JABARSATU – Keluarga kakak-beradik Elviana Parubak (30) dan Eva Septiani Parubak (28) yang tewas bunuh diri meloncat dari lantai 5 Apartemen Gateway, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung menolak dilakukan autopsi terhadap jasad keduanya.
Baca juga :https://www.jabarsatu.com/2017/07/24/dua-wanita-bunuh-diri-di-bandung-loncat-dari-gateway-lantai-5/
Bukan hanya menolak diautopsi, pihak keluarga pun akan segera membawa jenazah kedua perempuan itu ke Makassar untuk dimakamkan.
Kapolsek Cibeunying Kidul, Kompol Anton Purwantoro mengatakan, keluarga korban menganggap kematian Elviana dan Eva adalah musibah. “Keluarga meminta jenazah tidak diautopsi. Itu adalah musibah dan takdir,” ujar Anton di Mapolsek Cibeunying Kidul, Selasa 25 Juli 2017.
Menurut Anton, serah terima jenazah kepada keluarga dilakukan hari ini di Rumah Sakit Polri, Sartika Asih di Jalan Mohamad Toha, Kota Bandung.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Yoris Maulana mengatakan, polisi belum menemukan tanda-tanda bahwa kedua perempuan yang tewas pada Senin kemarin sore itu terlibat cekcok atau pertengkaran lainnya.
“Belum ada perkembangan apapun, kami juga masih mencari tahu mengapa orang dengan gangguan jiwa dibiarkan tinggal di apartemen,” ujar Yoris, melalui ponselnya.
edua perempuan yang diduga bunuh diri itu diketahui mengalami gangguan kejiwaan sejak 8 tahun lalu. Keduanya tinggal bersama Joe, keponakan mereka yang masih duduk di bangku SMA. Joe adalah anak Rionald Parubak, kakak dari kedua wanita tersebut.
Dari penelusuran di jejaring sosial bagi profesional linkedin.com, Rionald Parubak bekerja sebagai engineer di satu perusahaan operator telepon selular. Kapolsek Cibeunying Kidul, Kompol Anton Purwantoro pun membenarkan, Rionald bekerja di satu perusahaan operator telepon selular dan bertugas di Jayapura.(TJ/JBS/MD)