JABARSATU – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan menyatakan provinsi yang dipimpinnya siap untuk menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Pekan Parasailing Nasional (Peparnas) XV. Dukungan semua pihak, termasuk media, sangat penting untuk menyukseskan PON XIX.
“Kami siap menjadi tuan rumah. Ini penantian panjang bagi warga Jawa Barat. Sejak 55 tahun lalu, Jabar menjadi tuan rumah PON, yakni pada 1961,” ujar Gubernur Jabar dalam acara “Media Gathering, Diskusi Dukungan Media” di Gedung Sate, Bandung, Jabar, Senin (16/11).
Dikatakan, persiapan telah dilakukan sejak lama, termasuk pembangunan venue tempat penyelenggaraan berbagai cabang olahraga. Menurut Gubernur yang akrab disapa Aher itu, hingga Desember nanti sekitar 85-90% venue siap digunakan.
“Sisanya, 10-15% harus selesai paling lama Juni 2016. Januari nanti, tender pembangunan dan perbaikan venue sisanya sudah bisa dilakukan,” ujarnya.
PON XIX akan mempertandingkan 755 nomor dari 44 cabang olahraga. Lebih dari 15.000 atlet dan ofisial yang akan hadir dan dilayani oleh 9.845 panitia pelaksana. Seluruhnya ada 61 venue yang terletak di 15 kabupaten/kota di Jabar.
Sedangkan, maskot PON nanti adalah surili (presbyris comata), sejenis primata langka yang tinggal di Taman Nasional Gede Pangrango. Maskot PON diberi nama Lili dan Lala.
“Hewan ini dipilih karena kelucuan, bersahaja, lincah, dan lengkingannya yang keras. Semua itu mewakili sifat dan kemampuan para atlet,” ujarnya.
Sebagai maskot, Lili dan Lala dikenakan iket, yakni pengikat kepala khas warga Jabar. Sedangkan, lambang PON berupa api berbentuk kujang, senjata sejenis keris khas Jabar. Api kujang itu melambangkan semangat yang membara.
PON XIX akan mengusung tagline “Berjaya di Tanah Legenda”. Kata-kata itu dipilih karena banyak sejarah dan legenda yang terjadi di Jabar. Banyak peristiwa nasional dan dunia, seperti Konferensi Asia Afrika (KAA), yang terjadi di Jabar.
“Jabar merupakan provinsi pertama dan berpenduduk terbanyak di Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, ujar Aher, Jabar banyak mencetak atlet-atlet kelas nasional dan dunia. Banyak nama atlet yang dikenal di dunia dan dalam negeri, seperti Susi Susanti, Taufik Hidayat, Robby Darwis, Ricky Subagja, Rexy Mainaki, dan Maman Suryaman.
“Jabar juga memiliki legenda yang kuat secara historis, seperti legenda Dayang Sumbi dan Tangkuban Perahu serta situs Gunung Padang yang sudah terkenal hingga mancanegara,” ujarnya.
Yang pasti, ujarnya, pemerintah dan masyarakat Jabar serta panitia PON XIX butuh dukungan semua pihak, terutama media. Kekuatan besar media massa harus dihadirkan agar PON tahun depan sukses.
Aher juga memastikan bahwa penyelenggaraan PON nanti akan bersih dari praktik-praktik korupsi. Anggaran yang besar dan banyaknya tender yang dilakukan memunculkan pandangan-pandangan miring terkait pelaksanaan PON nanti.
“Saya tahu banyak yang membicarakan saya. Banyak juga orang yang datang kepada saya dan mengaku teman sekolah. Itu wajar saja dan biasa terjadi. Tapi, tekad saya, penyelenggaraan PON nanti benar-benar bersih. PON di tanah legenda ini juga harus bisa membangkitkan kembali kejayaan olahraga nasional,” ujarnya.
Sejumlah pemimpin media massa yang hadir dalam acara itu memberikan beberapa masukan agar penyelenggaraan PON bisa sukses. Disarankan, berbagai kegiatan sebelum PON diselenggarakan, seperti pesta kuliner dan even-even budaya yang dikaitkan dengan pelaksanaan PON.(ujang/bs)