Home #Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon Menyambut Pilbup Cirebon 2018

Menyambut Pilbup Cirebon 2018

1563
0

Menyambut Pilbup Cirebon 2018

Lengkap sudah 4 pasang calon bupati Kabupaten Cirebon:

1. Lutfi-Qomar
2. Kalinga-Santi
3. Sunjaya-Imron
4. Rakhmat-Yayat

Mana yg akan menang? Secara teoretis Sunjaya-Imron berpotensi menang. Simpel saja, sebagai pejawat (incumbent) dia sdh punya captive market yg lbh baik. Selain itu, terlalu banyaknya calon jg memberi keuntungan tersendiri bagi pejawat.

Nah yg harus dihitung jg adalah faktor partai. Di Indonesia cuma ada empat partai yg memiliki pendukung loyal yg tinggi: PDIP, Golkar, PKS, dan PKB. Jd figur yg didukung empat partai itu akan mendapat pemilih yg sudah jelas. Siapa wakil partai2 tsb. Sunjaya, Rakhmat, Santi, dan Lutfi. Tapi, ada tapinya, tingkat kekaderan Sunjaya dan Lutfi lbh kuat drpd yg lainnya. Sunjaya adalah pengurus PDIP. Lutfi adalah ketua PKB. Sedangkan Santi sebelumnya anggota DPRD dari PDIP. Dan Rakhmat non partai. Apakah ini berpengaruh? Secara total aspek loyalitas ke partai cuma berpengaruh 11 persen.

Jadi yg terbesar apa? Figur. Tentu figur bupati yg akan dominan dibandingkan wakil bupati. Jd pertarungan utama adalah antara Sunjaya, Lutfi, Kalinga, dan Rakhmat. Sunjaya adalah tentara dan pejawat. Sebagai tentara ia tak dikenal. Sebagai bupati ia tak moncer. Tapi pejawat tetaplah pejawat. Dia sudah ‘berkampanye’ sendirian sepanjang hari sejak 2013. Ia juga sdh dua kali ikut pilbup, ditambah dg yg sekarang ia sdh tiga kali. Jd ia sdh sangat berpengalaman. Ia didampingi Imron yg birokrat dan dr garis NU.

Lutfi sebelum menjadi politisi adalah pengusaha. Namun pd 2013 ia ikut pilbup, berpasangan dg Ratu Arimbi. Setelah itu ia terpilih menjadi ketua PKB. Posisi ini ia manfaatkan dg sebaik2nya utk ‘kampanye’. Tak heran jika hasil surveinya cukup tinggi. Sebagai orang yg blm berkarier di birokrasi ia jg tentu bersih dr catatan isu korupsi. Ia jg selalu menolak tawaran dan pendekatan yg dilakukan sejumlah figur yg ia nilai memiliki catatan yg kurang baik. Ia jg kandidat termuda: 40 tahun. Ia didampingi Qomar, mantan pelawak yg pernah ikut pilbup 2013.

Kalinga adalah birokrat karier. Terakhir ia menjadi kepala BKD — jabatan yg memiliki kewenangan dan pengaruh dalam menentukan nasib karier pegawai negeri dan juga rekrutmennya. Orang menyebutnya sebagai eks kepercayaan Sunjaya. Namun kemudian ia berpisah jalan dg Sunjaya. Ia memiliki keuntungan ketika ia sebagai orang pertama yg massif memasang poster dan baliho jauh2 hari. Saat orang lain belum berkampanye. Saat itu ia masih kepala BKD. Ia orang yg ramah. Tentu jaringannya di birokrasi menjadi modal tersendiri. Walau dlm hal ini pasti tak mudah krn harus bersaing dg Yayat yg mantan sekda dan kini menjadi cabup Rakhmat. Dan tentu sj bersaing dg Sunjaya. Kalinga didampingi Santi, istri seorang pengusaha dan anggota DPRD dr PDIP.

Rakhmat adalah seorang pengusaha. Tentu sj relatif tajir. Badannya tinggi besar. Ia jg maju pilbup pd 2013. Ia menjadi cawabup berpasangan dg Heviana. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri. Sayang ia tak menjaga popularitasnya krn setelah itu sibuk menjadi pengusaha lg. Hal itu berbeda dg Lutfi. Ia jg cukup telat memasang baliho dan poster. Tentu sj ia tetap memiliki simpul2. Ia jg bersih dr isu korupsi krn ia tak pernah di birokrasi. Ia didampingi Yayat, mantan sekda yg menolak dilantik jd staf ahli oleh Sunjaya.

Itulah high light para kandidat. Silakan dicermati.

Nah, yg hrs kita lihat jg posisi Cirebon sebagai kota wali. Dari empat kandidat tsb ternyata hanya satu partai santri yg mengusung cabup, yaitu PKB. Lainnya diusung PDIP, Gerindra, dan Golkar yg merupakan partai sekuler. PPP, PAN, dan PBB yg merupakan partai santri hanya menjadi partai sangat kecil. Bahkan PAN tak memiliki kursi. Sehingga wajar jk ketiganya tak mengusung calon. Yg berpeluang mengusung calon adalah PKS krn memiliki 5 kursi. Partai ini berkoalisi dg Gerindra yg memiliki 6 kursi. Syarat untuk bisa mengusung adalah 10 kursi. Tak heran jk sejak awal Gerindra dan PKS berkoalisi. Gerindra sejak awal membuka pendaftaran untuk cabup. Dari lima yg ikut proses tak satu pun yg kader. Akhirnya yg lolos Kalinga. Lalu siapa wakilnya. Ada dua nama yg kuat: Junaedi dan Satori. Keduanya kader PKS. Tp ternyata yg diajukan adalah Santi, anggota DPRD dr PDIP. Ini menjadi kejutan tersendiri. Apalagi sebelumnya Santi diisukan akan menjadi pendamping Sunjaya.

Ternyata Sunjaya memilih Imron. Ia adalah kepala kantor kementerian agama. Ia berlatar belakang NU — PKB didirikan oleh NU. Sunjaya menyadari komposisi demografi penduduk Kabupaten Cirebon yg dominan NU. Karena itu ia menjaga aspek preferensi ini. Tentu Imron akan bersaing dg Lutfi. Yg satu calon wakil bupati, yg satu calon bupati.

Dalam aksi 212 lalu, warga Kabupaten Cirebon termasuk banyak yg hadir di Monas. Dalam peta politik terkini, elemen 212 menjaga soliditasnya dlm menentukan sikap politik. Dari semua figur yg ada tak satu pun yg mencerminkan aspek ini. Mereka bertanya-tanya hendak mendukung siapa setelah PKS tak mengajukan kadernya. Lalu ke mana mereka akan menyalurkan suaranya? Tentu itu akan menjadi bandul tersendiri.

Selamat berjuang, selamat berkompetisi. Dan, selamat memilih. | FB : Nasihin Masha

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.