JABARSATU.COM – Ketua Gerakan Pilhan Sunda (Gerpis) Andri Perkasa Kantraprawira mengatakan, jajaran petani Gerpis menggunakan teknik padi salibu sehingga bisa panen berkali-kali.
Hal ini dikatakan saat menggelar acara seremonial atas hasil panen dari sawah yang digarapnya. Acara seremonial ini diselenggarakan di Kolam Renang Islam Ciherang Indah, Jalan Raya Soreang Banjaran, Kabupaten Bandung, Kamis (11/3/2021).
“Degan menggunakan teknik salibu, padi tanpa tandur bisa berkali kali panen dari sekali tanam,” Kata Andri kepada Redaksi Jabarsatu.com dibelakang Kolam Renang Islam Ciherang Indah, Jalan Raya Soreang Banjaran, Kabupaten Bandung, Kamis (11/3/2021)
Dijelaskan Andri bahwa teknik salibu ini bukanlah teknik baru di kalangan masyarakat Sunda dalam dunia tani. Ini teknik yang sudah digunakan oleh para leluhur masyarakat Sunda saat bertani.
“Saya ingina katakan bahwa ini ilmu teknik salibu ini bukanlah ilmu baru,” jelasnya.
Anggota DPD Jawa Barat periode 2019 – 2024 asal Sumedang, Dra. Ir. Hj. Eni Sumarni, M.Kes. yang hadir diacara itu mengatakan bahwa teknik salibu layak diaplikasikan oleh petani-petani di Indonesia. Karena katanya, petani bisa semakin produktif dan hasil panennya pun bisa semakin bertambah.
“Saya kira ini teknik padi salibu bagus dan bisa untuk para petani di Indonesia, hasil panennya bisa meningkat jadi hasil jualnya juga bisa bertambah,”jelas Eni.
Teknik salibu adalah tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen ditebas/dipangkas, tunas akan muncul dari buku yang ada didalam tanah tunas ini akan mengeluarkan akar baru sehingga suplai hara tidak lagi tergantung pada batang lama, tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman pertama (ibunya).
Dari Balitbang Pertanian, manfaat teknik padi salibu antara lain, dapat meningkatkan produktivitas hasi lahan, 3-6 ton/ha melalui peningkatan Indeks Panen (IP) (0,5 – 1 panen/tahun).
Teknik ini juga dapat menekan biaya upah kerja usaha tani sekitar 45 persen dibanding budidaya tanam pindah karena pada padi salibu tidak mengeluarkan biaya pengelolaan tanah, biaya benih, pesemaian, dan upah tanam. (RED/JBS)