Home Hukum PILKADA

PILKADA

691
0
Aendra Medita

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 memang ramai. Selain kota Solo yang mengusung putra Presiden dan menjadi banyak polemik. Dan saya tak akan bahas soal Pilkada Solo sudah terlalu lumer alias banyak dan overload publisitas.

Saya ingin bahas dikit ada Pilkada yang dekat dengan Ibukota Jakarta. Ada tiga sih yaitu Depok, Kota Bekasi dan Tangerang Selatan (Tangsel) yang juga sakan Pilkada 2020. Tapi yang lebih seksi ternyata dari tiga kota penyangga adalah Tangsel.

Kini Tangsel selain diramaikan oleh pasangan Pilkada Dinasti lama dan baru, juga akan diramaikan oleh selebriti presenter Ramzi Geys Thebe, yang akrab disapa Ramzi. Ramzi maju sebagai bakal calon wakil walikota mendampingi Ir Kemal Pasya di Pilkada Tangsel.Pasangan Kemal-Ramzi mendeklarasikan maju Pilkada Tangsel, Kamis (6/8/2020) lalu. Partainya belum diketahui sih, tapi kini pasanga ini jadi pembicaraan di Tangsel.

Oke siapa yang dimakasud dinasti lama dan dinasti baru? Pertama ada putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah (Demokrat), yang maju dikabarkan berpasangan dengan Ruhamaben (PKS). Ini masuk dinasti baru yang akan bangkit.

Ada anak Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, yakni Pilar Saga Ichan yang mendampingi wakil Walikota Tangsel petahana Benyamin Davnie, Disini Pilar Saga artinya adik ipar dari Wali Kota Tangsel Airin dan keponakan Ratu Atut mantan Gubernur Banten. Ini masuk Dinasti lama di trah Banten.

Yang menarik ada keponakan dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yaitu mantan anggota DPRI RI, Rahayu Saraswati yang akan dipasangkan dengan Muhamad. Muhammad adalah Sekda Kota Tangsel yang sudah menyerahkan kunci mobil dinas dan kini siap maju Pilkada Tangsel 2020. Masuk ke kategori mana? Ini masuk dinasti baru sebab kekuasaannya sedang masuk dalam ruang kekinian. Mirip dengan anaknya keluarga Wapres RI.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 akan digelar pada 9 Desember 2020. Pilkada serentak akan diikuti 270 Daerah se-Indonesia ini menarik. Karena lebih menarik munculnya atau bangkitnya politik dinasti. Politik dinasti ini kalau dari perjalanan politik akan bagus karena sosok kepemimpinan teruji, jika ujug-ujug muncul inilah yang aneh. Bahkan absurd. Salah satunya merujuk pencapaian politik dinasti umumnya marak akan terjadi korupsi (KKN).

“Di bawah kepemimpinan dinasti ada baik buruknya, namun dalam Pemilukada 2020 ini makin nyata saja penuh kepentingan seakan abuse power dimainkan,” ujar Direktur Analisis Strategi Politik Komunikasi dari Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI), Gede Munanto dalam sebuah kesempatan pada saya.

Gede berpandangan bahwa politik dinasti itu harusnya sudah mati, harus digagalkan. Kini saatnya politik dinasti tamat, karena tak membawa nilai demokrasi yang baik, “Politik dinasti di Indonesia saat ini masih jeblok dalam sejarah Politik tanah air,” jelas Gede kandidat Doktor Komunikasi Politik di Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung ini, tegas.

Kemudian, dari hal prestasi umumnya politik dinasti ini tak membawa hawa segar sebagai kekuatan membangun demokrasi bahkan kurang terlihat. Malah banyak memamahbiak ruang korupsi makin tinggi.

Gede mengaitkan soal korupsi ini terjadi di sejumlah wilayah yang kepala daerahnya dicokok KPK. Padahal, kata dia, dasar awalnya ada Pilkada ini agar tersaring tokoh-tokoh daerah yang berprestasi dan mempunyai rasa pemimpin yang bukan korup.

“Sebab politik dinasti agar langgeng maka tak heran banyak para dinsati politik saat ini masuknya jadi wakil, tak mau langsung nomor satunya. Faktor lainnya mungkin ketidakmampuan dalam menciptakan cara memimpin dan mereka belajar dulu lalu akan mencangkul kelanggengan dinasti itu,” beber Gede.

Bagi dia, malah pilkada saat ini malah posisi amat berbahaya. Ada anak, mantu, dan kerabat maju di Pilkada.

“Kalaupun kemudian dipilih nanti hal tersebut lebih kepada ada unsur lain, saya tak mau mengatakannya dulu. Karena menurut saya hal itu bukan karena prestasi politiknya tapi lebih pada ada abuse power tadi,” tegas pengajar Komunikasi Universitas Pancasila Jakarta ini.

Politik dinasti telah disinggung antara lain oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sudah berjalan, meski tidak diungkap siapa yang dimaksud dengan anak dari trah politik tersebut. Semua bisa saja terkena oleh sindiran tersebut apakah Cikeas, Cendana,Kebagusan/ Teuku Umar, Solo, dan Banten.

Cikeas mengacu pada dinasti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Cendana (Soeharto), Kebagusan/Teuku Umar (Megawati Soekarnoputri), Solo (Jokowi), Banten (Atut). Keluarga politisi juga terjadi di sejumlah negara di dunia bahkan juga terjadi di Amerika Serikat (AS) misalnya pada keluarga Kennedy, Bush, Clinton, dan banyak lagi.

Namun, semua terkait pada kapabilitas masing-masing figur yang mempunyai kemampuan dalam melakukan kepemimpinan, yang bukan hanya dituntut trah, tapi lebih utama adalah kemampuannya. Selama mampu dan layak, sejumlah kalangan tidak keberatan, tapi jika dipaksakan, banyak yang menolaknya dan dianggap tidak pantas dipaksakan ke kursi kepala daerah, partai politik, dan panggung nasional.

Jika dipaksakan, banyak sekali contoh kegagalan dibandingkan keberhasilan misalnya seperti terjadi di Banten dengan banyaknya trah kerajaan Atut yang terjerat kasus korupsi dan diusut KPK.

Ada yang menarik juga loh dari politik dinasti ini, akibat takutnya atau mungkin aneh maka partai seragam dukung sehingga ada loh  katanya calon nanti lawan kotak suara kosong artinya tak ada lawan hidup. Nah karena penasaran juga mungkin ya…seorang penyanyi ternama bikin polling-pollingan… dan hasilnya kotak kosong yang menang loh. Hehehe…Ngopi dulu aja yuk…!!

@AENDRAMEDITA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.