JABARSATU.COM – Saat terbaring di rumah sakit pada Februari lalu, dan melihat sulitnya tenaga medis dan tenaga kesehatan menangani pasien Covid-19 terutama berkaitan dengan alat pelindung diri (APD). Yang mana di rumah sakit tersebut memakai APD seadanya dari jas hujan.
Bulan Maret, Ekky Veby Krismawan (26) asal Banjaran, Kabupaten Bandung, berinisiatif memproduksi APD lalu mengunggah sampel foto APD buatannya di media sosial.
Mulanya, wirausahawan yang bergerak di bidang produksi peralatan outdoor berlabel Explore Store Project yang juga bekerja di Puskesmas Cimaung bagian Tata Usaha itu hanya berniat membuat APD untuk diberikan kepada fasilitas kesehatan.
Namun baru dua menit posting foto, langsung ada 12 lusin pemesan.
Padahal, waktu itu saya belum ada bahan yang cukup untuk memenuhi semua pesanan itu. Tapi, semua bisa diatasi setelah merekrut teman-teman yang dirumahkan. Juga bekerja sama dengan beberapa pabrik tekstil untuk memenuhi pesanan,” tutur Ekky.
Ia mengungkapkan 30% produksi peralatan outdoor-nya menurun di tengah pandemi ini. Lantas, hal itu juga membuatnya tergerak untuk mengisi waktu dengan membuat APD. Sekaligus, mempekerjakan kembali rekan-rekannya yang dirumahkan dari pekerjaannya. Sejauh ini, katanya, ada tiga jenis APD yang telah dibuat, yakni Hazmatsuit, Jumpsuit, dan Kimono.
“Karena kami terbiasa membuat peralatan outdoor, kami buat (APD) menggunakan hazmatsuit agar stabilitasnya terjaga dan meningkatkan pembuatannya yang lebih rapih dan bagus. Kami mendapatkan respons yang baik dari tenaga medis dan mereka senang memakai APD yang kami buat. Partner kami di berbagai daerah, seperti Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, sampai Papua memesannya beberapa kali,” jelas Ekky.
Awalnya, APD hanya diproduksi sebanyak 200 buah. Kini, produksinya bisa mencapai 750 buah per hari. Menurut Ekky, itu tidak terlepas dari kerja sama dengan pabrik tekstil dan toko langanannya untuk membeli bahan baku APD. Ekky dan tim, membuat APD dengan berbagai warna agar memberikan kesan ceria dan tidak monoton. Tentunya, tanpa mengurangi kualitasnya.
Setiap hari Rabu dan Sabtu, Ekky bersama timnya melakukan social movement (gerakan sosial), yaitu memberikan hazmat suit gratis untuk faskes se Indonesia.
“Hingga saat ini kurang lebih sudah sekitar 40 faskes, 10 faskes di antaranya dari Kabupaten Bandung, yang kami beri hazmat suit gratis.
Kendati meraup keuntungan dari usahanya, Ekky berharap pandemi ini segera berakhir, “Saya berpikir itu tidak adil bagi orang lain. Karena tidak enak dalam posisi ini, banyak orang kesusahan dan saya dalam hal ini diuntungkan. Walaupun saya juga mempekerjakan para buruh pabrik yang dirumahkan dan lulusan SMA guna menambah dana untuk kuliah,” tutupnya. (JBS/FOTO-FOTO BUDI YANTO)