JABARSATU.COM – Kasus 12 Maret 2018 Debat Pilgub Jabar di Sabuga dimana puluhan Wartawan Sempat Ditolak Masuki Arena Debat Pilgub Jabar kok terulang lagi ya. Waktu debat Kandidat Pilgun Jabar di Kampus UI pada 14 Mei 2018 malam ada 5 jurnalis tak bisa masuk di acara debat itu. Pintu utama dilarang masuk jurnalis malah diminta mana tanda gelangnya. Ini sungguh aneh karena tanda gelang bukannya itu para pendukung kandidat Gub dan Wagub Jabar. Gerbang masuk dijaga ketat dan tak satuun petugas Humas KPU ada dilokasi atau yang kordinasi media.
Sungguh cara komunikasi Humas KPU Jabar buruk. Tak bisa belajar dari cara yang baik dalam komunikasi Humas. Kasus Sabuga hendaknya menjadi pengalaman. Kenapa lantas jurnalis di minta daftar tapi tak satu orang pun staff humas KPU Jabar ada di muka pintu masuk. Kami diminta mutar ke belakang padahal itu pintu masuk para calon. Kami di pingpong dan akhirnya kami memantau diluar. Dan sungguh ini satu peristiwa yang buruk dalam komunikasi politik. KPU harus intropeksi.
Debat pertama kandidat Gubernur Jawa Barat 2018 diwarnai insiden antar para jurnalis dengan panitia penyelenggara, dimana Grup Kompas Gramedia panitianya. Sedang di UI adalah Tim Trans Corp dan INEWS kejadian ini kenapa terulang.
Berita soal jurnalis tak boleh masuk ini memang tak ramai karena dalam acara debat yang berlangsung di Balairung UI itu ada insiden #Kaus 2019 Ganti Presiden Masuk Debat Pilgub Jabar. Hehe menarik. Kasus ini main panas saja. Calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat Sudrajat dan Ahmad Syaikhu (Asyik) yang memamerkan kaus bertuliskan “2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden” Kini bahkan Bawaslu Jabar dan KPU Menyatakan Pelanggaran. Tapi kenapa pasangan yang teriak Hidup Jokowi Tak dilanggar?
Surat terbuka untuk KPU ini hanya agar KPU Jabar intropeksi. Dan ini hanya kritikan akibat buruknya cara komunikasi KUP jabar. |JANG











