JABARSATU.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar akan menggelar Debat Calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) 2018 sejumlah kandidat semakin yakin akan bisa menjawab harapan rakyat. Debat sendiri akan berlangsung pada 12 Maret 2018 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Kemprung tarung para kandidat pemimpin Jawa Barat sudah semakin dekat.
Para bobotoh, sponsor, timses pun semakin mengencangkan ikat pinggangnya demi memenangkan “jagoannya”. Mereka memoles, mempercantik, para cagubnya dengan berbagai cara demi menarik hati para pemilihnya. Tapi rakyat sebagai pemilih punya pilihan dan harapan sendiri-sendiri. Apa yang diharapakan masyarakat? JabarSatu.com berhasilkan mengumpulkan pendapat masyarakat dan harapan apa kedepan di 5 tahun nanti bagi pemimpin yang duduk di kursi empuk Gedung Sate. Berikut suara mereka:
Mustika Koswara Warga Bandung:
“Kalau saya mah mau milih kang Emil sajah, karena kang Emil (pasangan “Rindu”, Ridwan Kamil – UU Ruzhanul Ulum) telah membuat Bandung jadi banyak pemandangan (taman).”
Akhmad Taufik, Ketua RT di Kecamatan Cicendo nyambi pengemudi angkutan online:
“Kang Emil pantas jadi Gubernur walau dia pesimis akan kalah sama kang Demiz (pasangan DM4Jabar, Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi, No.4)”, Tapi Akhmad juga dalam hati kecilnya sebenarnya tidak setuju Emil nyalon jadi gubernur, “seharusnya kang Emil mah sudah aja ngurus Bandung, kan sudah kelihatan hasilnya.”
Dede Ijang, petugas Keamanan di outlet Jalan Cimandiri Bandung :
“Kalau saya mah lebih cenderung ke pasangan 2DM kang, hanya sayangnya penempatannya terbalik, coba kalau Kang Dedi Mulyadi yang jadi Cagubnya, pan hebat”,
Junia Yuningsih, ibu rumah tangga:
“Saya suka kang Demiz dan kemungkinannya akan menang jadi gubernur, karena kang Demiz kan sudah terkenal kemana-mana, dan punya pengalaman memimpin Jabar.” katanya pasti.
Eman Sulaeman, Karyawan Rumah Sakit Paru-Paru di Bandung:
ini lebih memilih pasangan 2DM sebagai pasangan cagub dan cawagub.
“Jadi kalau kepilih gubernur dan wakil gubernur dua-duanya sudah siap berkarya karena masing-masing sudah berpengalaman memimpin, Pasangan ini terlihat santai, tidak ambisius dengan jualan kecap (merasa nomer satu), tapi kinerjanya sudah terasa oleh rakyat.”
Lita Rofu, pedagang,
pasangan Sudrajat – Ahmad Syaiku lebih “Asik”. Alasan Lita pasangan ini mendukung dakwah Islam, “Karena saya orang Islam, ya saya dukung itu”.
Syaid Toyo M.Pd,
“Pasangan Pak Sudrajat – Ahmad Syaiku akan memajukan pendidikan yang religius, pendidikan yang Islami bukan berbau Yahudi dan akan memperhatikan kesehatan masyarakat kecil.”
Dari pendapat publik juga JABARSATU.COM menemukan sejumlah pendapat misalnya Iyus (wiraswasta meubel), Asep (tukang benang), Ateng (tukang reparasi pompa air), Gren (petugas parkir), Abeng (keamanan merangkap tukang reparasi pompa) yang hampir senada mengatakan kepesimisannya tentang pilkada yang empat pasangan ini karena kata mereka pemimpin sekarang itu hanya janji-janji saja,
“Taya piliheun” (tidak ada yang pantas dipilih), katanya.
“Ya mudah-mudahan saja, Allah memilihkan pemimpin yang terbaik untuk rakyat Jawa Barat,” kata Kang Bebet penjual susu yang nyantri, menengadahkan kedua tangannya.
Dari hasil diatas inilah kenyataan yang ada mereka tulus menyebut para calong Pilgub Jabar 2018. Semoga saja ini bisa menjadi harapan jelang Acara debat kandidat paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat di Sabuga 12 Maret 2018 dan bisa menjawab persoalan-persoalan Jawa Barat.
Bukankan tema besar Pilgub Jabar yakni sebagai sarana edukasi demokrasi dan wahana wisata politik untuk masyarakat Jawa Barat, rakyat Indonesia, dan warga dunia dimana hal yang mengemuka pada acara rapat tim perumus materi debat publik di ruang KPU Jabar Jumat (2/3/18).
Kita tunggu saja dan suara publik ini dan bisa jadi pertanyaan-pertanyaan yang hendaknya direspon oleh para paslon Pilgub Jabar 2018.***
Laporan AGP, JANG /JBS.