JABARSATU – Kepala Balai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung, Abdul Harim mengaku sudah terjun ke lapangan terkait adanya instruksi memantau penarikan beberapa merek mie yang mengandung babi. Pasalnya, sejumlah merek mi tersebut tidak mencantumkan label peringatan “Mengandung Babi”.
“Memang ada instruksi tersebut untuk menarik sejumlah mi yang mengandung bahan babi ke seluruh importir di Indonesia. Kami disuruh untuk memantau penarikan tersebut berjalan sesuai instruksi atau tidak,” ungkapnya saat dihubungi via telepon seluler, Kota Bandung, Minggu .
Berdasarkan intruksi itu, ia mengaku memantau ke sejumlah supermarket yang ada di wilayah kerjanya. Namun, BBPOM tidak menemukan mi instan yang dikabarkan bermerek Korea itu.
“Kami memantau sesuai tempat yang diinstruksikan. Tapi tidak ditemukan, ada juga yang sudah ditarik oleh importir. Semuanya sesuai dengan surat edaran,” katanya.
Dikatakannya, terjadinya perihal tersebut, karena ketika pendaftaran izin tidak mencantumkan kalau mengandung bahan babi. Kendati untuk yang mengeluarkan izin adalah dari BBPOM pusat.
“Kalau kecolongan kita tidak tahu, karena tupoksi kita lebih kepada keamanan dari obat dan makanan. Rencananya ada telekompress dari pusat dan meminta data-data dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, label halal sendiri yang dikeluarkan dari MUI di Indonesia memang tidak wajib, hanya yang memiliki sertifikat halal dari MUI yang dapat mencantumkan. Maka diharapkan agar masyarakat hanya memilih barang yang sudah ada label halalnya.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk membeli yang sudah ada label halal, kemungkinan ada hal yang tidak diinginkan lebih kecil. Importir harus menyanggupi untuk menarik dari pasaran, kalau ditemukan dilapangan maka akan langsung kita amankan,” tambahnya.(GM/JBS/MD)
