Home Bandung Jeihan dan Kematangan Pikiran Terekam Dalam Buku dan Pameran Sufi

Jeihan dan Kematangan Pikiran Terekam Dalam Buku dan Pameran Sufi

2206
0

JABARSATU –  Sebagai pelukis ternama, di  usianya  yang menginjak 79 tahun  Jeihan Sukamantoro semakin matang, pemikiran dan nuraniya semakin tunduk pada semesta.Inilah kemamapan yang sempurna dari seorag manusia.

Sejak ahun 1960 himgga kini, pelukis dengan ciri khas mata hitam ini semakin eksis. Ia terus menggali esensi serta nilai-nilai hidup melalui jalan seni dengan indah, sejak ia memicu ledakan harga lukisan di dekade 1980-an.

Kamis 1 Juni 2017 ini,  berempat di studio Jeihan jl. Padasuka Bandung, Sang maesto rupa yang legendaris Indonesia meluncurkan buku terbarunyadisertai Pameran Tunggal Lukisan “SUFI/SUWUNG” yang akan berlansgung 2 hngga 20 Juni 2017 .

Buku berjudul JEIHAN: Maestro Ambang Nyata dan Maya ini ditulis oleh Mikke Susanto diterrbitkan Kepustakaan Populer Gramedia . Berkisa  tentang banyak hal. Diriset dan ditulis oleh Mikke selama lebih kurang 2 tahun, dari 2015-2017. Perkenalan dan hubungan antara Jeihan dan Mikke Susanto selama lebih 4 tahun tersebut, selain menghasilkan aktivitas pameran terkurasi, juga catatan yang terkait dengan aktivitas hidup dan seni Jeihan.

Sejumlah 14 bab khusus disajikan terkait dengan pola hidup Jeihan sebagai pelukis dan pribadi yang khas. Sebagai bagian dari utama tersaji pemikiran khas Jeihan tentang kehidupannya di ambang dunia realitas dan non-realitas. Hidupnya kaya talenta seni (rupa dan sastra). Sekaligus mengalami dinamika yang luar biasa, menjadikan dunia Jawa (bernafaskan budaya Hindu), Islam dan Barat bersatu padu di dalam jiwanya. Melukis dan berpikir menjadi satu sepanjang hidupnya.

Dalam peluncuran buku ini, sejumlah seniman dan pakar seni direncanakan hadir. Tisna Sanjaya (perupa dan staf pengajar ITB), Prof. Jacob Sumardjo (budayawan), Nasirun (perupa), HM. Nasruddin Anshoriy Ch. (penulis dan pengasuh Pesan Trend budaya Ilmu Giri, Yogyakarta) dan KH. Zawawi Imron (penyair) diminta sebagai pembahas. Adapun dua guru besar seni, Prof. Endang Caturwati dan Prof. Dr. Wiendhu Nuryanti akan turut menyemarakkan acara sebagai komentator.

“Pameran dan peluncuran buku ini baginya menjadi tanggung jawab sosial dan spiritual dalam menjalani hidup sebagai insan di dunia ini. Untuk itu Jeihan ingin mengajak semua rekan jurnalis, seniman, budayawan, penyinta seni, dan masyarakat untuk bisa bersama bersenandung ilahi, menikamti puasa penuh berkah, dan mengapresiasi seni yang selama ini dijalani” ujar Mike.

Sedangkan dalam pameran “SUFI/SUWUNG” mengetengahkan lukisan-lukisan yang bertema keilahian. Lebih tepatnya hubungan antara Jeihan dan keesaan Allah. Setidaknya dua puluhan lukisan yang disajikan menggambarkan dunia sunyi Jeihan yang mengangkat makna diri manusia dan sufi. Di luar itu, hubungan Nusantara sebagai negeri rahmatalil alamin juga disajikan. Lukisan-lukisan yang ditampilkan ini merupakan tema khusus yang telah dibahas dalam buku terbaru. (JBS/Matdon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.