JABARSATU.COM – Pada Senin, 21 Juni 2021 kota Bandung diguyur hujan deras. Sejumlah media melaporkan bahwa hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan dinding Museum Kota Bandung (MKB) ambruk, sejumlah media yang menulis itu tersebut ternyata berdasarkan video yang beredar, dinding bagian atas di depan museum yang ambruk menimpa kanopi kaca di bawahnya. Kanopi pun hancur berkeping-keping. “Kejadiannya sekitar pukul 15.00 WIB, saat itu hujan cukup deras disertai angin kencang,” kata Hary, satpam museum.
Dinding yang ambruk merupakan bagian dari lantai tiga, dua, dan satu. Saat kejadian, terdapat dua kendaraan di sekitar lokasi. Namun tidak mengalami kerusakan parah. Kendati menyebabkan kanopi ikut ambruk, namun tidak ada kerusakan lain di bagian lain gedung itu. Kerugian akibat peristiwa itu diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Sampai disini berita ini normal dan lumrah. Namun ada media yang mengoreng sejumlah anggaran yang katanya museum ini dengan 10 Miliar anggarannya dan dituduh media museum ini tutup dan belum ada isinya. Media seperti ini aneh.
Tapi kami memiliki catatan menarik dari kasus Museum Kota Bandung (MKB) digagas oleh Ridwan Kamil (RK) saat menjadi Wailkota Bandung. RK bersama budayawan, sejarawan dan profesional lain yang dinamakan Team Pendirian Museum Kota Bandung (TPMKB) saat RK menjabat sebagai walikota Bandung. TPMKB ini resmi ditunjuk dan SKnya langsung ditandatangani Walikota saat ini RK.
Namun belakngan ada carut marut MKB yang dimulai oleh pembangunan gedung yang saat itu membuat RK marah besar. Gedung dibangun dengan dana 10 milyar itu seperti komentar plt Walikota Bandung sebelum Mang Oded terpilih “ Harus dirubuhkan saja“. Oded kini Walikota dan sampai kini nampaknya merem dan lebih memilih diam atas posisi MKB ini lebih menyerahkan ke Wakilnya yaitu Yana Mulyana, namun tetap belum ada solusi.
Catatan Redaksi merasa memiliki data yang menarik dari peristiwa ambrolnya dinding karena hujan yang biasa-biasa saja hanya satu dari kerusakan lain pada fisik gedung museum.
Pemerintah Kota Bandung lewat Dinas yang ditunjuk membangun tampaknya sampai kini masih menutup mata juga. Dan carut-marut ini juga merambah ke masalah lain. Misalnya lelang kebutuhan Museum selalu gagal dan puncaknya sejak dibuka tahun 2018 oleh Walikota Mang Oded, catat MKB tidak dibiayai sama sekali baik operasional, kegiatan kuratorial hingga gaji kurator hingga saat ini.
Gagal lelang yang tidak jelas itu juga membuat MKB gagal memenuhi kebutuhan media digital interactive sebagai media utama, sebagai tujuan MKB menjadi Museum Multimedia. Ini juga berpengaruh kepada kebijakan Dinas untuk meneruskan menjalankan dan mengisi Museum yang berimbas menjadi beban bagi TPMKB yang berkewajiban mengisi Museum.
Diluar carut marut ini kami coba mencatat prestasi Team Pendirian Museum Kota bandung (TPMKB) yang bekerja untuk mengisi dan menjalankan Museum. Sebenarnya Museum sudah dibuka sejak tahun 2108. Bahkan TPMKB mencari dukungan dana dari CSR Bank BJB dan sektor swasta. Ini berhasil mengisi materi museum di gedung depan secara bertahap. Saat ini sudah lengkap namun Museum tutup terhalang pandemi dan tidak adanya dana operasional.
Tahun 2018 TPMKB merubah status Museum yang awalnya bernama Museum Sejarah Kota Bandung menjadi Museum Kota Bandung sebuah Museum budaya. Ini sejalan dengan strategi museum Dunia yang mendorong museum juga menjadi pusat budaya.
TPMKB dari sejak pembukaan membuat lebih dari 55 event berupa pameran, diskusi sosial budaya politik hingga diskusi keragaman agama
Dari 31 Oktober 2018 hingga Desember 2019 museum dikunjungi lebih dari 60.000 pengunjung. Sebuah prestasi bagi Museum baru yang belum lengkap. Seluruhnya dibiayai secara swadaya tanpa dukungan dana Pemerintah Kota. Event ini belum termasuk bagaimana museum digunakan sebagai pusat latihan para seniman tari, apresiasi musik dan film dan persiapan team Silat Jawa Barat ke UNESCO di Paris yang sukses menjadikan Silat Indonesia sebagai warisan budaya tak benda Dunia.
TPMKB juga menjadikan museum sebagai tempat rujukan museum museum Indonesia lainnya dalam mempersiapkan pembangunan museum. TV Hongkong dan Malaysia khusus membuat liputan kegiatan. Museum juga menjadi tujuan tetap Reinwardt Academy untuk kegiatan bidang budaya, seni, permuseuman dan capacity building.
Dengan semua kerja keras dan prestasi TPMKB ini tampaknya Pemerintah Kota tidak memberi penghargaan , melupakan kewajibannya. Para kurator yang bekerja keras itu tidak digaji, tanpa dana operasional dan kuratorial sedang OB dan sekuriti bergaji. Sebenarnya seluruh warisan bernilai dari RK saat ini nyaris terabaikan.
Museum Kota Bandung yang oleh Team Pendirian Kota Bandung terus coba di jalankan tampaknya akan bernasib sama. Masyarakat Bandung kususnya, Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya akan melihat pengahancuran pelan-pelan satu pusat budaya penting, Museum Kota Bandung. Media ini sudah menulis beberapa seri tentang Museum Kota Bandung agar banyak pihak tersentuh dari warga Bandung sendiri, Sejarawan, Budayawan, Seniman, para pengambil keputusan dan organisasi asosiasi Museum Jawa Barat maupun Nasional untuk menyelamatkan Museum Kota Bandung.
Jadi dengan melihat sejumlah aktivitas dan event yang banyak dan kekuatan kerja dari TIM perancang MKB hendaknya media yang mengupas hal aneh harusnya melakukan cover both side ini museum bagus, cuma mungkin ada hal yang tak terbuka dari birokrasi yang saat ini. Dan hendaknya Walikota lah yang memberikan ruang besar ini sejarah, bukankah kota Bandung ini kota yang kuat akan sejarahnya.
Jadi silakan simpulkan dan rumuskan untuk kebaikan kota. Baiknnya mantan walikota yang kini Gubernur Jabar dan juga walikota saat ini duduk bersama dengan tim museum yang saat ini sudah kerja dan sangat disayangkan kalau museum ini hanya jadi cerita soal robohnyanya canopi yang mungkin tak sesuai spek..itu kontraktornya….bukannya designnya sudah bagus oleh sang arsitek dan inspirasi gedung museum belakang itu dari inspirasi asal Jepang?
Yuk ah …bangun bandung dengan cerdas, terbuka, dan berbudaya serta menghargai sejarah. (JANG/JBS)