JABARSATU -, – Masyarakat diimbau untuk menyikapi fenomena Gerhana Bulan dengan dzikir, ibadah, dan amal saleh. Hal ini karena fenomena tersebut merupakan kesempatan untuk meningkatkan keimanan.
Hal tersebut diutarakan Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ghazalie Masroeri. “Gerhana matahari dan Gerhana Bulan adalah fenomena alam sebagai bukti kekuasaan Allah SWT. Mengamati peristiwa gerhana, meningkatkan keimanan,” ujarnya dalam siaran pers, Senin, 7 Agustus 2017.
Gerhana Bulan Sebagian (GBS) atau parsial diperkirakan terjadi pada malam selasa, 7-8 Agustus 2017, atau 15 Dzulqo’dah 1438 Hijriah. Secara astronomis, GBS akan terlihat di Indonesia.
Adapun fase gerhana bulan ialah:
1. Awal Penumbra: pukul 22.50:01 WIB (7 Agustus)
2. Awal GBS: pukul 00.22:55 WIB (8 Agustus)
3. Pertengahan GBS: pukul 01.20:37 WIB
4. Akhir GBS: pukul 02.18:19 WIB
5. Akhir Penumbra: pukul 03.51:13 WIB
Ghazalie menuturkan, kaum muslim disunahkan untuk melakukan salat gerhana bulan atau Khusuf al-Qomar dalam rentang waktu fase kedua hingga keempat.
“Lembaga Falakiyah NU mengajak kepada ummat untuk melakukan pengamatan peristiwa GBS. Kemudian menyikapinya dengan dzikir, ibadah, dan amal saleh,” ujarnya.
Salat gerhana merupakan salat yang dikerjakan masyarakat yang daerahnya dilalui gerhana. Waktu pelaksanaannya adalah mulai ketika gerhana muncul sampai gerhana tersebut selesai. Meskipun masuk waktu terlarang salat, salat gerhanatetap dianjurkan untuk dilaksanakan.
Salat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat dengan cara berjamaah. Kalaupun terpaksa sendiri, salat gerhana tidak disertai dengan khutbah. (pr/jbs/md)
