JABARSATU – Meski Ridwan Kamil dan Nurul Arifin telah mendapatkan dukungan dari Partai Golkar di Pilkada 2018, hal tersebut tidak membuat keduanya otomatis saling merekomendasikan dalam masa kampanye nanti.
Ridwan Kamil akan maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat, setelah mendapat dukungan Partai Golkar, PPP, PKB, dan Partai Nasdem.
Sedangkan Nurul Arifin akan maju sebagai Calon Wali Kota Bandung, setelah mendapatkan SK pengusungan dari Partai Golkar.
Belum pastinya saling rekomendasi pada masa kampanye nanti disebabkan belum pastinya koalisi di tingkat Kota Bandung.
“Kalau misalnya koalisi sama, itu bisa saja saya membantu Ridwan Kamil kampanye di daerah lain. Sebaliknya di Bandung, Ridwan Kamil bisa berikan endorsement,” ujarnya kepada wartawan di Lapangan Pusenif Bandung.
Nurul Arifin juga mengatakan saat ini dirinya telah mencoba komunikasi dengan beberapa partai politik.
Menurutnya memang lebih baik jika partai koalisi sama antara Pilwalkot Bandung dengan Pilgub Jawa Barat, karena hal itu akan lebih baik pada estafet tongkat kepemimpinan.
Meski begitu, ia tidak mempermasalahkan jika pada akhirnya koalisi di tingkat Jawa Barat dan Kota Bandung berbeda.
“Buat saya, saat ini yang cepat saja, agar saya lebih mudah menindaklanjuti program kerja saya mau apa dan dengan siapa saya bekerja,” ujar Nurul Arifin.
Nurul Arifin mengatakan akan persoalan koalisi akan diselesaikan dalam pekan ini.
Tetapi, ia enggan menyebut nama potensial yang akan mendampinginya di Pilwalkot Bandung karena masih dalam proses komunikasi.
“Kalau lobby selesai, kami selesaikan minggu ini. Kami menunggu keputusan partai koalisi, supaya bisa melakukan langkah berikutnya apa, supaya bisa deklarasi secara bersama-sama,” ujarnya.
Saat ini, selain Nurul Arifin, terdapat beberapa kandidat yang telah memiliki SK pengusungan.
Di antaranya adalah Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, yang mendapatkan mandat dari PKS, dan Fiki Satari yang mendapatkan rekomendasi dari PKB.(JBS/TJ)