JABARSATU – PT Pindad (Persero) merambah bisnis alat berat. Menteri BUMN Rini Soemarno di sela kunjungan ke kantor pusat PT Pindad di Jalan Gatot Soebroto, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/6), mencoba produk terbaru BUMN strategis itu berupa eskavator tipe Pindad Excava 200
Diakhiri applaus, sempat ditampilkan demo dari eskavator kelas 20 ton itu yang masih berupa purwarupa (prototype). Pesanan sebanyak 100 unit dari BUMN Karya sudah menanti Pindad. Rini meminta perseoran yang berbasis industri pertahanan itu secepatnya merampungkan SNI-nya.
“Saya haruskan BUMN infrastruktur membeli dari Pindad. Mereka sudah melihat sendiri barangnya. Karenanya sertifikatnya jangan lama-lama, dan tahun ini produksi sudah jalan,” katanya.
Menteri Rini bilang, penggunaan eskavator nasional itu merupakan bagian dari sinergi BUMN. Lebih dari itu, program itu diharapkan bisa menjawab kebutuhan sekaligus mengurangi impor terutama aktivitas pembangunan infrastruktur yang semakin pesat. “Waskita Karya, Adi Karya, Hutama Karya dalam tahun depan punya proyek jalan tol, pelabuhan, bandara, terminal, jadi sangat membutuhkan alat berat ini,” kata dia.
Rini juga menyatakan bahwa produksi eskavator bukan berarti Pindad tak fokus di bisnis intinya. Langkah ini menjadi bagian strategis guna meningkatkan kadar riset dan pengembangan yang dinilai bakal rendah jika terus berkutat di bisnis utama, padahal secara kemampuan teknologi mumpuni.
Dirut Pindad, Silmy Karim menyatakan, bahwa gagasan eskavator itu muncul dari empat kementerian yakni Kementerian PU&PR, Bappenas, Kemenperin, dan BUMN pada Februari lalu. Karena teknologi sudah dikuasai, proses pengembangan hingga membangun prototype menjadi relatif mudah. “Kecuali mesin, teknologi eskavator ini sudah kita kuasai seperti hidrolik. Selama ini pun kami produksi suku cadangnya macam bucket teeth,” terang Silmy.
Pihaknya menjadwalkan uji sertifikasi dilakukan antara September-Oktober. Dengan demikian, pihaknya siap menggelar produksi. Kapasitas per tahun bisa 100 unit dengan sistem 1 shift.
Data penjualan menunjukkan bahwa kebutuhan eskavator bisa mencapai 7.947 unit per tahun. Pindad mengambil 5 persen saja, di antaranya dari BUMN, kata Silmy, merupakan pencapaian yang menggembirakan. (iba/prib/jbs)