Home Bandung DORONG PEMILIH CERDAS BUKAN #CARICARISME

DORONG PEMILIH CERDAS BUKAN #CARICARISME

#PILGUBJABAR2018

1872
0

 – Aristoteles

Jika wujud diatas dikaitkan dengan politik panas di Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) saat ini  bukan hanya di Jawa Barat (Jabar), namun ada 171 daerah di Indonesia tentu sangat sangatlah relevan.

Kenapa? Panas suhu politik mengandung kemungkinan itu karena disebut 2018 awal pemanasan politik jelang 2019 Pilres menjadikan semua ini penuh kemungkinan-kemungkinan.

Ada seni ada ilmu meraih kekuasaan. Soal kontitusional dan non kontitusional itu terjadi. Namun dalam tulisan ini saya hanya ingin menyampaikan betapa drama panjang pilkada serentak 2018 ini memang belum usai karena gongnya akan panas sampai Hari H yaitu 27 Juni 2018.

Panasnya pilihan adalah pemicu dari kondisi yang ada. Di Jabar ada empat pasangan dan ada empat Jendral bertarung. Mayor Jenderal (pur) Sudrajat, Jenderal “Naga Bonar” Deddy Mizwar Misalnya kasus  Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi (Demul) dan Mayjen Jendral (pur) TB Hasanuddin, Irjen (pur) Anton Charliyan dua yang terkahir ini satu pasangan dari PDIP.

Kemudian ada Mantan Walikota dan juga Bupati. Itulah pasangan yang punya mimpi maju di Pilgub 2018 menuju Gedung Sate,

Siapa yang Moncer di Jabar?

Nama Deddy Mizwar dikenal di Jabar dia adalah Wagub (petahana) yang maju. Pasngannyany  Dedi Mulyadi dibilang sudah moncer di Jabar bisa jadi sebelum berpangan daftar keduanya sudah ngider (mutar) Jabar. Namun sejak ada peristiwa rekomendasi tidak jatuh ke Demul rupanya Demul dan tim mulai mutar strategi dan Demul akhirnya menjadi wakil Dddy Mizwar. Kedua pasangan nih menyebutnya 2DM.

Demul sebaenarnya sudah sejak 2015 itu gencar keliling Jabar. Lewat Budaya, aktivitas sosial dan lain telah dilalukannya. Bahkan muncul di sejumlah tv dalam kajian-kajian islam. Festival budaya di Cikelet Garut ia sumbang ikan berton-ton, di Tasikmalaya dan sejumlah tempat lainnya di Jabar Selatan maupun di pantura Demul bluksukan.

Demul kerap juga mengundang sejumlah semiman budayawan ke markasnya di Purwakarta, diskusi dialog bahkan baca puisi, dan seorang penyair jika baca puisi disana dapat honor fantastis dalam sejarah, honor terbesar dalam sejarah baca puisi.  Demul sebenarnya sudah mengakar rumput baik budaya dan sosial, namun entah Golkar  di bawah Setya Novanto  mengerus nama Demul dan Setnov jatuh cinta ke Walikota yang suka akan pencitraan lebih di dunia medsos. Nasib berpihak pada Demul saat Setnov di cokok KPK dan Munaslub Golkar digelar dan didapuk Airlangga Hartanto sebagai Ketua Umum Golkar. Demul [un melanggang dan akhirnya mendapat rekomendasi Golkar. Rekomendasi dari Setno ke Ridwan Kamil dicabut. Namun Demul nampaknya tidak maju jadi nomor 1 Jabar ia menjadi nomor 2. Namun bunyinya sama yaitu 2DM (Deddy MIzwar-Dedi Mulyadi). Kisah Demiz juga sempat terluka karena Gerindra mencabut dukungannya yang sempat digadang dipasnagakan dengan Syaikhu (PKS). Namun Demiz yang didukung Partai Demokrat besukan SBY akhirnya daftar melenggang ke KPU.

Pasangan Ridwan Kamil (RK) – Uu Ruzhanul Ulum inilah pasangan yang alot dan degdegan. Sempat mau daftar KPU pada tigal hari akhir penutupan, namun mundur akhirnya daftar di akhir penutupan, meski bukan pendaftar terakhir.  Soal RK Sekjen PPP Arsul Sani mengungkapkan usulan Ridwan Kamil dipasangkan dengan Bupati Tasikmalaya UU Ruzhanul Ulum telah dikomunikasikan dengan PKB dan NAsDem. Wow nama UU muncul juga sama RK.

Uu sempat  bikin fenomena dan ambisi orangnya, Kisahnya adalah 15 menit setelah dilantik di Gedung Sate oleh Ahmad Heryawan saat itu Bupati terpilih Uu Ruzhanul Ulum langsung mendeklarasikan diri maju ke Pilgub Jabar 2018. Seusai bersalaman, Uu bergegas ke depan gerbang Gedung Sate, Bandung, tempat pendukungnya berkumpul sejak pagi.

Uu yang merupakan politisi PPP itu mengklaim banyak dorongan dan dukungan dari masyarakat Jabar kepada dirinya untuk maju dalam Pilkada Jabar. Sebagai kader partai, ia pun harus siap ditempatkan di mana pun. Dan inilah buktinya terpaksa Uu harus wakil dari RK, meski alotnya lobby PKB yang sebenarnya ingin Maman mendapingin RK, namun politik memang sulit diraba akhirnya Maman yang anggota DPR RI tertendang dan dia maju di Bupati Majalengka.  RK mau tidak sama UU berpasangan, meski nasib RK sebanrnya sempat melamar Demokrat tapi pintu Cikeas tertutup sudah karena RK tak mau jadi wakil Dede Yusuf. Demokrat pun akhirnya tidak majukan mantan Wagub Jabar Dede Yusuf ia malah mendukung Demiz.

Ketua DPD Partai PDIP Jabar ‎TB Hasanuddin muncul bersama Anton Charilyan yang mantan Kapolda Jabar untuk menatap maju ke Gedung Sate di Pilgub Jabar 2018.

Ada yang mengejutkan bagi saya bahwa jika benar kejadiannya adalah sejarah dalam politik Indonesia datang dari Jabar. Jabar adalah peta politik yang kuat. Dan pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) TB Hasannudin bahwa ada kans atau peluluang PDIP bisa koalisai dengan Partai Keadailan Sejahtera (PKS)  ini respon menarik.

Saat menghadiri Puncak Peringatan Pemuda Pancasila di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Sabtu (28/10).  PDIP awalnya ingin koalisi dengan Golkar awalnya, ternyata Golkar-nya ke Ridwan Kamil. Namun belakangan Golkar gagal bersama RK seperti yang dijelaskan di atas.

PDIP akhirnya memang memindahkan Puti GUntur Soekarno yang juga anggota DPR RI pilihan Jabar yang awalnya siap Maju di Pilgub Jabar 2018. Namun Puti harus terbang ke Jatim bersama Gus Ipul.

PDIP adalah partai yang bisa ajukan Cagub di jabar tanpa Koalisi. Dan akhirnya majukan calon gubernur di pilkada Jabar 2018 setelah Puti Guntur Soekarno Putri TB Hasannudin-Anton lah yang maju ke Gedung Sate, setelah bergulir lama Kang Hasanyang Anggota DPR RI Komisi I itu akhirtnya muncul lagi dan kini sang Ketua DPD PDIP Jabar itu bersama Anton untuk maju dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018.

Sementara Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menjelaskan partainya masih menunggu momentum yang tepat untuk mengumumkan nama-nama kandidat yang bakal diusung dalam pilkada 2018, termasuk dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat. Nama-nama menunggu mengerucutnya. Kami kaji sesuai aspek historis, sosiologis, kultural, dan juga peta politik di daerah. Dan juga kami melihat kepentingan nasional untuk calon gubernur dan calon wakil gubernur. PDIP hanya menunggu waktu untuk mengumumkan, dalih Hasto.

Hasto juga menyebut nama-nama yang diusulkan itu antara lain Puti Guntur Soekarno, Tubagus Hasanuddin, mantan Kapolda Jabar, Irjen Pol. Anton Charliyan dan Sekda Provinsi Jabar, Iwa Kartiwa. Ya kita tahu PDIP memang selalu diujung nanti akan ada namanya yang muncul, bahkan mengejutkan, kisah Hasto saat itu.

 

Rasanya tak lengkap kalau membaca Pilkada Jabar tidak bicara petahana. Ahmad Heryawa memang tak maju. Petahana hanya maju untuk Wagubnya yaitu Demiz.  Petahana sebelah karena memang yang akan maju adalah wakil dari petahana. Petahana yang mimpin saat ini adalah Ahmad Heryawan (Aher) sudah dua periode. Dan dipastikan dia yang berpartai PKS tidak akan maju lagi. PKS punya peluang mengusang calon untuk ke Gedung Sate dan akhirnya majukan Ahmad Syaikhu.
Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu ini memang sempat banyak fotonya bersama Demiz. Namun Gerindra partai Prabowo akhirnya majukan Sudrajat. Mantan Kapuspen TNI dan juga mantan Dubes Cina itu akhirnya berama Syaikhu.

Akhirnya saya punya kesimpulan bahwa di 27 Juni 2018 yang empat pasangan Pilgub Jabar yang jelas ajakan saya bahwa semoga pemilih Jabar lebih cerdas memilih, karena bisa saja suka partainya tak suka orangnya, suka orangnya tapi tak suka partainya. Mari ajak pemilih cerdas bukan mencari-carisme kejelekan lawan politik dalam pilkada Jabar yang beradab. Jabar Pilkada bukan seperti yang sudah ramai tanpa Move on sampai kini. DORONG PEMILIH CERDAS BUKAN CARICARISME dulur kabeh.Tabik !!

Aendra Medita, Analis dari Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.