JABARSATU.COM — Sebagaimana telah dituturkan pada bagian pertama pendirian Museum Kota Bandung, tujuan utama pendirian adalah mendokumentasi dan memamerkan warisan Bandung ini kepada bangsa.
Di samping itu Museum Kota Bandung berkehendak untuk meluruskan kembali sejarah kota Bandung. Sebagian data sejarah terlupakan, sebagian lagi tidak terdokumentasi dengan baik dan karena atmosfir politik pada masa lalu maka banyak data penting sejarah kota Bandung yang tersamarkan.
PedirianMKB bertujuan mempresentasikan kembali sejarah kota Bandung kepada masyarakat Bandung, Bangsa Indonesia dan Dunia.
Dari sisi Pariwisata ini akan menjadi destinasi baru – objek wisata Bandung yang memberikan citra positif dan mengembalikan aura Bandung sebagai kota pusat intelektual.
“MuseumKota Bandung sebuah wadah dari gerakan bersama berbagai kalangan masyarakat,komunitas dan profesional untuk menata kembali mozaik sejarah kota Bandung yangselama ini tercecer dan terabaikan, “ujar Nia Tim dari MKB kepada Redaksi.
Cikal Bakal Gedung
Gedung MKB yang digunakan adalah gedung cagar budaya kelas A bekas bangunan sekolah freemason yang diperuntukan bagi anak -anak dibawah 6 (enam) tahun, dibangun pada tahun 1925.
Gedung ini sudah terpasang plakat BCB oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Gedung ini sangart ideal digunakan menjadi museum agar bisa dinikmati publik.
Dengan latar belakang dua gedung modern dibelakangnya, maka bangunan yang sesungguhnya sederhana ini dan tipikal sekolah masa lalu menjadi tampak heritage.

MKB yang terletak di jantung kota tepatnya di Jalan Aceh No. 47 – 49 Bandung, secara peta kota sangat strategis lokasinya berseberangan dengan gedungPapak / Balaikota dan Taman Sejarah Kota Bandung.
MuseumKota Bandung (Museum of the city of Bandung) adalah museum budaya & sejarah Kota Bandung dari tahun 1810 – sekarang.
MKB Memiliki dua area kunjung:
RUANG KUNJUNG PERTAMA
Museum konvensional dengan ruang pamer didalam gedung Menggunakan gedung yang sudah disebut diatas. Memamerkan koleksi foto, film, gambar, rekaman suara dan artefak, dengan komposisi sebagai berikut : Foto/film 60% – Gambar / grafis 10 % – Dokumen / Arsip 20% – Artefak / rekaman suara 10%
RUANG KUNJUNG KEDUA
Gedung, kawasan, rute, situs yang berkaitan dengan sejarah kota Bandung. Seluruh materi ini tersebar di kota Bandung dan sekitarnya berupa gedung cagar budaya, kawasan, rute dan situs yang melengkapi dan menyempurnakan data sejarah yang dipamerkan didalam gedung Museum.
Kunjungan ke – area kedua ini berupa tour sejarah berdasarkan data foto, film, dokumen yang dipamerkan didalam gedung Museum.
MuseumKota Bandung disamping sebuah Museum konvensional didalam gedung juga menempatkan semua peninggalan sejarah kota Bandung secara harafiah sebagai bagian dari Museum.
“Museum Kota dengan pendekatan seperti ini merupakan satu – satunya di dunia. Hal ini memungkinkan terlaksana karena kota Bandung memiliki seluruh materi yangdiinginkan sedang kota – kota lain di Indonesia tidak,”jelas ketua TIM Museum Hermawan Rianto.
Kota Bandung disamping memiliki Museum Kota juga memiliki tour wisata sejarah yang dikelola oleh Museum atau dikunjungi sendiri dengan katalog dari Museum.
Secara harafiah Museum Kota Bandung memang benar benar menyertakan kota sebagai “ruang pamer Museum”
BERSAMBUNG ke Bagian 3, Kisah Perjalanan Museum Kota Bandung (Bagian 3), Kuratorial dan Museum Kelas Dunia