JABARSATU – Kemeriahan kemerdekaan Indonesia masih terasa di seluruh kalangan negri ini, rasa patriotisme dan nasionalisme dapat terlihat dimana – mana.
Kecerian itu pula dapat dirasakan oleh para murid Down Syndrome (Kurangnya Intelektualitas) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Putra Berlian yang beralamat di Kampung Ciseupang Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka.
Keadaan sekolah untuk anak berkebutuhan khusus di SLB tersebut sangatlah kurang dari kata nyaman, kecilnya ruang belajar mengajar, kurangnya tenaga pengajar, dan kurangnya fasilitas lain yang dibutuhkan dalam pengajaran anak Down Syndrom.
Jauhnya akses merupakan salah satu kendala utama dari SLB Putra Berlian Cicalengka, dana BOS yang degelontorkan oleh pihak terkaitpun masih kurang mencukupi untuk melengkapi isi sekolah tersebut, dan membayar para gaji honorer yang ada disana.
Sesuai dengan Undang – Undang Pendidikan Pasal 31 (1-5) dan Pasal 32 (1-2) tertera jelas tidak peduli berkebutuhan khusus atau tidaknya, pihak – pihak terkait yaitu pemerintah pusat maupun daerah, harus memperhatikan pendidikan anak – anak bangsa Indonesia.
Untuk saat ini bantuan yang turun hanya dana BOS dalam 3 bulan sekali, dan dana tersebut masihlah kurang memadai untuk melengkapi fasilitas anak berkebutuhan khusus di SLB Putra Berlian Cicalengka.
Beberapa anggaran yang harus dilakukan dalam perbaikan – perbaikan areal sekolah, membayar tagihan listrik dan air, kebutuhan dalam pembelajaran dan menggaji 4 tenaga pengajar honorer di SLB tersebut.
Kepala Sekolah SLB Putra Berlian Yuyun Wahyudi tanpa ada rasa ragu dia menggunakan uangnya yang tidak seberapa untuk terus berusaha mencukupi kebutuhan sekolah yang dia pimpin, jika dana BOS dari pemerintah sudah habis terpakai untuk memenuhi anggaran SLB tersebut.
Kekurangannya tenaga pengajar merupakan hal penting di SLB tersebut, terutama dibagian kesehatan untuk anak – anak Down Syndrome, seperti dokter anak, dan psikologi untuk anak.
Yuyun Wahyudi dan Dua orang staff pengajar yaitu Adam Rakhman Saputra dan Rica Agustien berharap tidak hanya sekolah umum dan SLB yang berada di kota besar saja yang terpenuhi fasilitas dan aksesnya, tetapi perhatikan juga sekolah – sekolah yang berada dipelosok negri ini, agar kegiatan belajar – mengajar dapat dilakukan dengan baik terhadap anak – anak normal dan juga anak – anak Down Syndrome.
Dapat kita lihat kenyataannya dilapangan, sekolah – sekolah SLB yang berada di kota – kota besar Indonesia mempunyai fasilitas cukup memadai dalam proses tumbuh kembang anak Down Syndrome, begitu juga banyaknya tenaga pengajar guna memantau keadaan anak bekebutuhan khusus ini.
Kemerdekaan bukan hanya sekedar merdeka dari penjajahan yang menumpahkan darah para pejuang kemerdekaan, kemerdekaan saat ini juga bukan hanya menunjukkan rasa nasionalisme dan patriotisme di berbagai tempat, kemerdekaan juga bukan hanya sekedar euvoria semata.
Kemerdekaan sesungguhnya untuk negara dan bangsa Indonesia adalah kemerdekaan yang mampu mensejahterakan rakyat di negara ini dari segala aspek, tanpa harus memandang Strata (tingkat) sosial di masyarakat, tanpa harus memandang kekuasaan dan jabatan apa yang dimiliki.
Terutama kemerdekaan pendidikan tanpa harus memandang ekonomi keluarga, dan juga bagaimana keadaan anak tersebut, masih banyak para orang tua yang ingin anaknya mendapatkan pendidikan yang sangat baik terlepas dari segi ekonomi orang tua dan keadaan mental dari anak tersebut yang terkadang menjadi kendala, akhirnya orang tua tidak sanggup membiayai buah hatinya untuk lebih cerdas dan berguna bagi Nusa dan Bangsa di dalam dunia pendidikan Indonesia.
(jobs/ILHAMDI/jbs)