BANDUNG, JABARSATU — Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan bahwa narkotika adalah musuh kemanusiaan. Narkotika menumbulkan kerugian yang sangat besar, baik dari segi kesehatan, sosial, ekonomi, juga keamanan.
“Narkoba ini adalah musuh kemanusiaan. Seseorang kalau sudah kena narkoba. Jaringan syarafnya akan kena (terganggu). Sembuh bisa, tapi tingkat kesembuhannya harus terus dipantau. Karena ketika ada pemicu, bisa dengan mudah terlibat lagi,” kata Aher, pada Puncak Acara Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), di Lapangan Alun- alun Ujungberung, Bandung Jawa Barat, Minggu (26/06/2016).
Rentang umur pengguna narkotika di Jawa Barat, lanjut Aher, adalah usia 10- 59 tahun. Data BNN menyebutkan dari angka 34,7 juta jiwa pengguna narkotika di Indonesia, prevalensi Jawa Barat ada di angka 2,45%. Dengan jumlah absolut pengguna narkotika di Jawa Barat 850 ribu jiwa.
Maka usia paling dini terkontaminasi narkotika adalah usia Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu, sesuai dengan tema HANI 2016 kali ini, yakni ‘Listen First: Listening to Children and Youth is The First Step To Help Them Grow Healthy and Safe’, menurut Aher, perang melawan narkotika dapat dimulai dari ketahanan keluarga.
Keluarga yang harmonis, dapat menjadi benteng sekaligus media ‘dengar’ yang baik bagi anak-anak, khususnya pada usia remaja. Sehingga keluarga dapat menjadi wadah bagi anak atau remaja untuk mencurahkan emosi dan perasaannya. Pada tahapan tersebut, orang tua dapat menjadi pembimbing bagi anak dalam menyelesaikan permasalahannya tanpa harus terjerat hal yang terlarang sebagai pelampiasan.
“Salah satu cara menghentikan narkotika adalah kekuatan rumah tangga, dengan ketahanan keluarga. Mari warga di Jawa Barat tumbuhkan keharmonisan, untuk jadi pendengar untuk anak- anak kita, untuk dapat membimbing generasi penerus kita,” ujar Ahmad Heryawan.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat Brigjen Pol. Iskandar Ibrahim mengungkapkan, Indonesia memaknai HANI sebagai momentum untuk kembali mengingatkan masyarakat bahwa narkotika masih menjadi momok bagi bangsa ini. “Jumlah korban yang terus bertambah dan sindikat yang kian cerdik mencari cara memasok narkotika mengharuskan kita untuk selalu waspada dan dengan gigih menolak narkotika beredar di ranah ibu pertiwi,” ungkapnya.
BNN sebagai leading sector penanganan permasalahan narkotika di Indonesia telah melakukan berbagai upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Pada HANI 2016 ini, BNN bersama BNNP , serta BNN Kabupaten/ Kota (BNNK) menggalakan kampanye ‘Stop Narkoba’, berikut berbagai edukasi, sosialisasi, dan pemberian informasi terkait P4GN dengan bersentuhan langsung bersama masyarakat.
“Strategi terbaik adalah pencegahan narkotika dengan sasaran prioriras anak- anak dan pemuda,” ujar dia.
Pada kegiatan tersebut, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, bersama Kepala BNNP Jabar Iskandar Ibrahim meluncurkan website bnn.jabarprov.go.id sebagai jendela informasi, sekaligus media sosialisi dan pengaduan masyarakat terkait masalah narkotika di Jawa Barat.
Juga bersama Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, juga diluncurkan iklan layanan masyarakat bertemakan #stopnarkoba, yang ‘di-branding’ di sebanyak 210 Bus Kota. (ttg)