Kemarin (6/2/21) Semarang banjir. Bandara Ahmad Yani ditutup. Beberapa kawasan terendam banjir. Kaligawe jangan dibilang, langganan banjir.
Belum terdengar ada komentar atau kritikan dari PDIP, PSI dan buzzerp. Mereka kompak bungkam. Maklum Gubernur dan Walikotanya orang PDIP.
Sayangnya, Semarang jauh dari Jakarta. Jarak Jakarta – Semarang menurut Mbah Google sekitar 444,8 kilometer.
Andaikan saja Semarang berada di area Botadebek, habis tuh Anies Rasyid Baswedan dibully. Dihajar habis-habisan oleh PDIP, PSI dan buzzerp. Padahal, Bodebek wilayahnya Ridwan Kamil tapi yang disalahkan Anies Baswedan.
Anies Rasyid Baswedan masuk jajaran pahlawan transportasi dunia tahun 2021 atau 21 Heroes 2021 versi Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI) saja politisi PDIP berkomentar miring dan sinis.
Adalah Gembong Warsono Ketua FPDIP Jakarta berkomentar sinis. “Kalau saat ini Anies banyak dapat penghargaan, itu kan buah kerja keras dari pendahulunya. Mulai dari Bang Yos hingga Jokowi” (detikcom, 5/2/2021).
Kemarin penulis sepekan di Jakarta. Saban hari hujan. Alhamdulillah Jakarta tidak banjir. Kali aja PDIP, PSI dan buzzerp menganggap prestasi Jokowi.
Menurut data. Kecamatan di Jakarta terdampak banjir pada 2020, eranya Anies 390 RW terendam. Hampir setengahnya dari era Ahok. Era Sutiyoso tahun 2007 sebanyak 955 RW dan era Ahok tahun 2015 sebanyak 702 RW.
Sementara waktu surut rata-rata air tahun 2007 butuh waktu 10 hari, 2015 eranya Ahok butuh waktu 7 hari dan era Anies tahun 2020 hanya butuh 4 hari air sudah surut. Masih mau diklaim prestasi Jokowi juga.
Anies dapat gelar pahlawan transportasi dunia pun, masih salah di mata PDIP. Kenapa bukan Ganjar Pranowo yang dapat Heroes? PDIP meragukan kredibilitas TUMI pemberi gelar Heroes ke Anies. Hanya korupsi bansos yang tidak diragukan lagi.
Mungkin PDIP beralasan, Semarang banjir karena curah hujan bukan salah Walikota dan Gubernurnya. Yang salah kenapa Anies tidak jadi Presiden!
Begitulah bila hati kita sakit. Kebaikan dianggap sebagai keburukan. Sebaliknya, keburukan dianggap kebaikan. Apalagi menimpa orang yang separtai. Mata dan telinga mendadak tidak bisa melihat dan mendengar.
_Wallahua’lam bish-shawab._
Bandung, 25 Jumadil Tsani 1442/7 Februari 2021
Penyiar Dakwah dan Sosial