Home Bandung Membuat Film Tidak Mesti Labrak Norma Agama

Membuat Film Tidak Mesti Labrak Norma Agama

1826
0

BANDUNG, JABARSATU – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan bahwa untuk memproduksi sebuah film harus memiliki kemampuan kreativitas yang tinggi, terutama dalam membuat sebuah karya film religi. Namun, dia juga mengungkapkan bahwa untuk menghasilkan sebuah karya seni terutama film tak harus melanggar norma ataupun syariat Islam.

Hal ini Deddy ungkapkan ketika dia menjadi narasumber dalam talk show Inspirasi Ramadhan (Irama) di Masjid Salman ITB, Jl. Ganesa Kota Bandung, pada Kamis (23/6/2016). Deddy mengatakan hal tersebut saat dia menjawab pertanyaan dari salah satu peserta talk show mengenai kebebasan berekspresi para seniman dalam membuat sebuah karya yang sering menabrak aturan atau norma beragama.

“Jadi dalam proses kreatif tadi, pertama adalah tujuannya memang kita ada nilai ibadah di dalamnya,” ungkap Deddy.

“Kemudian kreativitas tadi, bagaimana mengemas nilai Islam tadi dalam bentuk kreativitas yang tidak melanggar syariat Islam,” lanjutnya.

Menurut Deddy, membuat sebuah karya seni yang Islami justru memiliki tantangan tersendiri dalam proses kreativitasnya. Para pembuat film dituntut mempunyai ide lebih, misalkan dalam sebuah adegan percintaan. Deddy mengatakan untuk menimbulkan rasa kasih sayang mendalam antar-sesama pemain tak harus beradegan yang mengumbar syahwat, namun bisa dengan cara lain seperti dialog yang menyentuh dan dalam.

“Azam sama Aya dalam Para Pencari Tuhan karena bukan mahrom, tidak ada adegan pelukan sama sekali walaupun adegannya adegan percintaan. Karena itulah tingkat kesulitannya bertambah dan kreativitasnya harus lebih daripada film yang lain,” papar Deddy akan sinetron yang dibintanginya.

“Nah dalam adegan itu, bagaimana Azam mengungkapkan bahwa dia cinta sekali kepada Aya. Itu dibutuhkan kreativitas yang tinggi, makanya timbul sebuah dialog yang fenomenal di dunia maya saat itu. Dalam dialog itu Azam mengatakan ‘seandainya syariat membolehkan, aku ingin berwudhu dengan air matamu’,” tutur Deddy mengungkapkan dialog dalam adegan tersebut.

Deddy juga menuturkan bahwa membuat film bagi dirinya adalah sebagai ungkapan syukur dan ibadah. Selain itu, ia pun ingin setiap karya yang dibuatnya memiliki nilai manfaat bagi masyarakat banyak.

Selain diskusi tentang proses kreativitas dalam menghasilkan sebuah karya seni film, dalam kegiatan ini juga diputar salah satu film karya Deddy Mizwar yang berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Film ini mengisahkan tentang para pencopet cilik yang bertaubat dan berusaha untuk pindah profesi menjadi pedagang asongan.  (ttg)