OLEH RITA ROSSIE
Sebuah anomali begitu kata yang melintas dalam benak saya,.
Karena baru kali ini, manakala sebuah rezim baru menginjak periode ke dua sebagai petahana yang dimenangkan pertarungannya, yang katanya begitu dicintai rakyatnya, mulai bertebaran baligo capres yang segede-gede gaban yang lucunya justru datang dari partai koalisi rezim itu sendiri.
Hellooow,. Apakah ini sebuah kesalahan atau ada sesuatu yang salah?
Tapi sudahlah, toh pertarungan sesungguhnya belum lagi mulai.
Lalu muncul pula berbagai kelompok atas nama oposisi yang menggadang capresnya sendiri.
Sebagai rakyat jelata, tentu saja menarik bagi saya manakala capres yang dianggap oposisi mulai menggulirkan beberapa nama.
Sebagai orang yang menginginkan perubahan dan negeri ini menjadi lebih baik lagi, tentu kehadiran capres oposisi menjadi sesuatu yang layak untuk dipertimbangkan atau bahkan
mungkin diperjuangkan.
Namun, bukan berarti saya ingin jadi timses salah satu capres, sama sekali tidak.
Saya cuma ingin sedikit berbagi berdasar pengalaman pilpres sebelumnya, ternyata keberadaan timses itu memang penting.
Kita tidak bicara money politic disini,.
Dimana uang menjadi getting voters yang utama, sehingga beginilah keadaan negeri kita saat ini, banyak koruptornya.
Kenapa keberadaan timses begitu penting?
Karena merupakan pembawa pesan dari sang calon itu sendiri, itulah kenapa timses itu harus orang-orang yang humble dan capable, orang-orang yang akan mendapat simpati banyak orang dan bukan antipati.
Dan tentu saja timses itu juga harus sekumpulan orang yang penuh integritas dan cerdas, syukur-syukur punya basis massa sendiri.
Timses harus orang-orang yang tidak alergi terhadap sosmed,. Yang akan mampu mengcounter black campaign dari lawannya nanti.
Jadi, kesimpulannya kenapa timses harus yang professional, humble dan capable?.
Karena itu akan jadi cermin pilihannya nanti.
Cag ah..
Mandalawangi, 301221