Home Bandung KETAHANAN PANGAN, FAKTA ATAU IKLAN ?

KETAHANAN PANGAN, FAKTA ATAU IKLAN ?

686
0

OLEH Rita Rossie, Pengiat Pangan

Meniti sebuah “galengan” sawah, menumbuhkan sedikit euforia dalam diri saya yang notabene anak kampung yang ayahnya seorang petani kecil.

Kegembiraan masa kecil, saat memetik bulir padi yang saat itu lebih tinggi dari ubun-ubun saya kembali tergambar dengan jelas.

Dan pada hari Kamis, 11 Maret 2021 bertepatan dengan Isra Mi’raj, Keluarga Besar Pokja Agraria GERPIS mulai “mitembeyan” panen padi tanpa “tandur” di lahan sawah milik Bapak H.E.S Cakra Aminata di daerah Ciherang yang ternyata bukan hanya bumbu rujaknya saja yang terkenal, tapi varietas padinya juga serta cara tanamnya.

Meski sampai saat ini saya masih belum menemukan padanan kata dari “dicecebkeun”, jadi ya sudah saya tulis aja dicecebin…

Ditengah pandemik dan sejuta rasa hariwang, mengenai pangan yang rawan, karena bencana alam dan lain sebagainya, tentu saja sebuah diksi “ketahanan pangan” membersitkan sebuah harapan dalam diri saya, setidaknya negeri ini khususnya Jawa Barat tidak akan pernah mengalami kelaparan massal.

Setelah prosesi potong padi, banyak ilmu yang saya dapat dari para pakar yang hadir saat itu dalam sesi FGD dimana kesimpulan yang saya ambil adalah betapa pentingnya sinergitas antara pemangku jabatan dan para pemilik lahan serta para penggiat pertanian.

Bukankah negeri kita adalah negeri agraris?

Konsep kemandirian pangan bisa dimulai dari bagian terkecil bangsa ini, yaitu keluarga dengan memanfaatkan lahan meski hanya sacangkewok, untuk belajar bercocok tanam, dengan memanfaatkan polybag dan tentu saja kecintaan terhadap tanaman.

Ini yang menarik, selama ini kita hanya menganggap tanaman atau tumbuhan baik itu sayuran, bunga2an atau pohon2an adalah makhluk yang Alloh SWT ciptakan sebagai pelengkap kebutuhan manusia saja, mereka tidak butuh kasih sayang, ternyata itu salah pemirsah,.

Mereka sama dengan kita, butuh perhatian dan sesekali diajak ngobrol, tentu saja jangan berharap mereka akan bicara…sieun atuh.. kalau mereka bisa jawab obrolan kita mah…

Kalau kita sudah mencintai tanaman, maka kita akan berfikir dua kali untuk menebang pohon yang tidak pernah kita tanam.

Kembali ke soal ketahanan pangan, dengan varietas bibit unggul dan cara tanam yang baik, lewat Pokja Keraharjaan-nya, GERPIS sudah mulai membuktikan hal itu, lalu kedepannya semoga semakin banyak lahan tidur yang bisa dimanfaatkan, sehingga sawah abadi bukan hanya jadi impian. Cag ah!***

Previous articlePanen Padi Salibu, Gerpis Klaim Bisa Panen Berkali-Kali
Next articleIKRAR SYAHADAT DI MASJID LAUTZE 2

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.