Home Dunia Kakao Jembrana Diakui Dunia

Kakao Jembrana Diakui Dunia

1649
0
Marc Le Moullec

JABARSATU – Petani kakao permentasi di bawah Koperasi Kerta Semaya di Kabupaten Jembrana kini mendunia dan para importir kakao dunia berebut.

Kualitas dengan kualitas yang terus dijaga oleh para petani lewat Koperasi Kerta Semaya dengan arahan Yayasan Kalimajari ini sudah mampu mengekspor kakao permentasi ke Perancis (Valrhona), Jepang, Australia dan Amerika.

“Kami berikan Berbagai pelatihan yang lakukan kepada koperasi mulai dari pelatihan GAP (Good Agriculture Practices), GMP (Good Manufacturing Practices), pelatihan management, juga akselerasi dengan pihak perbankan. Bimbingan produksi kakao yang baik mulai dari paska panen hingga panen dan pasar yang baik, karena punya produksi yang baik kalau tidak memiliki pasar juga percuma,” kata Agung Widyastuti Direktur Yayasan Kalimajari di Jembrana Bali, Rabu (22/11).

Menurut Agung Widyastuti, Koperasi Kerta Semaya Kabupaten Jembrana Bali, yang sempat tidak produktif telah berdiri tahun 2006 pada tahun 2011, Yayasan Kalimajari atas dukungan berbagai pihak mencoba untuk membangkitkan peran koperasi dalam mempertahankan potensi kakao permentasi. Koperasi Kerta Semaya sebagai koperasi yang mewadahi potensi unggulan kakao permentasi di Kabupaten Jembrana dengan anggota koperasi petani kakao yang terus meningkat, berhasil mengekpor kakao permentasi dari hanya 55 ton kini sudah mampu mengekspor mencapai 75 ton biji kakao permentasi.

Keberhasilan peningkatan kualitas dan ekspor tidak lepas dari peran importir Valrhona dari Prancis, produsen cokelat yang ikut terlibat memberikan bimbingan dari pasca panen hingga panen yang baik. “Tidak semua importir seperti Valrhona produsen cokelat dari Prancis lakukan, yang antusias terjun langsung ke petani untuk memberikan bimbingan kepada petani dari cara merawat pohon kakao hingga panen dan menghasilkan biji kakao yang berkualitas ekspor,” kata Agung Widyastuti.

Petani Kakao Jembrana anggota Koperasi Kerta Semaya

Tak heran kalau Koperasi Kerta Semaya sebagai koperasi yang mewadahi potensi unggulan kakao permentasi di Kabupaten Jembrana Bali, yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil memperoleh penghargaan Sertifikat organik USDA (United State Department of Agriculture) dan EU (European Union) dari Control Union selaku lembaga sertifikasi. Juga penghargaan UTZ certifikasi.

Agung Widyastuti, dengan UTZ certifikasi yang mengadopsi sistem berkelanjutan, mampu menempatkan posisi tawar petani kakao permentasi semakin kuat dalam mata rantai produksi sampai dengan pemasaran.

Sementara itu Marc Le Moullec yang dipanggil Marco perwakilan Valrhona mengatakan di Indonesia banyak penghasil kakao, tapi biji kakao permentasi dengan kualitas baik hanya terdapat di Kabupaten Jembrana Bali.

“Petani kakao permentasi di Jembrana termasuk petani yang ulet bisa menghasilkan kakao permentasi berkualitas ekspor, karena bisa menghasilkan kakao permentasi yang baik membutuhkan waktu yang cukup panjang, mereka sabar juga semangat dan kini bisa menghasilkan kakao permentasi yang baik. Ini jarang dilakukan oleh petani lain umumnya begitu panen kakaonya langsung dijual agar cepat dapatkan uang,” tegas Marco.

Sementara itu hal yang sama dikatakan Thomas CEO Classic Fine Foods, perhatian Valrhona Prancis sebagai importir kakao permentasi kepada petani dan Koperasi Kerta Semaya Kabupaten Jembrana Bali, dari pasca panen hingga menghasilkan kakao permentasi kualitas ekspor tidak sampai disitu, kedepannya akan bekerjasama dibidang pendidikan khusus kuliner Politeknik Internasional Bali yang kampusnya terletak di Pantai Nyanyi, Kabupaten Tabanan.

“Selain bekerjasama dibidang pendidikan kedepannya Valrhona juga berencana membuat pabrik cokelat di Bali,” kata Thomas di kampus Politeknik Internasional Bali.

Di kampus itu yang cukup lengkap sarana dan prasarananya untuk pendidikan kuliner, Thomas dihadapan para ahli pastry dan distributor perkenalkan produk cokelat produksi Valrhona bersamaan digelar demo membuat cake dari cokelat.

“Cocoa Exellence 2017”

Penghargaan “Cocoa Exellence 2017” adalah penghargaan bergengsi dan kelas dunia pun akhirnya mengantarkan petani kakao permentasi di bawah Koperasi Kerta Semaya di Kabupaten Jembrana.  Pemkab Jembrana bersama Yayasan Kalimajari dan Koperasi Kerta Samaya Samaniya sudah merintisnya sejak tahun 2011.

Yayasan Kalimjari pihaknya mendampingi petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya lewat program kakao lestari Sampai saat ini dari 138 subak (kelompok petani khas Bali) yang ada di Kabupaten Jembrana baru 38 subak yang mengikuti program tersebut.

“Padahal potensi kakao di Jembrana luar biasa, dibuktikan dengan penghargaan maupun pengakuan dari dunia internasional,” kata Agung Widyastuti

Selain itu atas dukungan banyak pihak : Pemrintah Daerah, Provinsi dan Pusat, Indonesia Eximbank, TUV NORD Jerman, OXFAM NOVIB, Bank Indonesia, Agreterra, LWR, Rabobank Foundation dll) dan 582 orang petani dari 35 Subak Abian yang tersebar di  4 kecamatan di Kabupaten Jembrana memulai spirit membangun keberlanjutan komoditi kakao ini melalui sistem penjaminan atau proses sertifikasi. Aspek hulu – hilir menjadi konsentrasi utama program. Selain penguatan di tingkat petani, pranata sosial Subak Abian, dan Koperasi sebagai pemegang sertifikat juga mendapatkan proses penguatan kapasitas, sehingga mampu memberikan nuansa pembelajaran akan proses pemberdayaanmenjadi semakin riil dan kuat.

Perjalanan program ini, akhirnya mampu mengantarkan posisi Koperasi Kerta Semaya Samaniya sebagai program pertama di Indonesia yang menempatkan lembaga komunitas/petani dalam hal ini koperasi,  sebagai pemegang sertifikat UTZ (certification holder). Kerja keras dengan tantangan yang tidak mudah….kalimat ini belum cukup untuk mewakili proses yang harus dibangun dengan segala keterbatasan dan dinamika yang menyertai perjalanan program.

Keterbatasan SDM, sumber pendanaan, membangun ICS sebagai sebuah system dan team, proses improvement di tingkat petani (P) dan di tingkat koperasi (C) merupakan sederetan tantangan yang menyertai perjalanan program. Semangat perubahan untuk peningkatan kwantitas, kwalitas biji kakao, proses pemberdayaan kelompok/Subak Abian, membangun sistem penjualan bersama dan harapan adanya peningkatan pendapatan petani atas reward, penghargaan dalam bentuk harga premium, merupakan sederetan motivasi petani untuk mengimplementasikan program kakao berkelanjutan di Kabupaten Jembrana. Hal lain yang tidak kalah penting adalah filosofi dasar dari makna lestari/berkelanjutan dalam kerangka sertifikasi, yang menjadi media gerakan penyadaran akan penting nya komoditi ini tumbuh dan berkembang lestari di Kabupaten Jembrana.

Agung Widyastuti Direktur Yayasan Kalimjari

Manfaat yang Diperoleh dan Semangat Perubahan

Seiring proses selama ini, banyak dinamika yang menyertai. Tantangan yang paling besar diawal program adalah bagaimana merubah pola pikir petani untuk melakukan perubahan secara bertahap maju. Melalui proses pendampingan dan komunikasi yang intensif dengan berbagai pihak : pemerintah, swasta, lembaga donor dan komponen lainnya, dampak positif mulai dirasakan oleh petani serta keberadaan koperasi menjadi semakin kuat.

Manfaat untuk petani : peningkatan produktivitas kebun (kwantitas) sebagai dampak positif dari penerapan GAP (Good Agricultural Practices) akibat dari adanya aturan yang ketat dari praktek berkebun yang baik. Data perkembangan yang dapat dicatat dari proses, terdapat kenaikan produksi rata-rata per-pohon  1,8 – 2 kg biji basah dari angka sebelumnya hanya mencapai 1 – 1,5 kg/pohon. Dukungan besar dari berbagai pihak juga telah memberikan semangat petani untuk memperbaiki proses pasca panen.

Manfaat untuk Subak Abian/kelembagaan : terbangun proses penguatan kapasitas kelompok dalam aspek pemasaran. Dalam pelaksanaan program ini, telah dibangun dan disepakati bersama, mekanisme pemasaran langsung dari petani ke koperasi, dengan proses pengolahan di tingkat UPH (Unit Pengolahan Hasil) dimasing-masing Subak Abian.

Manfaat riil, rantai pasar menjadi lebih sederhana, sehingga petani/Subak Abian dapat memperoleh harga yang lebih tinggi. Penjualan dilakukan secara kolektif dibawah naungan Subak Abian, sehingga berdampak pada volume yang lebih besar (posisi tawar terhadap harga menjadi lebih kuat). Proses control kwalitas dilakukan secara berjenjang mulai dari petani, Subak Abian, UPH dan koperasi. UPH ini sekarang telah mampu berbuat banyak hal kepada anggotanya. UPH ini dibangun dengan semangat swadaya yang tinggi, tidak berorientasi kepada batasan proyek tetapi bertumpu pada semangat berkelanjutan yang telah mampu terealisasi dengan baik.

Manfaat untuk Koperasi Kertha Semaya Samaniya sebagai pemegang sertifikat : pembenahan manajemen koperasi dilakukan secara bertahap, terencana dengan baik dan telah diatur dengan agenda program yang disusun bersama anggota koperasi (Subak Abian dalam hal ini). Pemenuhan standart-standart yang tertuang dalam COC UTZ Certified dari tahun ke tahun telah menjadi salah satu acuan dalam peningkatan peran koperasi dalam kerangka program certifikasi. Posisi tawar koperasi terhadap harga dan pilihan pasar menjadi lebih kuat.

Koperasi tidak bergantung dengan hanya satu pasar. Proses seleksi pasar yang berkomitmen memberikan penghargaan dalam bentuk premi kepada petani, masih terus dan terus diperjuangkan. Koperasi saat ini telah mampu menjadi rujukan untuk tujuan studi komprehensif dari berbagai daerah di Indonesia, yang tentunya mampu memberikan semangat untuk memperbaiki sistem secara berkelanjutan. Prestasi terakhir yang telah diukir oleh Koperasi adalah terpilih dalam 50 besar dunia cocoa excellent 2017 dari 166 sample dan 44 negara. Semangat fermentasi semakin diperkuat dari tahun ke tahun. Kerjasama dengan berbagai buyer berjalan dengan baik, salah satu yang terjalin dalam sebuah konsep kemitraan yang baik adalah dengan Valrhona. Sejak tahun 2015 sampai dengan saat ini telah terjalin kerjasama pemsaran dan telah mengirimkan 2 countainer dengan volume per countainer sebanyak 12,5 ton. Kerjasama ini bukan hanya soal jual dan beli tetapi lebih dari itu. Kemitraan ini lebih pada bagaimana menberikan manfaat kepada kedua belah pihak sehingga dapat berjalan secara berkelanjutan.

Proses ini juga sebagai bentuk perjuangan, komitmen dan konsistensi dari Yayasan Kalimajari sebagai NGO local Bali yang ingin menunjukkan kepada publik bahwa Bali memiliki potensi lokal komoditi pertanian yang patut dibanggakan.

“Sekali lagi ini bukan hanya soal jual dan beli tetapi soal perjuangan untuk mengibarkan bendera merah putih, tentang kualitas kakao yang mampu bersaing di kancah global. Semoga Kalimajari mampu memegang mandat ini bersama dengan para pejuang kakao di Jembrana,”tandasnya. |FES/RED

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.