JABARSATU- Menteri Perindustrian(Menperin) Airlangga Hartarto menjelaskan, pusat inovasi yang dibangun oleh industri otomotif salah satu upaya untuk menghadapi era Industry 4.0. “Karena inovasi merupakan kebutuhan pelaku industri agar dapat berdaya saing memasuki revolusi industri ke-4, dengan memanfaatkan teknologi terkini seperti robotic, 3D printing, artificial intelligence, dan internet of things,” disampaikan dalam rilisnya, di Karawang, Jawa Barat, Senin (10/4/2017).
Di sektor otomotif, menurut Airlangga, pemerintah tengah berupaya mengembangkan kendaraan low carbon emission vehicle (LCEV). Program ini melanjutkan suksesnya dari kendaraan jenis low cost green car (LCGC). “Kami tengah mengkaji untuk kendaraan emisi yang lebih rendah. Produksi kendaraan bisa mengikuti perkembangan teknologi terbaru seperti hybrid, dan pemerintah juga sedang mendorong produksi kendaraan pedesaan,” ujarnya.
Untuk mencapai sasaran tersebut, salah satu prasyarat yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang terampil. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri.
“Kami sudah melaunching di Jawa Timur, yang akan dilanjutkan di Jawa Tengah dengan melibatkan 100 industri dan lebih dari 360 SMK. Program ini bertahap ke daerah-daerah lainnya,” tutur Airlangga.
Airlangga menegaskan, tujuan pendidikan vokasi ini selain untuk menyiapkan tenaga kerja industri yang terampil, juga akan mempu meningkatkan daya saing Indonesia dalam sektor manufaktur. “Tentunya diharapkan industri akan terus menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan,” ucapnya.
Situasi ekonomi global yang sedang tertekan, menurutnya, tidak hanya dialami di kawasan Asia, namun juga dihadapi dunia. “Di tengah-tengah penurunan ekonomi tersebut, perekonomian Indonesia pada tahun 2016 ternyata masih tetap tumbuh di atas lima persen,” pungkasnya.(KP/JS/HMT)