Tasikmalaya, JABARSATU – Konstelasi politik di Kota Tasikmalaya menjelang pilkada 2017 mendatang terus bergeliat. Calon incumbent Budi Budiman dan Dede Sudrajat dipastikan bakal menjadi strategic point di tengah beragam kecenderungan dan hasrat setiap partai politik dalam membidik posisi wakil walikota.
Perihal siapa dan dengan yang mana kedua calon itu akan bersanding, tentu masih menjadi misteri dan teka teki yang menarik disimak seksama.
“Agak menarik memang di Kota Tasik ini mengingat calon walikotanya hanya dua, sedangkan calon wakilnya lebih dari 5. Tentu ini akan menghadirkan optimisme dari masing-masing kekuatan partai untuk mendekati incumbent, “ujar Sekretaris Majelis pakar PPP Kota Tasik, Dindin C Nurdin, kepada jabarsatu.com di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat, (11/03/2016).
Dijelaskannya pula bahwa popularitas dan elektabilitas incumbent sudah sangat terukur bahkan bisa disebut sebagai magnet super power yang memiliki tingkat resorsis politik tinggi. Karena itu, sangatlah wajar jika beberapa nama kerap menghiasi lapak-lapak medsos yang dalam dinamikanya terkesan mengerucut untuk dipaketkan dengan incumbent.
“Jadi bukan hanya yang muncul itu paket Budi-Denny Romdony saja, tetapi ada juga paket Budi-Heri Hendriana, Budi- Miftah Fauzi, Budi – Heri Ahmadi,”jelas Ketua Ikatan Sarjana NU Kota Tasik itu.
Lebih dalam ia menerangkan bahwa terdapat tiga parameter untuk mengukur dengan siapa incumbent itu pantas disandingkan yakni, standar survei, komunikasi politik yang dibangun antar partai di tingkat DPC, DPD, DPP dan bangunan koalisi antar partai.
“Jadi hari ini tidak bisa ditebak siapa dengan siapa dan yang mana, yang pasti pilih aku atau dia lah, “tutupnya. (boy/jbs).