JABARSATU – Rencana revitalisasi Jalan Otista atau Oto Iskandardinata Badung disambut positif. Revitalisasi ini direncanakan di koridor simpang Jalan Suniaraja hingga simpang Jalan Asia Afrika. Langkah revitalisasi Jalan Otista yang akan meramaikan area sekitar Pasar Baru itu diyakini ampuh menghapus stigma gelap, rawan, dan kumuh kawasan tersebut pada malam hari.
“Saya sih tidak masalah (adanya revitalisasi Jalan Otista). Bahkan, lebih baik dijadikan ramai lagi di malam hari. Supaya gelandangan dan tunawisma tidak tinggal di trotoar ini,” kata Yuyun (35), salah seorang pemilik toko kelontong, di area Pasar Baru, Jalan Otista, Bandung.
Seperti diberitakan Pikiran Rakyat sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung akan merevitalisasi sebagian Jalan Otista. Pemkot Bandung juga mengagendakan serangkaian acara untuk membuat kawasan tersebut selalu hidup pada malam hari. Setelah tahapan sosialisasi rampung bersama PKL dan para pemilik bangunan, pemerintah akan mengecat bangunan di sepanjang koridor dengan warna warni cerah dan didekorasi.
Selama ini, kata Yuyun, tunawisma memenuhi koridor Jalan Otista. Tunawisma ini menurut dia sudah makin nyaman dengan trotoar yang telah direvitalisasi. Jumlah mereka juga banyak dan tersebar di kedua lorong area pedestrian. Dengan kondisi lingkungan yang sepi, para “penghuni” trotoar itu malah menjadikan pintu toko sebagai toilet mereka.
“Tunawisma itu memang buang air seenaknya. Makanya, saya sih tidak keberatan kalau ada revitalisasi nantinya. Namanya juga program pemerintah kota, ya saya dukung. Asalkan sehabis berjualan atau seusai acara, semua bisa bersih kembali,” katanya.
Yuyun juga tidak keberatan dengan rencana Pemkot Bandung mengecat bangunan dengan aneka warna dari sponsor. Asalkan, kata Yuyun, para pemilik toko tidak diwajibkan membeli bahan cat tersebut. Ada pun pemilihan warna bisa didiskusikan lebih lanjut dengan pemilik toko.
Mustofa (35), pemilik toko suvenir di depan Pasar Baru juga menyambut baik rencana revitalisasi. Bahkan, dia rela menambah jam kerja karyawannya agar bisa buka malam hari untuk mendapat penghasilan tambahan.
“Kadang-kadang kami memang tutup pukul 21.00 kalau lagi ramai. Nanti hasil (revitalisasi) ini kita lihat. Kalau ramai, baru kita ikut buka walau sampai pukul 24.00,” katanya. (PR/jbs/MD)