JABARSATU – Presiden Joko Widodo dikabarkan akan mereshuffle kabinet kerja sebelum 15 Januari 2016. Informasi yang beredar di kalangan wartawan, reshuffle kabinet akan dilakukan di Istana Bogor.
Namun, kabar tersebut dibantah tegas tim komunikasi presiden Ari Dwipayana. “Enggak ada itu, belum ada kabar (reshuffle) itu,” kata Ari Dwipayana yang dilansir laman Rimanews, Rabu (06/01/2016).
Selain waktu pelaksanaan Reshuffle, beredar juga kabar, nama menteri-menteri yang akan direshuffle.
Nama-nama menteri yang akan direshuffle, diantaranya, Luhut Panjaitan yang akan digeser menjadi Menteri Utama. Luhut akan membawahi para menko. Posisi menteri utama merupakan posisi baru.
Posisi Luhut sebagai Menko Polhukam nantinya akan diisi, Johnny Lumintang.
Sementara, Rini Soemarno akan melepas Menteri BUMN dan menduduki jabatan barunya sebagai Menteri Perhubungan. Posisi menteri BUMN masih digodok Jokowi kemungkinan besarnya dari Parpol.
Selain itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin juga akan dicopot dan posisinya akan diisi oleh Marwan Jafar. Menteri-menteri yang tergusur lainnya adalah Menteri Agraria dan Kepala BPN Ferry Mursidan Baldan. Posisinya akan diisi Teten Masduki.
Menteri PAN Yuddy Chrisnandi dicopot dan posisinya akan diisi kader Partai Amanat Nasional (PAN).
Jaksa Agung Prasetyo dicopot dan posisinya akan diisi Todung Mulya Lubis. Todung sudah dipanggil Jokowi di Istana Negara dua hari lalu.
Menteri PU Basuki dicopot diganti kandidat profesional dari salah satu dirjen di PU.
Informasi yang diperoleh, dalam reshuffle kali ini, Jokowi mengutamakan menteri yang memiliki kemampuan menyerap anggaran. Sebab, kabinet kerja yang sekarang memiliki kelemahan utama pada penyrrapan anggaran. Faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi nasional.
Informasi terkait reshuffle ini beredar melalui pesan berantai di kalangan wartawan. Namun, kebenaran informasi ini belum bisa dipastikan. Sebab, menjelang Reshuffle banyak kelompok-kelompok kepentingan yang berusaha mengganggu konstelasi politik melalui pesan berantai. Pembaca diharap secara cerdas menyikapi informasi yang beredar.(jbs/rc)