Gempa bumi bermagnitudo 6,9 yang mengguncang Banten dan sekitarnya pada hari Jumat (2/8/2019) malam ternyata telah mengakibatkan puluhan rumah rusak. Hal tersebut sebagaimana yang disaksikan oleh para relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) wilayah Banten.
Mereka ke lapangan pascadicabutnya peringatan dini tsunami dari BMKG. Hingga pagi ini, sebagian relawan masih berada di Kp. Karoya, Ds. Pandan Jaya, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang. Sedangkan sebagian lagi melakukan penyisiran di wilayah lain.
“Di Kecamatan Mandalawangi ada sekitar 45 rumah yang rusak berat,” demikian kata Kepala Humas MRI Wilayah Banten, Syarief, Sabtu (3/8/2019).
Maka dari itu, lanjut dia, MRI Wilayah Banten bersinergi dengan Badan Pengurus Wilayah (BPW) OI (fans Iwan Fals) Banten akan melakukan penggalangan dana bantuan gempa Banten. “Mereka akan menghimpun dana secara nasional teman-teman OI di berbagai daerah dan kita akan bersinergi untuk distribusi dengan Aksi Cepat Tanggap Banten,” jelas Syarief.
Gempa bumi bermagnitudo 6,9, yang sebelumnya dirilis bermagnitudo 7,4 ini dirasakan dengan durasi berbeda di beberapa wilayah. Warga di Kabupaten Pandeglang merasakan getaran selama 5-10 detik. Warga panik dan keluar rumah, sebagian mereka mengungsi ke dataran yang tinggi.
Warga di Kabupaten Lampung Selatan juga merasakan gempa 1-5 detik. Sedangkan warga Sukabumi, mereka merasakan getaran lebih lama yaitu 15-20 detik. Masyarakat terpantau panik dan keluar rumah.
Demikian juga dengan warga Kabupaten Cianjur yang juga merasakan getaran sekitar 20 detik. Durasi pendek dirasakan warga Kabupaten Bandung dan Bandung Barat dengan waktu 57 detik. Sedangkan Kota Bogor 15-25 detik.
Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan bahwa peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir pada pukul 21.35 WIB.