Reshuffle Tumbal Kegagalan Presiden
Oleh: Ferdinan Hutahean
Signal Reshuffle semakin berhembus dan menjadi tak terbantahkan ketika nama-nama menteri yang diganti beredar dari media ke media, bahkan nama pengganti menteri tersebut juga beredar. Dan hari ini kamis, akan dilakukan rapat paripurna di Istana dan akan menjadi rapat paripurna terakhir bagi para menteri yang diganti.
Mengapa Reshuffle kabinet harus dilakukan? Untuk siapa sesungguhnya Reshuffle tersebut? Untuk Jokowi kah atau untuk bangsa? Reshuffle kali ini memang menjadi sedikit janggal ditengah pernyataan-pernyataan pemerintah atau statemen yang sering dilontarkan presiden bahwa Indonesia saat ini semakin baik, jauh lebih baik, ekonominya tumbuh, pembangunan infrastruktur berjalan baik. Ini yang selalu dikemukakan ke publik.
Jika kondisinya memang semua berjalan baik dan lebih baik serta bertumbuh, lantas apa kira-kira alasan Reshuffle ini dilakukan? Bukankah akan jadi kontradiktif ketika semua baik tapi terjadi Reshuffle?
Reshuffle mestinya terjadi dan dilakukan ketika kinerja pemerintah buruk, kinerja kabinet tidak baik. Inilah yang berbeda situasinya dengan apa yang selalu disampaikan Jokowi bahwa Indonesia semakin baik. Dengan demikian, dapat kita nyatakan bahwa memang Pemerintah selama ini tidak jujur tentang situasi negara, pemerintah menutupi kemunduran bangsa. Dan atas buruknya situasi negara disemua lini maka dilakukanlah Reshuffle dengan harapan situasi akan membaik. Ekonomi membaik dan Polhukam membaik.
Apakah Reshuffle ini murni hanya dengan alasan bahwa kinerja pemerintah buruk? Sepertinya tidak, karena Reshuffle kali ini juga dalam rangka mengakomodir kepentingan partai pendukung yang kini semakin gemuk.
Dengan demikian, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan atas rencana Reshuffle jilid dua ini.
Pertama adalah, Indonesia terntata memang sedang dalam kondisi yang buruk, ekonominya merosot, penegakan hukumnya buruk, situasi politik tidak sehat.
Kedua, Pemerintah tidak jujur tentang situasi dan kondisi bangsa.
Ketiga, Reshuffle dalam rangka menguatkan kekuasaan Jokowi dengan bagi-bagi kursi.
Keempat, menteri yang diganti hanya menjadi tumbal kekuasaan bagi Jokowi.
Selamat bagi para mentri baru, selamat anda akan jadi tumbal kekuasaan kelak kedepan.
Jakarta, 27 Juli 2016