OLEH AENDRA MEDITA *)
JABARSATU.COM – Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi Doni Monardo membuat adem warga Jawa Barat (Jabar) dengan program #Citarum Harum. Dia bukan tiba-tiba terlibat dalam “Citarum Harum” dia sudah mengabsennya sejak dia di tugaskan jadi Pangdam III/Siliwangi waktu sebelum diliantik dan saat itu ia masih Pangdam Patimura dalam acara Pengabdian Masyarakat Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok.
Mantan Komandan Kopasus ini juga sudah megabsen para petinggi dari Ambon yang hadir di acara itu. Khusus pengagas lingkungan Jabar yang saat itu rupanya hadir dan bagi Doni itu penting lalu tercuatlah buktinya ada dalam program Citarum Harum.
Adalah Irma Hutabarat dibelakang Citarum Harum ruang lingkup konsep dengan Vitever Waduk & Bibir Sungai dimana Irma sudah lama mendalami soal tanam menanam VETIVER, Jenis rumput Vetiver adalah sebuah Bio Terknologi yang dapat Mencegah banjir, Mencegah longsor, Mencegah erosi dan sedimentasi, Memperbaiki kualitas air dan tanah, Mentralisir limbah racun, Sanitasi hijau tanpa bau, Mendukung pertanian organik dan Melindungi Infrastruktur. Gerakan rumput Vetiver ini sudah lumayan berjalan lama saya pernah melihat-lihat sepanjang Citarum.
Kembali ke Doni Monardo ia sosok berwibawa, tegas dan menawan dalam sikapnya. Di Ambon dan sekitarnya sebagai Pangdam Patimura ia membuat Ambon kondusif selama dua tahun. Hasil Doni terukur jelas dan tertuang dalam Buku setebal 294 halaman “Bunga Rampai Kepemimpinan Mayjen TNI Doni Monardo, Cara Kodam XVI/PTM Menyelesaikan Konflik” membaca buku itu saya meras itu bukti integrated kinerja Doni selama memimpin Pangdam Patimura yang mumpuni.
Jadi jika saat ini Doni di Jabar dan memimpin Pangdam III/ siliwangi yang terkenal dengan tagline: “Siliwangi adalah rakyat Jawa Barat: rakyat Jawa Barat adalah Siliwangi” sebuah motto yang membumi di tatar pasundan.
Nah jika saja saat ini tim Citarum Harum dan bersama Doni Monardo merespon cepat dan mendapat kehormatan keterlibatan Doni sebagai Pangdam Siliwangi jelas ini sebuah harapan. Program Citarum Harum bukan program lokal biasa ini program Nasional dan bisa jadi untuk menunjukan ke dunia soal tata kelola Sungai, dimana Citarum yang terkenal ini saat ini sedang di vonis sungai tercemar di dunia.
Konsep program yang bertagar #KembalikanHarumCitarum #CitarumHarum adalah respon yang jitu dalam lingkungan karena Citarum adalah daerah Utama Penyangga Ibukota Jakarta. Jabar yang memiliki banyak Gunung sebagai mana kota tatar sunda yang terkenal dlingkung gunung ini disitu jelas sumber air dan sungai adalah gunung. Dan #Citarum Harum adalah program keren. Sehingga dengan terlibatnya Kodam III/Siliwangi dalam Karya Bakti di Situ Cisanti KM 0 Citarum, dalam upaya revitalisasi sungai Citarum, Kodam III/Siliwangi dan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat atas dukungan penuh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan menanam 10 Ribu Pohon maka dharapkan Permasalahan Sungai Citarum hingga saat yang tak pernah tuntas, soal banjir setiap tahunnya dengan penanganan bersama Kodam III/Siliwangi yang dipimpin Doni semoga bisa teratasi dan bebas banjir.
Pangdam Doni Monardo masuk pada momentum yang tepat di Jawa Barat. Ada harap dari Doni bagi warga Jabar. Tentunya Doni menjadi Pangdam ada sebuah perubahan untuk kemajuan yang jelas dan tersasar. Namun godaan ranah yang mengarah ke politik pun nama Doni mulai terseret-seret karena ramainya iklim Pilkada Jabar alias Pilgub Jabar.
Pigub Jabar memang belum mengerucut siapa yang kuat, hanya sejumlah nama yang muncul dan masih menunggu rekomendasi kepastian partai yang sangat alot. Baru satu yang fix dan siap maju dialah yang pernah curi adegan pertama deklarasi maju di Pigub Jabar. Bahkan Calon independen dipastikan di Jabar sudah tidak ada karena sinyal yang daftar dengan fotokopi e-KTP atau surat keterangan dari Disdukcapil minimal 2.132.589 lembar belum ada riaknya. Tapi fix biasanya olitik berubah dijung penantian.
Lantas kenapa nama Doni Monardo pria kelahiran Cimahi Jawa Barat 10 Mei 1963 disebut-sebut pas buat Gubernur Jabar? Sah saja kan jika ini hanya sebuah analisa dan prediksi jika saja berandai-andai Doni ada sinyal ke Gubernur Jabar dan bukan mustahil namanya makin moncer melebih saat ini. Bahkan nama Doni bisa semakin moncer juga mengingat pastinya dukungan Akmil angkatan 1985 (Angkatan Delima empat angkatan: AD-AU-AL & POLRI) saat ini sedang pada posisi yang solid dan menjadi para petinggi negeri ini. Angkatan Delima yang akan tarung dalam Pilkada 2018 ada juga yang siap di PilGub Sumut yaitu Edy Rahamyadi yang sudah tiga Partai (Koalisi Partai Gerindra, PKS, dan PAN) mereka Edy mantang Pangkostrad ini di Pilgub Sumut.
Andai sekali lagi Andai Doni minat dan tergiur di Pilgub Jabar maka karir di militer yang bisa dihitung berapa tahun kedepan Doni memang masih ada harapan dan jika setelah itu akan masuk masa pensiun karena dan faktor masuk masa pensiun maka sudah selesai.
Namun lagi-lagi jika Doni minat di Pilgub Jabar peta politik partai saya kira akan berubah, Doni pasti banyak yang minang. Mengingat sejarah Jabar adalah kuat dengan pemimpin asal militer.
Sekadar menyebut sejarah saja Gubernur Jabar yang dari Militer (tanpa menyebut yang sebelumnya sejak 1945-1960 nama Gubernur), Ada nama Mashudi adalah Letnan Jenderal TNI (Purn.), ada Solihin Gautama Purwanegara atau biasa disapa Mang Ihin atau Solihin GP adalah Letnan Jenderal TNI (Purn.) ada Mayor Jenderal TNI (Purn.) Aang Kunaefi, ada Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ke-8 (Kopassandha) Raden Mohammad Yogie Suardi Memet atau dikenal dengan nama Yogie Suardi Memet banyak menyebut terkenal dengan nama Yogie SM (pernah jadi Pangdam III SIliwangi, ada juga R. Nuriana, Nuriana juga adalah seorang purnawirawan tentara dengan pangkat terakhir Mayjen TNI(ia pernah jadi Pangdam Siliwangi juga), ia menamatkan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) pada tahun 1962, meski disebut militer Nuriana akhirnya bergabung bersama Golkar. Maka dalam sejarah Gubernur Jabar nama Nuriana masuk dua layer yaitu hijau dan Kuning, sementara yang militer masih tetap layer hijau militer. Selanjutnya dua Gubernur kemudian seiiring dengan demokrasi bergulir dua gubenur Dani setiawan Golkar dan Ahmad Heriywan PKS.
Peta Politik Jabar
Peta partai Politik di Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat wakil di DPD. DPRD Jawa Barat hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 tersusun dari 10 partai, Dengan rincian data kursinya PDIP 20, Golkar 17, PKS 12, Demokrat 12, Gerindra 11, PPP 9, PKB 7, Nasdem 5 PAN 4, Hanura 3. Dari kursi-kursi itu sudah kelihatan mana koalisi yang saat ini makin mengerucut terbentuk, dan jagoan pun sedang digodok, meski belum final.
Sampai tulisan ini diturunkan masih satu pasangan yang solid terungkap. Sementara itu Walikota Bandung Ridwan Kamil (RK) sudah curi start dalam langkah di Jabar 2018 dimana dia deklarasi di Monumen Bandung Lautan Api, Lapangan Tegalega, Kota Bandung, Minggu (19/3/2017). RK bersama NasDem, Golkar dan PKB seta PPP.
Calon lain yang mencuat adalah Demul alias Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta), Demul memang saat sementara terpental meski masih getol dan masih siap-siap untuk menuju Gedung Sate.
Peta politik Jabar dan Pemilu ini memang menarik. Saking menariknya Jabar akan dijadikan kekuatan masa depan khususnya 2019 dalam Pilpres sebagi tolok ukur.
Di Jabar sendiri cukup banyak Pilkada selain Pilgub ada juga 16 Kabupaten Kota yang sedang akan pilkada 2018, jadi biar bagaimana pun peta Jabar adalah sebuah pengaruh besar dalam pesta demokrasi di nusantara tercinta ini.
Dan tentu saja Doni punya pilihan maka pilihan itu ada dua, lanjut di militer atau hijrah ambil tarung di Pilgub Jabar. Pilihan kedua pasti akan berkerut dan perlu perenungan, karena betapa diluar dugaan dan Jika beradai-andai ini ada wujud nyata bukan hanya itu sekadar wacana akhirnya namun akan membuat banyak yang terbelalak takjub. Sebuah harapan menanti dan Jabar Adem bersama Doni dan pintu masuk Program #CitarumHarum adalah gerbang lingkungan Jabar yang bersih bersama Doni Monardo. Bravo Jenderal…!
*) Warga USA (Urang Sunda Asli) dan Analis dari Pusat Kajian Komunikasi Politik (PKKPI).