“Lumpat Bandung Barat! Lumpat Bandung Barat! Lumpat Bandung Barat!”
JABARSATU.COM – Teriakan penuh semangat para suporter kontingen Kabupaten Bandung Barat tersebut menggema di sisi lintasan trek. Mereka begitu antusias mendukung rekan-rekannya yang terus berlari jongkok sembari memindahkan balok kayu seukuran batu bata.
Pemandangan menarik ini menghadirkan kehangatan tersendiri di tengah suasana pagi mendung nan dingin Kampung Wisata Dayeuh Manggung, Cilawu, Kabupaten Garut, Rabu (18/11/2020). Pertandingan lari balok kayu itu pun menandai hari kedua pelaksanaan Festival Permainan Rakyat dan Pertandingan Olahraga Tradisional Tingkat Jawa Barat.
Melihat anak-anak usia remaja berkumpul, bersenda gurau bersama kawan-kawan sebaya sambil memainkan permainan tradisional dalam dua dekade terakhir sudah menjadi hal langka. Kemajuan teknologi dan invasi kultur asing membuat generasi milenial semakin tak mengenal asyiknya bermain egrang, lompat galah, maupun permainan bermuatan lokal lainnya.
Kondisi inilah yang menggugah Irno Sukarno bersama Komunitas Anggota Masyarakat Peduli (KAMP) Garut menginisiasi Festival Permainan Rakyat dan Pertandingan Olahraga Tradisional, event yang dapat mengedukasi sekaligus melestarikan keberadaan permainan tradisional.
“Kita ingin apa yang sudah kita ketahui, kita terima sebagai warisan budaya leluhur bisa diteruskan kepada anak cucu kita. Saya dalam kegiatan ini mewariskan apa yang saya tahu mengenai permainan rakyat dan olahraga pertandingan tradisional kepada anak-anak muda,” papar Irno.
Terlebih beberapa pertandingan olahraga tradisional saat ini sudah memiliki ketentuan yang bersifat nasional melalui rumusan Komite Pertandingan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI).
Di satu sisi, kehadiran permainan tradisional diharapkan mampu menjadi alternatif di tengah serangan gencar efek negatif dari penggunaan gawai berlebihan di kalangan remaja.
“Selama tiga hari ini saya ingin mengajak para peserta, khususnya pemain yang terlibat, sejenak melupakan gadget. Coba dilihat, selagi permainan kalau peserta kan kita lihat tidak ada yang pegang gadget dalam tiga hari ini,” ujar Irno.
“Intinya, saya ingin mengajak mereka kembali ke alam. Bermain yang alami. Dengan begitu mereka bisa merasakan kebersamaan melalui permainan rakyat ini,” lanjut pria yang juga menjadi pengurus dan penggagas KOTI Kabupaten Garut tersebut.
Inilah Festival Permainan Rakyat Garut 2020 dan upaya mendekatkan kearifan lokal ditengah dunia remaja atau generasi z saat ini penuh dalam dunia gadget yang menyerbu.
Laporan SRS, FOTO-FOTO Sukma