OLEH AENDRA M Kartadipura
Peneliti pada Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) dan Citra Survei Indonesia (CSI)
Bahwa demokrasi adalah proses tanpa akhir. Setuju tidak setuju hal ini meyakinkan kita pada sebuah kondisi bahwa kita tak pernah tahu berwujud demokrasi yang tuntas dan selesainya.
Titik perjalannya demokrasi adalah digiringnya pada tatanan sikap dan pilihan yang terbuka dan langsung di “bebankan” pada rakyat melalui simbol dari pilihan itu ada dalam pesta demokrasi yaitu lewat partai yang mewakili para pemimpin.
Sikap terbuka ini dianggap satu langkah dari bagian demokrasi, dan prosesnya adalah menentukan apa yang disebut keyakinan bahwa yang mewakili partai dan berakhir pada pola pilihan merupakan sebuah politik demokratisasi.
Sejalan dengan itu dalam pesta dmeokrasi tiga Jawa ini masuk dalam pilkada serentak 171 2018. Saya melihat tiga dari pilgub serentak politik ini makin memanas. Ada partai yang cepat dan ingin majukan calon dulu dan ada juga yang slow serta juga ada yang sangat lamban dan membaca siapa lawannya dan partai ini cenderung Last minute dan menentukan pada detik-detik akhir pilihannya.
Pilgub di tiga Jawa zaman now (Jabar, Jateng, Jatim) ini menarik dalam proses demokratisasi kekinian tanpa mengesampingkan Pilgub lain yang ada 171 dalam pilkada serentak dan saya melihat satu-satu atau kita buka tabirnya secara pelan saja.
Pilgub Jabar
Ada siapa di Jabar? Saat ini ada empat nama kuat. Sebelumnya sejumlah nama muncul banyak, mulai dari dai, artis politikus arti dan bahkan tokoh lama dan juga para kepala daerah sekelas bupati dan walikota serta pejabat Sekda. Waktu bergulir dan makin menukik jumlah makin mengerucut. Tidak nama kini kuat untuk posisi Jabar Satu. Meski tak menutup kemungkinan nama yang mulai redup kelak akan muncul kembali di bursa wakil gubernur.
Empat nama sebut Sudrajat (Kang Ajat), Ridwan Kamil (RK), Dedi Mulyadi (Demul) dan Deddy Mizwar (Demiz). Nama RK kini lagi panas, pasca Partai Golkar cabut dukungan dan dialihkan kembali ke Demul. RK yang masih didukung oleh Partai Nasdem dan sudah deklarasi kini juga sedang di ombang-ambing oleh PPP dan PKB. Sejak Golkar cabut dukungan PPP ancam akan tarik dukungan karena tak mau menyebutkan wakilnya yaitu keinginan PPP Bupati Tasikmalaya Uu, PKB pun ajukan Maman yang spanduknya sudah beredar luas disandingkan dengan RK. Namun RK tak bergeming, malah ada pernyataan bahwa dia ingin konvensi untuk Wakil Gubernurnya.
Hmmmm sejak kapan calon mau bikin konvensi, bukankah konvensi yang berhak Partai? Atau kini zaman Now memang boleh saja juga kaleee.
Kepastian Demiz yang merupakan Wagub dan bisa disebut Petahana maju jadi Gubernur Jabar kini masih tergantung (belum membumi), karena yang baru fix dukung baru Partai Demokrat, sedang PKS dan PAN kini lebih melirik pada Kang Ajat yang didukung penuh pilihan Gerindra. Usungan Partai Gerindra, dengan kang Ajat terdengar muncul mengejutkan. Sebab awalnya Partai Gerindra akan mengusung petahana wagub yang saat ini. Namun rupanya kandas. Ada salah tafsir dari Wagub atau dari sang Ketua Umum Gerindra, sehingga haluan berubah. Kang Ajat kini makin gencar dan dengan konsep USA-Urang Sunda Asli digaungkan dan medsosnya. Sejumlah aktivitas di Jabar. Mantan Kapupen TNI dan Dubes Cina itu kini siap menuju Gedung Sate, namun siapa wakilnya? Belum ada bayangan.
Kini kita tengok bagaimana Demul? Demul lagi bersinar kembali, sang ketua DPD Golkar Jabar ini menarik nafas lega, setelah awalnya dia terhempas dalam kursi Gubernur Jabar karena sang ketua umum Golkar Setya Novanto sempat memberikan rekomendasi ke bukan kader, malah milih Walikota Bandung yang maju. Badai kasus E-KTP muncul Setnov kesandung, dan Demul masuk bursa Munaslub batu sandungan dilampuai Demul dan Sang Ketum Golkar baru Airlangga Hartarto mengagalkan rekomendasi Setnov untuk RK dan beralih ke sang Bupati Purwakarta. Kerja Demul gemilang, dan kini siap menuju Gedung Sate.
Siapa pasangan baik ajat apa mungkin Syaikhu? Dan RK siapa wakilnyanya atau sebaliknya RK akan jadi Wakil siapa? Lalu Demul siapa wkailnya, ini mungkin akan nunggu partai PDIP yang sampai kini belum memutuskan apakah mantan Kapolda Jabar Anton Charlian yang akan maju atau Puti Sukarnoputri? Dan bagaimana juga nasib Demiz pakah dia akan jadi wakil lagi atau kita haru nunggu dulu. (bersambung)