JABARSATU.COM – Grimpon (Griya Minggu Pon) Market adalah Pasar alternatif di kawasan urban dengan mengangkat tema tertentu pada setiap perhelatannya yang dirancang untuk buka pada setiap 35 hari (selapan) sekali.
Pada tampilan perdana ini mengusung tema Protokol Kesehatan (Prokes). Pasar yang mengaplikasi protokol kesehatan dengan ketat.
Penyelenggara Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M) ISBI melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) atas nama Ari Winarno,S.Sn dan Dr. Zaini Alif, S.Sn.,M.Ds bekerjasama dengan Rumah Edukasi VITARI, RT.006 (warga masyarakat), Karang Taruna 006 di lingkungan RW 026. Peserta pengisi stand Warga RT 006 dan sekitarnya dan masyarakat umum disekitar. Acara berlangsung di Panggung Saung utama Gmenyajikan berbagai barang antik dan unik jaman dahulu, Workshop Batik, Fashion, Optik dan Kuliner. Acara berlangsung Ahad 19/09/2021 lalu.
Terjadinya Wabah Covid 19 yang bermula pada Awal 2020 memporak porandakan perekonomian dan mengubah tatanan kehidupan masyarakat, dan ini merupakan kondisi yang tidak terbayangkan sebelumnya. Semua kegiatan perekonomian berubah total bahkan terhenti. Terjadi pembatasan ruang gerak masyarakat yang belum jelas kapan berakhirnya. Dampak langsung terasan di lingkungan adalah penutupan pasar dan kegiatan transaksi jual beli yang dipandang dapat menimbulkan kerumunan masyarakat.
Peluang ini menjadi celah yang bisa ditanggapi untuk berkegiatan dengan sekala terbatas. Untuk itu perlu adanya wadah pasar dengan nuansa new normal yangdipergunakan sebagai sarana jual beli yang tertata sedemikian rupa sehingga menyamankan penjual maupun pembeli dalam suasana Prokes sesuai anjuran pemerintah. Sekaligus pemberdayaan masyarakat setempat untuk terlibat dalam proses jual beli sehingga membangkitkan ekonomi warga setempat
Melalui pasar yang aman dan nyaman dengan tujuan utama untuk menumbuh kembangkan perekonomian masyarakat sekitar sekaligus menciptakan model pasar dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
Dalam penyelenggaraannya menggunakan peraturan protokol kesehatan yang dilaksanakan secara ketat. Kegiatan ini juga sebagai wujud mendorong kegiatan/slogan desa Cinunuk bagian selatan sebagai desa Wisata Budaya menjadi Tujuan Pasar Wisata Prokes.
Diawali dengan rapat dengan warga Masyarakat RT 006 dan Karangtaruna untuk menyampaikan konsep pasar yang akan diwujudkan dan dilanjutkan dengan kerjabakti bersama membersihkan lingkungan. Pembelian bahan bambu dan pembuatan Properti Pasar dari bahan pokok bambu yang disusun sedemikian rupa sehingga memberikan nuansa tersendiri dalam tampilannya seperti halnya Gapura depan (utama) 1 buah maupun samping 2 buah. Properti Stand, pembuatan pagar, tempat diuduk serta Panggung utama. Beserta Karangtaruna membahas agenda kegiatan serta menyiapkan properti uang Grimpon berikut pembagian tugas kerja dalam pelaksanaannya.
Peran Serta Karang Taruna 006 tampak pada kelpengurusan penyelenggaraan acraa berikut kesiapan teknis di lapangan saat pesiapan materi, pelaksanaan kegiatan pada hari H seperti halnya Penjadgaan pintu bmasuk dengan tugas mengecek sukhutubuh pengunjung dan mengingatkan prokes yang harus dijalanka dengan baik di dalam lingkungan pasar Grimpon berikut memberikan hansanitiser serta menunjukan tempat cuci tangan apabila pengunjung ingin mebesihkan tangan sebelum masuk lokasi.
Setelah melalui pintu gerbang masuk, pengunjung akan berjumpa dengan tempat penukaran uang rupiah dengan voucer/mata uang Grimpon. Dengan pecahan Dua ribu dengan voucer warna hijau, Lima ribu rupiah denga warna biru dan Sepuluh Rihbu Rupian dengan konversi warna ungu.
Lanjut pada stand brikut kuliner yang menyajikan berbagai olahan warga RT 006 seperti halnya Masakan gudeg milik Ibu Rosidin, Seblakoleh Ibu Nina, Aneka Jus oleh Ibu Tata, aneka osis bakar oleh ibu Ari Adriyana, Aneka kue kering pada stand Ibu Cecep, berikut aneka kue panggang dan resols di stand Ibu Surya
Di panggung utama menghadirkan aneka BaJABAL (Barang Jaman Baheula) seperti halnya dua sepeda merek Simplek Nederland dan Mobilet Captain koleksi Agus Pupung Purwanto dan dua sepeda lagi dengan merk Danker Jerman dan Raleigh England koleksi Agung Hary. Telephon unik jaman dahulu yang secara penggunaaan masih dengan angka dan harus diputar sesuai dengan nomor yang diinginkan dan kemudan berbalik kembali dan lanjut dengan angka berikutnya sampai sejumlah nomor sesuai alamat tujuan. Lampu teplok bahan bakar minyak tanah, bingaki foto memorabilia materialbesi seng yang dibentuk sedemikian rupa yang trendi pada jamannya koleksi Ari Winarno Serta Jam tangan Titus otomatis manual, Tempat berhias mata, bor manual lama, berikut album perangko koleksi Edi Dharmawan. Pada area lapang pasar disediakan mainan tradisional berupa Bakian berantai dan egrang yang menarik minat pengunjung dalam menggunakannya
Penyelenggaraan pasar GRIMPON Prokes ini adalah sebuah permulaan dari kegiatan yang diharapkan dapat hadir berkelanjutan. Bahwa pasar ini bisa tetap hadir selapan sekali (35 hari) Pada Minggu Pon sesuai dengan namanya Griya Minggu Pon (Newnormal Prokes) dengan berbagai kreasi pengembangan materi tambahan dalam menghadirkan nuansa tersendiri sesuai dengan tema yang diangkat. (AND/RED)