Oleh : Imam Wahyudi *)
TANDANG, Tanding dan Menang — itulah tekad setiap atlet berprestasi di ajang kompetisi. Sepekan lagi, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 Papua resmi bergulir.
Kompetisi “multi event” menjadi puncak prestasi tingkat nasional. Dijadualkan berlangsung dua pekan, 02-15 Oktober 2021. Tradisi empat tahunan yang tertunda setahun, akibat pandemi Corona. Kali ini pun, harus dilaksanakan dengan prokes ketat.
Kontingen atlet dari 34 provinsi se-Indonesia, sudah siap berlaga di Tanah Papua. Kontingen Jawa Barat berangkat secara bertahap, sejak 16 September lalu. Bahkan Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin sudah bergabung. Hari-harinya memantau kesiapan para atlet Jabar berbagai cabor.
Penyelenggaran PON di Papua dibagi dalam empat klaster. Tidak terpusat di satu kota. Meliputi klaster Kota Jayapura, Kab. Jayapura, Kab. Merauke dan Kab. Mimika. Kecuali antara Kota Jayapura dan Kab. Jayapura, jarak tempuh ke Merauke dan atau Mimika — sangat jauh — mencapai ratusan km. “Kondisi itu mengharuskan pemberangkatan atlet secara bertahap. Disesuaikan jadual tanding,” kata Ketum KONI Jabar, Ahmad Saefudin. Ya, di satu sisi diperlukan aklimatisasi. Di sisi lain, pun agar tidak terjadi “kejenuhan” yang berdampak pada “performance” atlet di arena.
*
SEKDA Jabar, Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmadja, SE memimpin Kontingen Jabar sebagai “chef de mission”. Meliputi 770 atlet dan offisial lainnya mencapai 1.199 orang.
Tandang, tanding dan menang sudah tentu menjadi tekad para atlet Jabar. Kontingen Tatar Parahyangan ini tandang dengan predikat juara umum bertahan. Pada PON XIX/2016 di Bandung, Jabar unjuk prestasi juara umum dengan raihan 217 medali emas. Total berkalung 531 medali, termasuk perolehan sama — masing-masing 157 medali perak dan perunggu.
Para atlet terbaik Jabar siap berlaga di arena PON XX Papua. Kang Iwan, begitu sapaannya — selaku “chef de mission” akan melanjutkan rasa bangga Gubernur Jabar, Ridwan Kamil — terhadap eksistensi para atlet Jabar di ajang nasional itu.
Lebih dari prestasi puncak yang dituju dengan tampil terbaik di gelanggang. Gubernur Jabar juga mewanti-wanti, hendaknya para atlet Jabar juga santun dan bersimpatik. Bersamaan itu, optimisme mengiringi setiap langkah KONI Jabar sebagai “leading sector” pembinaan olahraga prestasi dan prestasi olahraga di tatar Jabar. Sebuah optimisme, menyusul ikrar untuk mempertahankan gelar juara umum. Jabar sudah siap menjaga asa di Tanah Papua.
Kontingen Jabar menargetkan capaian 160 hingga 165 medali emas di PON XX/2020 Papua. Target diprediksikan berdasar hasil babak kualifikasi, pelatda, “try out” dan “try in”. Bila merujuk hasil PON terakhir, tak kurang dari potensi raihan 115 medali emas bakal tercecer alias hilang.
Dimaklumi, setiap PON tidak selalu sama dalam jumlah cabor. Pada PON terakhir di Bandung 2016, dipertandingkan 44 cabor. Berbeda di ajang PON Papua kini, yang hanya 37 cabor. Meliputi 56 disiplin cabor dan 679 nomor pertandingan. Jumlah 37 cabor itu, termasuk yang lazim menjadi “hak istimewa” tuanrumah. Meruntut itu, maka bukan hanya tujuh cabor yang tidak muncul di Papua.
Hal lain adalah kendala alami. Sejumlah atlet Jabar yang unjuk prestasi terbaik empat tahun lalu, kali ini harus absen. Salah satunya kendala usia yang menjadikan tak lolos prasyarat kepesertaan. Di antara itu pula berlanjut regenerasi atlet. Hal yang jamak dalam pembinaan olahraga prestasi.
Pengamatan penulis, menunjukkan kendala lokasi dan arena tanding. Hal yang berbeda terjadi di PON Papua. Sebaran lokasi dengan empat klaster, memaksa sistem pemantauan kesiapan atlet — tidak bisa dilakukan optimal. Praktis hanya melalui komunikasi jarak jauh. Itu sebab, atlet diupayakan tidak boleh terlalu lama “standby”. Sejumlah atlet dari cabor tertentu, bahkan berangkat lebih lambat. Menyesuaikan jadual pertandingan.
*
MEMPERTAHANKAN gelar juara umum, hakikatnya tak semudah merebutnya. Tak semata kesiapan teknis dan nonteknis para atlet. Keteguhan mental juara harus senantiasa dipelihara hingga tampilan di arena.
Kompetisi di masa pandemi, juga tantangan di depan mata. Disiplin prokes bagi para atlet menjadi keutamaan. Dalam hal tak terduga sekali pun, bisa saja — ada atlet terpapar. Praktis kehilangan arena dan potensi raihan medali.
Hal lain adalah antisipasi kemungkinan distorsi sistem penilaian dalam kompetisi cabor non-terukur. Biasanya melalui juri pertandingan, yang dimaklumi bisa subyektif. Dengan kata lain, atlet laga semaksimal perlu menghindari “sandungan” itu. Dia haruslah mengandalkan fisik dan teknik prima. Selanjutnya memadukan strategi untuk kemenangan, melampaui aspek subyektif tadi.
Kalimat bijak pun hadir dari Ketum KONI Jabar. Tim atlet Jabar sudah melewati masa Ikhtiar batin. Sekarang, saat ikhtiar secara lahir. “Memohonkan do’a orangtua dan kepada Tuhan Yang Esa. InsyaAllah, target kami bisa tercapai,” katanya.
Jabar Juara, Jabar “Kudu Meunang!” Slogan dan harapan Gubernur Jabar, yang pasti memotivasi prestasi. Berbekal kredibilitas Jabar sbg “lumbung” prestasi olahraga di Indonesia.
Tercatat 195 atlet nasional asal Jabar. Pun 312 pelatih nasional dengan kualifikasi internasional. Prestasi atlet Jabar di kancah
nasional dan internasional, telah menunjukkan kualifikasi sangat baik.
Kontingen Jabar menuju juara umum PON XX/2020, bukanlah fatamorgana. Bukan angan semata. Ada tapak dan bekal sebagai “jawara” olahraga. Para atlet Jabar sudah siap Menjaga Asa di Tanah Papua. Semoga.*
*) Ketua Komunitas Wartawan Senior (KWS) Jabar.