubahan politik, kadang muncul hal-hal yang sulit diprediksi secara rasional.
“Faktanya dalam sejarah, para Presiden RI naik ke permukaan bukan semata karena kekuatan politik tertentu, melainkan selalu ada moment yang mengantarkan seseorang jadi Presiden RI. Bung Karno muncul karena ada peristiwa penjajahan dan desakan kemerdekaan. Pak Harto lahir karena ada kebutuhan mendesak pembangunan ekonomi, pak Susilo Bambang Yudhoono (SBY) jadi prediden dua periode saat Indonesia membutuhkan stabilitas ekonomi dan politik setelah carut marut efek dari gerakan reformasi. Sedangkan kehadiran Presiden Jokowi juga dua periode, karena Indonesia membutuhkan keseimbangan politik dalam negeri dan memerlukan pembangunan infrastruktur secara besar- besaran untuk menyambut datangnya era Tatanan Dunia Baru yang kini sudah sampai di depan pintu.
‘Nah, tatanan dunia baru yang akan datang tersebut juga bakal mengubah tatanan politik di dalam negeri. Pusat kekuasaan politik akan segera bergeser bukan lagi terkonsentrasi di Jakarta dan Jawa, melainkan akan bergerak ke luar Jawa. Wajah dan bentuk Indonesia juga akan berubah, bukan lagi menjadi negara Kertagama (negara berbasis suku dan agama), melainkan menjadi Kertanegara dengan akar budaya dan spritual yang kuat. Kertanegara adalah negara kemakmuran yang adil -makmur yang bisa dinikmati oleh semua suku bangsa dari Sabang sampai Marouke,” ujar Uten Sutendy.
Kenapa presiden berikut akan muncul dari Tanah Sunda?
“Ya karena sejarah akan berulang. Ke depan Indonesia akan kembali memimpin dunia dari berbagai aspek sebagaimana era jauh sebelumnya. Hal itu bukan mustahil, pasti akan terjadi sebagai bagian proses sejarah. Bukankah puncak Kejayaan Jaman Kerajaan Nusantara itu dicapai di masa Kerajaan Padjadjaran (Kerajaan Sunda). Dan bukankah awal dari semua peradaban umat manusia di dunia itu akarnya dari nilai-nilai luhur budaya yang tumbuh di masa Kejayaan Sundaland dimasa ratusan ribu tahun lalu? Memang terkesan seperti mitos atau halu, tapi itulah yang akan terjadi,” tegas Uten.
Lalu, siapakah calon Presiden RI yang disebut berasal dari tanah Sunda itu?
“Ah nanti saja. Pada akhirnya akan muncul dengan sendirinya. Dan itu tak akan lama lagi. Sinyal dan simbolnya belakangan ini muncul sudah sangat kentara,” kata Uten ketika mengakhiri obrolan dengan awak media.(ujang)