JABARSATU – Realisasi produksi padi di Jawa Barat tahun lalu mencapai 12,5 juta ton gabah kering giling (GKG), surplus sekitar 4 juta ton. Walaupun tahun ini beberapa daerah areal tanaman padi dilanda serangan hama, tetapi Dinas Pertanian dan Holtikultura Jawa Barat optimistis target produksi 12,6 juta ton bisa tercapai.
“Tahun lalu target produksi padi Jabar 12,3 juta ton, realisasinya bisa melebihi target yaitu 12,5 juta ton. Tahun ini target produksi Jabar dinaikan jadi 12,6 juta ton,” ujar Unep Primadi. Unep adalah Kabid Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Holtikultura Provinsi Jabar, yang ditemui di Subang kemarin.
Dia optimistis, target yang ditetapkan pusat tahun ini bisa tercapai. Sebab, saat ini, produksi padi. Jabar sudah mencapai 9 juta ton. Dengan rentang waktu yang tersisa beberapa bulan ke depan hingga Desember 2017 nanti, pencapaian produksi bisa sesuai target yang telah ditentukan. “Masih ada waktu lebih dari empat bulan lagi. Dalam rentang waktu itu, produksi hingga Desember 2017 bisa 3,5 juta ton. Kami optimistis sisa waktu beberapa bulan ke depan bisa sesuai target,” katanya.
Unep mengakui, akhir-akhir ini areal tanaman padi di berbagai daerah yang dilanda serangan hama cukup luas. Namun, bila dilihat total luas areal tanam, serangan itu relatif kecil, sehingga pengaruhnya terhadap produksi padi Jabar tak terlalu besar. “Kalau dilihat total areal pertanaman yang diserang OPT )organisme pengganggu tanaman) kurang dari lima persen luas tanam. Jadi, pengaruh ke produksi padi Jabar relatif kecil,” ujarnya.
Produktivitas padi di Jabar tertinggi di nasional dibanding daerah lain. Sebab, produktivitas Jabar mencapai 6,1 ton per hektare, sedang nasional baru 5,7 ton. Apabila dilihat dari total produksi Jabar masih dibawah Jatim. Produksi Jabar 12,5 juta ton GKG, dan Jatim 13,5 juta ton GKG.
“Tapi produktivitas hasil panen Jabar lebih tinggi karena luas baku lahannya lebih kecil dibanding Jatim. Jatim itu luas baku lahannya mencapai 1,2 juta hektare, sedangkan Jabar 929.000 hektare,” katanya.
Dengan capaian produksi tahun lalu 12,5 juta ton GKG, lanjut Unep, Jabar mengalami surplus hingga 4 juta ton. Itu artinya kelebihan produksi bisa digunakan untuk membantu daerah lain ataupun ekspor. “Surplus itu stoknya ada yang di Bulog, tapi banyak juga disimpan petani atapun di penggilingan,” katanya.(pr/jbs/md)